Wamena, nirmeke.com — Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya, Hendrik Tetelepta, menyatakan bahwa penguatan sektor pertanian lokal sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan serta menekan laju inflasi di wilayah Papua Pegunungan.
“Dengan menanam, kita menjaga ketahanan pangan di masing-masing daerah,” ujar Hendrik dalam keterangannya, saat kegiatan panen padi bersama di Kampung Pipukmo, Distrik Hubikosi, Kabupaten Jayawijaya, pada Jumat, (27/6/ 2025).
Menurutnya, tantangan terbesar saat ini bukan hanya produksi, melainkan pemasaran hasil pertanian. Banyak petani lokal mengeluh karena hasil panen mereka tidak laku di pasaran, akibat persaingan harga dengan produk pertanian dari luar daerah.
“Kami tanam, kami bawa ke pasar, tapi tidak laku. Harga kami bersaing dengan produk luar. Ini menjadi masalah serius bagi petani lokal,” kata Hendrik.
Menjawab persoalan tersebut, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bersama pemerintah dari 8 kabupaten lainnya di Papua Pegunungan tengah mendorong pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam program 100 hari kerja. Tujuannya adalah menyerap hasil-hasil pertanian lokal dan memperkuat sistem distribusi agar petani tidak terus dirugikan.
“BUMD ini nantinya akan mengakomodasi persoalan pemasaran, menyerap produk pertanian masyarakat, dan memperkuat posisi tawar petani lokal,” jelasnya.
Hendrik menambahkan bahwa saat ini sektor pertanian merupakan komoditas unggulan di Wamena. Oleh karena itu, kapasitas produksi dari kelompok tani perlu ditingkatkan agar mampu mencukupi kebutuhan pangan di delapan kabupaten dalam wilayah Provinsi Papua Pegunungan.
Beberapa komoditas yang menjadi fokus pemerintah dalam menekan inflasi adalah bawang putih, bawang merah, cabai, dan bayam. Komoditas tersebut mengalami kenaikan harga signifikan akibat rendahnya ketersediaan produk lokal di pasar.
“Komoditas itu kini menjadi penyumbang inflasi terbesar di Papua Pegunungan, dan Jayawijaya menjadi indikator utama inflasi untuk delapan kabupaten lainnya,” pungkas Hendrik
Pemerintah daerah berharap kolaborasi lintas dinas serta pembentukan BUMD dapat menjadi solusi konkret bagi petani lokal, sekaligus menjaga stabilitas harga pangan di wilayah pegunungan tengah Papua.(*)
Pewarta: Aguz Pabika