Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Waspada, Sorong-Manokwari-Nabire-Jayapura dan Merauke Jadi Pintu Masuk Pencaker Non Papua
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Catatan Aktivis Papua > Waspada, Sorong-Manokwari-Nabire-Jayapura dan Merauke Jadi Pintu Masuk Pencaker Non Papua
Catatan Aktivis PapuaHeadline

Waspada, Sorong-Manokwari-Nabire-Jayapura dan Merauke Jadi Pintu Masuk Pencaker Non Papua

admin
Last updated: April 16, 2024 14:58
By
admin
Byadmin
Follow:
1 year ago
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Benyamin Lagowan

Iklan Nirmeke
Ad image

Dua hari kemarin, saya baru menulis artikel pendek yang berisi semacam kritik atas rencana potcast kawan-kawan pemuda Kabupaen Jayapura yang menamakan diri mreka GEMBALA, yang ingin memproteksi ‘hak-hak kesulungan’ mereka yang kian terancam diamputasi oleh kaum pendatang di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Mereka sedang mengalami kondisi kebakaran janggut setelah Mendagri melantik PJ Bupati dan PJ Gubernur Papua diduduki oleh pendatang. Demikian pula PJ Gubernur Papua Barat Daya. Akhirnya mereka baru sadar bahwa tidak selamanya gula-gula janji itu akan tetap terasa manis. Tidak selamanya sebuah janji manis akan terwujud seperti manis-indahnya mimpi.

***

Sejak lama kelima Kota tersebut menjadi pintu masuk bagi kebijakan transmigran ke tanah Papua. Selain oleh karena posisi kelima kota tersebut yang strategis tapi juga oleh jangkauan akses layanan laut maupun udara yang mudah diakses, terjangkau dan murah.

Sejak zaman pihak misi dan Pemerintahan Belanda hingga kini kota-kota besar utama Papua itu sudah berkembang pesat dari sisi pembangunan fisik maupun heterogenitas penduduk. Seperti biasa, ditengah pesatnya perkembangan pembgunan tersebut, masyarakat aslinya ternyata semakin berkurang. Tergerus arus transmigrasi sejak orde lama dan orde baru.

Status lima wilayah itu di tahun 2019 membuat kaget banyak pihak. Membuka mata seluruh umat manusia di bumi, khususnya negeri Papua. Bahwa secara demografi telah mengalami degradasi signifikan. Bukan hanya karena rendahnya angka kelahiran dan tingginya, angka kematian tapi juga oleh tingginya tingkat transmigrasi penduduk.

Baca Juga:  Membaca Analisa Dr. Velix Wanggai 2017: Pemilu 2024 Penentu Eksistensi OAP Lapago Papua Pegunungan

Kasus terbaru hari ini yang sedang trending yakni ditemukannya Kapal sandar di Pelabuhan Nabire yang membawa masuk 1.426 penumpang luar Papua. Semua mata jagat dunia maya Papua ramai mengkritik dan mengkhawatirkan arus masuk migran ilegal atau gelap tersebut.

Beberapa netizen mengatakan ini bahaya bagi eksistensi OAP dan mengecam masuknya migran tersebut. Mereka mencelah dan menolak secara mentah-mentah kehadiran ribuan orang beretnis Melayu tersebut. Penolakan tersebut didasarkan atas realitas penguasaan berbagai sumber-sumber hidup dan sektor di Papua yang kian hari, makin didominasi Non PAPUA.

Masuknya migran tersebut belum ditambah yang msuk melalui jalur pintu masuk lain. Misalnya Bandara, Pelabuhan lain di 4 kabupaten/kota. Misalnya Sorong, Manokwari, Merauke, Jayapura. Bila dikalkulasikan maka secara kasar bisa 5 kali lipat dari jumlah tersebut.

Media arus utama Papua, Jubi.id pada pertengahan tahun 2022 lalu telah meriliis, terdapat sedikitnya hampir 250 ribu orang yang telah masuk ke tanah Papua hingga triwulan dua tahun itu. Bila dikalkulasikan secara kasar dengan asumsi jumlahnya konstan, berarti setidaknya terdapat skitar 1. 75 juta orang telah masuk ke tanah Papua hingga triwulan 1 tahun 2024 ini.

Baca Juga:  MRP Minta Aparat Keamanan Persuasif Dalam Melakukan Penyisiran di Daerah Pegunungan

Memperdebatkan migrasi penduduk antar wilayah pulau tersebut selalu tak akan pernah berakhir. Sebab tujuan besar Jakarta memekarkan Papua adalah menguasai dan mendominasi Papua dari sgala sektor. Strateginya adalah melalui mobilisasi penduduk melalui transmigrasi model baru seperti pemekaran, mudik hari raya dll.

Iklan Nirmeke
Ad image

Lima jalur masuk tadi akan menjadi pintu masuk kaum migran. Bila tidak ada pengawasan ketat maka komposisi demografi di beberapa tahun mendatang akan didominasi oleh para transmigran. Setelah itu wilayah pedalaman akan menjadi sasaran pendudukan. Misalnya Paniai, Dogiyai, Deiyai, Wamena, Asmat, Mappi, Bintuni, Arfak, Maibrat, Sorsel, Lanny Jaya, Puncak, Yalimo dll. 2030 Kemungkinan wilayah-wilayah pedalaman yang masih dominan OAP akan mengikuti jejak lima kabupaten/kota tadi hari ini. Tahun 2050 Kemungkinan besar populasi OAP sudah minoritas.

Untuk mencegahnya, OAP harus bersatu dan suarakan pelarangan arus penduduk masuk. Pengetatan atau pembatasan penduduk masuk. Ambil alih posisi kepala Dukcapil, kuatkan komitmen dan nyali-taji MRP, DPRP serta keberanian para kepala daerah. Semua pemegang pucuk pimpinan harus berani dan tegas untuk selamatkan manusia dan tanah Papua. (*)

You Might Also Like

Uskup Jayapura Larang Pemerintah Bangun Kantor Gubernur di Kebun Masyarakat Adat Wouma dan Welesi

Perempuan Papua Dalam Perjuangan

Kantor Redaksi Jubi Dilempari Bom Bolotov, 2 Mobil Terbakar

Konten Bobon Santoso Bentuk Eksploitasi Komodifikasi Atas Identitas Dan Penderitaan Bangsa Terjajah di Papua

Sekolah Adat Santo Yohanes Pembaptis II Diresmikan: Upaya Menyelami dan Merawat Jati Diri Papua

TAGGED:Orang Asli Papua Minoritas di Tanah PapuaPencaker Non Papua di PapuaPintuh Masuk Transmigrasi di Tanah PapuaTransmigarasi di Papua

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Kepala Daerah Harus Orang Asli Papua Bukan Solusi
Next Article Aliansi BEM se-Papua: Kritik Bukan Kejahatan!
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
17 hours ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
17 hours ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
17 hours ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
3 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Catatan Aktivis PapuaHeadline

Kata “Mereka” Untuk Orang Asli Papua

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

Pantaskah OAP Berkontestasi Dalam Pilkada 2024?

12 months ago
HeadlinePariwisata

Bukan Rumput Mei

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

Mengupas Pro-Kontra Penempatan Lokasi Kantor Gubernur Papua Pegunungan

2 years ago
Catatan Aktivis PapuaTanah Papua

Peringati Rasisme dan New York Agreement, KNPB Akan Mobilisasi Rakyat Papua Turun Jalan

2 years ago
HeadlineKesehatan

KPA Jayawijaya: Kasus ODHA di Jayawijaya Mencapai 8.386 Jiwa

2 years ago
HeadlineKesehatanTanah Papua

Kelaparan Berulang Memakan Korban Jiwa di Papua

2 years ago
EditorialHeadline

Bangsa Ini Bangsat

3 years ago
Catatan Aktivis PapuaSiaran Pers

Hendaknya Uskup Agung Merauke Berpihak Pada Masyarakat Adat Wogikel dan Wanam

7 months ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?