Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Sampah dan Owasi-owasika
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Jendela Papua > Pariwisata > Sampah dan Owasi-owasika
PariwisataTravel

Sampah dan Owasi-owasika

admin
Last updated: April 11, 2024 18:19
By
admin
Byadmin
Follow:
5 years ago
Share
4 Min Read
SHARE

)* Oleh Soleman Itlay

Iklan Nirmeke
Ad image

Semua orang ingin berjuang untuk berkunjung ke Kota Dingin. Salah satu tujuannya adalah untuk foto di depan Owadi-Owasika. Tetapi sayang, kamu tidak akan pernah merasa baik-baik. Satu hal karena kesadaran para pengunjung sangat minim. Mereka jalan dan mengabadikan momen tanpa rasa memiliki terhadap kota berwayang satu. Tidak mempunyai kepedulian tentang kebersihan. Mereka membuang segala macam dan bentuk sampah dimana-mana. Akhirnya apa, orang yang dari belakang berkunjung merasa jijik melihat sampah-sampah di kawasan wisatanya.

Jenis sampah yang paling banyak adalah produk dari perusahaan negara kolonial Indonesia dan lainnya, antara lain; plastik, dos gula-gula, botol dari berbagai jenis minuman toko, dan lain sebagainya. Kita muda temukan sampah-sampah non-organik ini misalnya di kawasan Owasi-owasika di Pugima, Parema, Megapura, Walesi, Napua, Gunung Susu,, Asologaima, Yiwika, Siep-Kossy, Anelagak dan lain sebagainya. Tapi sampah organik sangat minim. Rata-rata ini dibawah oleh orang-orang luar hingga khalayak setempat yang bertamasya ke sana.

Sampah ini menjadi masalah besar. Saat ini memang tidak nampak di media sosial. Tetapi di kapangan, kawasan Owasi-owasika, tempat dimana orang banyak pada belakangan ini berkunjung terdapat sejumlah tumpukan sampah hingga berhamburan di jalanan, bahkan di tengah-tengah bunga. Hingga saat ini, sampai bunga Owasi-owasika akan mulai gugur pada Juni ini, masih bisa ditemukan. Bakalan itu bisa ditemukan pada tahun depan dan seterusnya.

Baca Juga:  Wisata Sejarah Mumi di Aikima

Hal ini wajar saja terjadi karena hampir semua tempat kawasan wisata masih berlaku sebagai status bebas. Sementara ini masyarakat setempat belum melihat sebagai potensi wisata alam. Jadi, mereka belum mengatur spot-spot. Belum mempunyai manajemen. Belum ada niat untuk menjadikan kawasan wisata tersebut sebagai sumber pendapatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya jelas. Hingga saat ini belum ada petugas pelindungan kawasan wisata hingga petugas kebersihan.

Jika sampah tersebut dari tahun ke tahun meningkat pesat apa yang akan terjadi di kemudian hari? Pasti semua orang ingin berkunjung, tapi sampah bisa menjadi penghalang bagi siapa saja. Orang yang ingin menikmati keindahan alam justru akan dibatasi dengan jauh sampah yang busuk hingga merusak keindahan alam sekitarnya. Kalau memang itu tidak ditangani secara dini atau para pengunjung terus membuang sampah sembarang, tentu kelak akan menyensor niat semua orang. Bahkan bisa membawah kesunyian panjang.

Baca Juga:  Jadi incaran dunia, Papuansphoto hunting bersama dengan 20 Fhotografer dari China dan Hongkong

Untuk itu, diharapkan supaya siapa saja yang berkunjung ke kawasan wisata apa saja, termasuk di tempat-tempat Owasi-owasika berbunga harus mempertimbangkan beberapa hal ini. Pertama, pergi ke Wamena atau tepatnya berkunjung ke kawasan Owasi-owasika harus dengan modal rasa memiliki terhadap tanah Papua, khususnya Kota Sayur-mayur satu ini. Kedua, kamu harus mempunyai rasa kepedulian tinggi terhadap lingkungan hidup sekitar. Ketiga, jangan buang sampah sembarang. Buang pada tempatnya.

Kalau tidak ada tempat, ya berusaha cari kantong, pegang atau bawah hingga cari tempat yang disiapkan atau cocok untuk dibuang. Dengan demikian, kamu tidak hanya membuat alam semesta bangga. Tetapi, lebih dari pada itu kamu membuat masyarakat setempat senang. Hal ini justru akan membuat Tuhan juga sangat berkenan pada kamu. Karena kamu telah berkehendak baik untuk kebersihan bumi manusia. Kelima, kalau mau post di media sosial atau apa saja, ingat ya? Gunakan nama rumput itu dalam bahasa Hugula. Sebut saja Owasi-owasika.(*)

You Might Also Like

Taman wisata owasi-owasika di dalam kota Wamena

Pelaku Pencaplokan Nama Owasiwasika Bukan Lain Pembunuh Sejarah dan Identitas Wilayah Huwulama

 Wisata Alam dan Sejarah Sumber Air Garam di Putagaima

TACB Jayawijaya Dorong Penetapan 15 Objek Cagar Budaya Wilayah Hugulama

Kampung Tua Krisi Bokoi Tabelanusu Akan Dijadikan Objek Wisata Rohani

TAGGED:Owasi-owasikaWisata Wamena

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Memanfaatkan pekarangan dan pangan lokal ditengah pandemi Covid-19
Next Article IKBD-KLPW3 Jayapura Gelar Seminar dan Mubes
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
19 hours ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
19 hours ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
19 hours ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
3 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Pariwisata

Wosi Akan Jadi Tempat Digelarnya Festival Budaya Lembah Baliem di Jayawijaya

3 years ago
Ekonomi & BisnisPariwisata

Wanggai: Kunjungan Cinta Laura di Wamena Dapat Mendorong Ekowisata Provinsi Papua Pegunungan

1 year ago
Ekonomi & BisnisPariwisata

Kaya Potensi Perikanan Dan Pariwisata, Distrik Depapre Harus Jadi Perhatian Serius Pemerintah

2 years ago
PariwisataSeni & Budaya

Dibalik ketertingalan, Korowai menjadi ikon parawisata dunia

2 years ago
HeadlinePariwisata

Bukan Rumput Mei

2 years ago
PariwisataTravel

Musim Owasi-owasika Sudah Dekat, Siap-siap Ajak Pasanganmu Berkunjung ke Wamena

2 years ago
ArtikelPariwisata

SEBUT SAJA OWASI-OWASIKA

1 year ago
EditorialPariwisata

Tiga Pertemuan Rahasia ” Hotel Maraw”

4 years ago
Pariwisata

Wisata Sejarah Masuknya pekabaran Injil di Lembah Balim

7 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?