Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: SEBUT SAJA OWASI-OWASIKA
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Artikel > SEBUT SAJA OWASI-OWASIKA
ArtikelPariwisata

SEBUT SAJA OWASI-OWASIKA

admin
Last updated: April 16, 2024 12:38
By
admin
Byadmin
Follow:
1 year ago
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Soleman Itlay

Iklan Nirmeke
Ad image

Coba kita sejenak merenungkan bagaimana Allah yang maha esa membangun identitas pada segala sesuatu. Sekarang kita lihat dari rumput Owasi-owasika ini.

Allah menghendaki setiap suku bangsa berjalan kemana dan menatap disitu menurut kehendak-Nya pula. Kemudian setiap suku bangsa membentuk identitas hidup melalui proses yang panjang.

Bukan Mengikuti “Jalan Pintas” Semata

Kita di Papua sini pun demikian adanya. Setelah tersebar dimana-mana dan berkembang disitu, para leluhur dan nenek moyang membangun identitas yang tidak mudah.

Mereka memberi nama terhadap anggota tubuh, ternak, rumput, pohon, batu, tanah, gua dan lainnya berdasarkan sejarah, mitologi, filosofi, bentuk, fungsi, manfaat dan kegunaan.

Semuanya terjadi menurut kehendak-Nya. Semata-mata membangun identitas Allah terhadap segala sesuatu yang ada dan menjadi pula.

Alhasillah bagi orang Latin. Mereka lebih dulu membangun identitas segala sesuatu. Dimana mereka memberi label berdasarkan bentuk, fungsi, manfaat, filosofi, mitologi dan lainnya. Akhirnya, roh dan jiwa mereka selalu hidup dan tersebar dimana-mana.

Seakan orang lain yang terlambat berkembang harus menjadi “terasing” dalam identitas mereka. Inilah awal jalan masuk kolonisasi, bukan hanya sekedar alienasi.

Baca Juga:  Taman wisata owasi-owasika di dalam kota Wamena

Kita masih punya pengalaman di seluruh kabupaten/kota di Tanah Papua. Semua tempat, telaga, danau, teluk, kali, gunung, jalan, bandar udara, pelabuhan dan lainnya dirubah atas nama pendudukan yang meliputi operasi militer, pembangunan, kesejahteraan, dan seterusnya.

Misalnya, jalan Irian, Sulawesi, Soekarno, M. Hatta, Ahmad Yani, Yos Sudarso dan lainnya. Atau kita sebut saja pegunungan Jayawijaya, Trikora, Cartenz, danau Habema dan lainnya.

Semua tempat ini ada identitasnya menurut sejarah, mitologi, filosofi dan pengetahuan dasar masyarakat lokal. Tetapi orang asing masuk memberi nama baru sesuka hati.

Iklan Nirmeke
Ad image

Akibatnya Apa?

Pengetahuan dasar tentang sejarah, mitologi, filosofi dan pengetahuan untuk mengetahui fungsi, manfaat dan kegunaan semakin hilang. Sampai anak-anak muda sulit lagi mengenal diri sendiri, termasuk segala sesuatu yang ada di alam sekitarnya.

Dimana saja kita boleh diutus, tapi satu hal yang perlu kita catat adalah tidak perlu mengubah atas nama pujian, kehormatan, popularitas dan keuntungan pula. Lebih elok bila seorang memperkuat identitas, memperjelas filosofi, meluruskan mitologi, dan menata pengetahuan dasar.

Baca Juga:  Apa kesanmu pada owasi-owasika yang akan gugur bulan Juni besok?

Apa bedanya kita mengubah identitas yang ada di dunia sekitar dengan menyangkal identitasnya? Apakah ini ada kaitannya dengan nas Firman Tuhan: Barangsiapa menyangkal Aku, maka aku juga akan menyangkal dia di hadapan Allah?

Semoga ini tidak ada Relevansinya

Tapi cukup sudah Lex Roux yang salah sebut kitong pu nama suku dengan sebutan “Ndani/Dani”–padahal sesungguhnya Hugula/ Hubula/ Huwurla/ Huwula/ dan Hubla.

Cukup sudah operasi militer Trikora mengubah Pegunungan Hiriakup, dan Irimuliak dengan Trikora dan Jayawijaya. Cukup sudah Cartenz dkk rubah nama Danau Yugunopa menjadi Habema.

Cukup orang lain yang ubah identitas kita, jangan lagi kita ikut menjadi orang lain untuk merubah identitas kita. Diantara semestinya kita saling mengakui, menghormati dan mendukung. Bukan saling menghilangkan identitas dan serupanya.

Bagaimana mungkin orang lain ataupun bangsa lain mau mengakui kita, sedangkan kita sendiri tidak mau mengakui identitas kita–saling menginjak-injak, menghilangkan, membelokkan, membelotkan identitas kita?

Marilah kita memulai dengan perkara kecil ini. Saling mengakui lewat apa saja. Salah satunya dengan sebut saja Owasi-owasika.

Noth!

You Might Also Like

Pulang Kampung Menjalankan Kelas Literasi Demi SDM Lanny Jaya

5 Hal Ini Yang Kamu Harus Tahu Sebelum Berkunjung ke Objek Wisata Owasi-owasika

Norfince Boma, Mutiara Dari Papua

5 Jenis Mata Pencaharian Hidup Suku Hugula di Papua (Bagian 2)

Dinan Adii, Mekanik Otodidak Asal Meepago

TAGGED:Kepunaan Identitas Orang PapuaOwasi-owasikaSuku HuwulaWisata Wamena

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Pj Gubernur Papua Pegunungan Pastikan Persiwa Wamena Akan Kembali Berlaga di Liga 3
Next Article Kepala Daerah Harus Orang Asli Papua Bukan Solusi
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
2 days ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
2 days ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
2 days ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Artikel

Peran Gereja Katolik Menuju Papua Mandiri dan Sejahtera

1 year ago
ArtikelSeni & Budaya

Cinta di Balik Rambut Panjang Lelaki Papua

2 years ago
Ekonomi & BisnisPariwisata

Wanggai: Kunjungan Cinta Laura di Wamena Dapat Mendorong Ekowisata Provinsi Papua Pegunungan

1 year ago
Artikel

Sang Sejarawan Gereja Katolik Dan Martir Bagi Generasi Manusia Papua

1 year ago
ArtikelCatatan Aktivis Papua

Mengenang Filep Karma Bapak Ideologis Bangsa Papua

1 year ago
Artikel

Protes Makan Gratis Pelajar: Gerakan Murni atau Strategi Terselubung?

2 months ago
PariwisataTanah Papua

TACB Jayawijaya Dorong Penetapan 15 Objek Cagar Budaya Wilayah Hugulama

5 months ago
ArtikelCatatan Aktivis Papua

Dana 15 Miliar Untuk Gereja Ditengah Ribuan Umat Gereja Terendam Musibah Banjir Sungai Balim

3 weeks ago
ArtikelLingkungan

Air Kali Uweima Sumber Kehidupan Masyarakat Balim Huwula

2 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?