Yahukimo, nirmeke.com — Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Yahukimo, Arius Yahuli, ST mempertanyakan kejelasan maksud kunjungan kerja Wakil Gubernur Provinsi Papua Pegunungan ke Yahukimo yang turut melibatkan enam kementerian terkait. Ia menilai hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pihak pemerintah provinsi maupun kementerian mengenai agenda dan tujuan kunjungan tersebut.
“Kami mempertanyakan kejelasan kunjungan kerja Wakil Gubernur bersama enam kementerian. Sampai hari ini, belum ada informasi pasti kepada masyarakat terkait tujuan utama kunjungan tersebut. Ini penting agar publik tidak salah menafsirkan,” ujar Arius Yahuli di Dekai, Yahukimo, Jumat (13/6/2025).
Dukung Program Rumah, Soroti Pembukaan Lahan
Arius menyatakan, pihaknya mendukung rencana pemerintah pusat dalam pembangunan 10.000 unit rumah yang akan dibagikan ke delapan kabupaten di wilayah Papua Pegunungan, termasuk Yahukimo. Ia menilai program ini penting untuk menjawab kebutuhan hunian layak, khususnya bagi masyarakat asli Yahukimo.
Namun, ia menyoroti rencana pembukaan 4.000 hektare lahan di kawasan Moroku, Kampung Muara. Menurutnya, pemerintah perlu memberikan penjelasan terbuka kepada masyarakat terkait dampak, manfaat, serta bentuk keterlibatan masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat.
“Kami memahami bahwa masyarakat adat, khususnya Suku Momuna, belum sepenuhnya paham terkait penanaman dan pengolahan padi hingga pemasaran. Karena itu, pemerintah harus memberikan jaminan kepastian agar program ini tidak merugikan masyarakat adat,” tegasnya.
Peringatan terhadap Potensi Penjajahan Baru
Arius juga mengingatkan pemerintah agar tidak membuka peluang praktik-praktik yang berpotensi menjadi bentuk penjajahan baru melalui program transmigrasi yang dapat berujung pada penguasaan tanah adat tanpa kesepakatan yang sah secara adat.
“Tanah adat Suku Momuna bukan tanah kosong. Kami minta pemerintah tidak melakukan pembebasan lahan tanpa ada kesepakatan yang terikat secara adat,” ujarnya.
Seruan Persatuan Menjaga Tanah dan Hutan
Menutup pernyataannya, Arius menyerukan kepada para intelektual, tokoh gereja, kepala suku, dan aktivis kemanusiaan di Yahukimo untuk bersatu menjaga tanah dan hutan dari ancaman eksploitasi oleh investor asing. Ia menyoroti potensi kekayaan sumber daya alam (SDA) Yahukimo, seperti emas dan batu bara, yang menurutnya perlu diawasi secara ketat oleh masyarakat adat.
“Kami sebagai pemilik atas sumber daya alam wajib mengawasi penuh agar kekayaan alam Yahukimo tidak dikuasai oleh pihak luar,” pungkasnya.(*)
Pewarta: Vekson Aliknoe