Jayapura, nirmeke.com – Pengurus Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua (KP-AMP) menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas kepergian Albert Pahabol, Sekjen 2 AMP Pusat. Albert yang akrab disapa Mungguar itu meninggal dunia, Sabtu (16/1/2021) lalu, setelah menjalani perawatan di RSUD Dok II Jayapura.
“Terima kasih atas dedikasi dan perjuangan untuk membangun kesadaran rakyat Papua selama ini. Semangat juangmu akan selalu kami jaga sampai Papua merdeka,” ujar Jhon Gobai, melalui akun resmi AMP, Sabtu (16/1/2021) siang.
Veronica Koman, pengacara dan pegiat hak asasi manusia asal Indonesia yang gencar mengadvokasi isu-isu pelanggaran HAM di Tanah Papua juga menyampaikan turut berbelasungkawa atas berpulangnya Albert Pahabol ke rumah keabadian.
“Albert memang sosok kharismatik yang pemberani, tangguh, tegas, lincah, dan kocak. Orang hebat. Kawanku. Adikku,” tulis Vero di akun resmi facebooknya.
Bagi Vero, bukan hanya AMP yang kehilangan seorang Albert, tetapi West Papua dan kemanusiaan pada umumnya.
Alberth Mungguar Pahabol menurut Vero, akan menjadi orang besar bila saja tidak berpulang lebih dulu di umurnya yang baru 23 tahun akibat hidup dibawah tekanan kolonialisme.
“Sungguh berduka. Raganya meninggalkan kita hari ini, tapi jiwa dan semangatnya akan selalu bersama kita, hingga yang kita damba dan nanti tiba: kebebasan West Papua,” lanjutnya.
Sabtu (16/1/2021) sore, pengurus dan anggota AMP melakukan salam penghormatan terakhir kepada Dalinus Waker (Tores), Albert Pahabol dan Roy Karoba serta semua pejuang yang telah mendahului rakyat dan aktivis pejuang Papua merdeka.
“Selamat tenang dengan damai. Terima kasih untuk perjuanganmu. Kami akan melanjutkan perjuangan mulia ini,” demikian AMP sembari memberi penghormatan terakhir.
Jenazah Albert Mungguar Pahabol dimakamkan di pekuburan umum Ekspo Waena, Kota Jayapura, Minggu (17/1/2021) siang kemarin. Pemakaman dilakukan usai upacara dan penghormatan terakhir secara militan oleh seluruh aktivis organ pergerakan yang ada di Tanah Papua.
Patriot Terdepan
Mungguar sebelum menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (16/1/2021) dini hari sekira Pukul 3:45 WP tercatat sebagai patriot terdepan di barisan perlawanan bersama AMP. Itu dibuktikan dalam seluruh aktivitasnya di Jakarta.
Mendiang aktif di organisasi AMP. Menjabat sebagai sekretaris II KP-AMP setelah terpilih melalui kongres nasional AMP ke-IV di Yogyakarta, Februari 2018. Sebelumnya ia sekretaris AMP Komite Kota Jakarta periode 2015-2017.
Mungguar mulai kontak dengan pergerakan di tanah kolonial, terutama pergerakan mahasiswa di Jakarta pada 2014, tahun-tahun awal ia dari Papua datang ke Jawa langsung pegang megaphone dan berdiri disamping Jefri Wenda, Frans Nawipa, Adhen Dimi, Jhon Gobai dan kawan-kawan lainnya, lalu terus melantangkan suara-suara perlawanan di ibu kota negara Indonesia.
Sepanjang tahun 2014-2017 AMP mengalami masa yang paling sulit, terutama membangun pergerakan di kota Metropolitan. Ketika itu aksi massa kerap hanya 4 sampai 6 orang saja.
Selama masa sulit itu Mungguar terlibat dalam proses pembangunan basis massa. Hingga FRI-WP terbentuk ia aktif memberikan pemahaman kepada orang-orang Papua di Jakarta tentang pentingnya solidaritas, persatuan dan aksi bersama, bahkan turun ke basis-basis asrama dan terus menggalang diskusi-diskusi penyadaran bersama aktivis Siwa Hesegem (Sekjen AMP Jakarta 2018-2020), Erol, Ruland Levy, Kolari Wanimbo, Iche Daby, dan Helena Kobogau (mantan ketua AMP KK Jakarta 2018-2020).
Perjuangannya di pulau Jawa, terakhir kali ikut demonstrasi di Jakarta. Aksi ini berujung penangkapan sembilan orang Papua. Karena nama Albert masih disebut-sebut dalam BAP oleh Polda Metropolitan, ia bersama beberapa kawan-kawan segera lari keluar kota Jakarta. Dalam kondisi itu Mungguar berhasil presentasikan karya skripsinya di Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta.
Sesudahnya ke Papua dan bergabung bersama kawan-kawan yang pulang karena situasi rasial dan teror, yang belakangan menamai diri mahasiswa eksodus.
AMP menurut Jhon, mendapat kabar terakhir tentang kondisi Mungguar setelah sakit tiga bulan. Pejuang pemberani kelahiran 31 Maret 1997 itu berdiam diri di indekos yang tersembunyi dari aktivitas kawan-kawan lainnya.
“Ia mewarnai gambar tersendiri sebagai seorang Albert Pahabol, laki-laki asal Yali yang pantang mundur, pemberani, bermental pemberontak, pemilik murah senyum dan sosok pejuang yang tenang. Seluruh hidupnya untuk perjuangan pembebasan West Papua,” tutur John.
“Sampai ketemu di alam sana, sayang, waaa, Nare.”
Sumber: Suara Papua