Wamena, nirmeke.com – Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Provinsi Papua Pegunungan Sepi Wanimbo meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Jayawijaya Wamena tertipkan Menara salib yang ada di depan kantor Bupati Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan.
Wanimbo menjelaskan Pemerintah Daerah membangun salib ini melambangkan kedamaian melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib di bukit Golgota sebabnya setia umat yang ada di wilayah Lapago Pegunungan ini hidup penuh dengan damai, hidup penuh dengan nyaman dan tentram bagi semua orang yang ada di kota Hubula.
“Saya melihat beberapa tahun lalu sampai dengan saat ini tahun 2024, perhatian dan ketertiban dari pemerintah daerah begitu kurang efektif dalam penanganan, pengelolaan di tunggu salib jantung kota Wamena,” ujar Wanimbo.
Dari Pengamatannya, terlihat setiap hari anak muda-mudi selalu melakukan tindakan kejahatan merugikan kesehatan, dan masa depan mereka sendiri yaitu berkumpul melakukan pesta minuman keras Miras, Pesta ganja, isap aibon, dan lain – lainnya.
“Pesta miras, isap aibon, isap ganja ini secara otomatis mereka tidak bisa berpikir hal yang positif melakukan yang baik tetapi ada di pikirannya mereka hanya untuk kenikmatan sesaat saja,” menurutnya.
Wanimbo menjelaskan, dari 428 suku, bahasa dan budaya yang ada di tanah Papua termasuk Kabupaten Jayawijaya ini, ia melihat angka populasi Orang Asli Papua sekitar 4, 30 persen sekian tetapi dibagi Non Papua dengan Papua asli sekitar 2.30 persen sekian.
Dengan melihat kondisi ini, harunsnya Pemerintah daerah, Anggota Keamanan TNI/Polri, Tokoh Gereja, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan setiap OKP yang ada di tanah Wilayah Lapago bersatu hati, kompak mengedepankan kesatuan, kedamaian di tanah Papua.
“Persoalan situasi di kota Hubula ini tentu harusnya DPRD membuat suatu peraturan daerah untuk mengatur dan mengikat keamanan, kenyamanan di kota Hubula supaya rakyat memahami lalu mengikutinya dengan seksama,” ujarnya.
Kata Wanimbo, menara salib yang raksasa dibangung oleh Pemerintah daerah ini sangat luar biasa maka harap Pemerintah daerah untuk menjaga, memelihara, dan tertipkan supaya setiap umat Tuhan melakukan pesta rohani, kebaktian kebangunan rohani, doa puasa dibawa tunggu menara salib ini dengan damai, nyaman, aman.
“Semua elemen bersatu hati, bersatu pikiran, bersatu pandangan, kompak, lalu memajukan pembangunan di berbagai lini di kota Hubula Jayawijaya ini, saya pikir perubahan besar akan terjadi di depan mata kita semua,” ujarnya.
Ia menambahkan, penanganan penyakit sosial dan memajukan pembangunan di wilayah Hubula ini ketika dengan tidak sehati, tidak sepikir maka akan terjadi kemunduran kemajuan sehingga nomor satukan kesatuan lalu membangung honai bersama ini.
“Generasi emas Papua khusus wilayah Lapago saat ini banyak yang jadi korban sia-sia karena penyakit sosial seperti saya sebut di poin atas maka pemerintah daerah sebagai orang tua jangan tingal diam, pura – pura tidak dengar, tidak lihat tetapi membuka mata hati dan rohani lalu selamatkan mereka yang sedang korban hari ini,” tegasnya.
Ia berharap persoalan penyakit sosial hari ini membutuhkan pertolongan dari kita semua oleh karena itu Pemerintah Daerah wajib melakukan kebijakan atau langkah-langkah tindakan konkrit dalam penyelamatan bagi setiap rakyat yang hidup di wilayah Lapago Papua. (*)
Pewarta: Grace Amelia