Wamena, nirmeke.com — Tim Relawan Koboy Befa-Natan Papua Pegunungan mengkritik gaya komunikasi dan sikap Gubernur Papua Pegunungan, menyebutnya tidak etis dan cenderung kekanak-kanakan dalam merespons aksi demonstrasi para pencari kerja (Pencaker).
Hal itu disampaikan dalam jumpa pers di Wamena, Kamis (3/7/2025).
Ketua Tim Koboy Papua Pegunungan menegaskan bahwa Gubernur seharusnya tidak menuding pihak tertentu sebagai dalang aksi tanpa dasar dan bukti yang jelas.
“Pencaker yang demo itu sebagian besar justru adalah relawan Jones sendiri. Tapi kenapa Gubernur malah sibuk menuding pihak lawan politik tanpa data?” ujarnya.
Pernyataan Gubernur dalam beberapa kesempatan dinilai tidak mencerminkan wibawa dan etika seorang pemimpin, bahkan dianggap menyudutkan dan menyinggung nama baik Befa-Natan. Tim Koboy menyebut ini sudah terjadi hingga kedua kali.
“Kami minta Gubernur koreksi sikap dan etika dalam berkomunikasi di ruang publik. Jangan terus-menerus menyebut kami sebagai pengganggu. Ini sudah kali kedua kami disebut-sebut seolah dalang demonstrasi. Kalau berlanjut, kami akan tempuh jalur hukum dan budaya,” tegasnya.
Tim Koboy juga menyesalkan sikap Gubernur yang terkesan lepas tangan dalam menghadapi tuntutan para pencaker, termasuk saat mereka meminta dialog resmi.
“Relawan sendiri minta waktu dialog, tapi malah dibungkam. Pencaker minta penjelasan langsung dari mulut Bapak Gubernur, tapi diarahkan ke Penjabat Gubernur. Ini namanya cuci tangan, bukan pemimpin,” kata Ketua Tim Koboy.
Dalam pernyataannya, Tim Koboy meminta Gubernur John Tabo, untuk berhenti melihat rakyat hanya dari kacamata politik. Mereka mengingatkan bahwa proses politik telah selesai sejak Mahkamah Konstitusi menetapkan Jones sebagai Gubernur terpilih Papua Pegunungan periode 2025–2029.
“Kami tim Befa-Natan tidak pernah memprovokasi rakyat seperti yang dituduhkan. Kalau masih juga menuduh kami jadi pengganggu, maka kami akan menuntut secara hukum dan budaya. Kami ini justru pendukung pembangunan di provinsi ini,” jelasnya.
Sebagai penutup, Tim Koboy menegaskan bahwa mereka mendukung penuh kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk membangun Papua Pegunungan selama lima tahun ke depan. Namun, mereka meminta pemimpin daerah bersikap bijak dan tidak terus-menerus menuding pihak lain sebagai penghambat kerja pemerintahan.
“Kami dukung 100 persen, tapi juga minta dihargai. Kami bukan lawan, dan kami bukan pengganggu. Pemimpin seharusnya merangkul, bukan memusuhi rakyat dan relawannya sendiri,” pungkasnya.(*)