Lanny Jaya, nirmeke.com — Wakil Bupati Lanny Jaya, Fredi Ginia Tabuni, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), yakni Puskesmas Tiom dan Puskesmas Pirime, pada Senin (2/6/2025). Sidak ini dilakukan untuk memantau langsung kondisi pelayanan dan kehadiran tenaga medis di lapangan.
“Puskesmas di dalam kota ini seperti apa pelayanannya, kami harus pastikan. Sejak awal kami sudah tegaskan bahwa pembangunan dimulai dari kampung ke kota, sehingga semua jenis pelayanan, termasuk Puskesmas, harus aktif meskipun berada di dusun terpencil,” ujar Fredi Tabuni.
Ia menegaskan bahwa seluruh instansi pemerintah daerah, termasuk sekolah dan fasilitas kesehatan, menjadi objek pemantauan langsung oleh dirinya dan Bupati. Pemantauan dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya guna melihat kondisi riil.
“Baik yang di kota maupun desa, semua harus kami cek. Kami lihat langsung jumlah tenaga medis, baik pegawai negeri maupun honorer, serta bagaimana pelayanan dilakukan kepada masyarakat,” tambahnya.
Menurut Fredi, sebagian besar Puskesmas di Kabupaten Lanny Jaya kini telah memiliki laboratorium dasar, sehingga masyarakat di kampung-kampung tidak perlu lagi dirujuk ke RSUD Tiom untuk pemeriksaan awal.
“Dengan fasilitas yang sudah ada, pelayanan kesehatan bisa dilakukan langsung di tingkat distrik. Kami berterima kasih kepada para tenaga medis yang terus melayani masyarakat dengan setia,” ujarnya.
Fredi juga menyampaikan bahwa dari 39 distrik yang ada di Lanny Jaya, hanya dua yang belum memiliki Puskesmas, yakni Distrik Tiom Olo dan Distrik Indawa. Pemerintah daerah, menurutnya, akan segera membangun fasilitas kesehatan di dua wilayah tersebut.
Ia memastikan bahwa pembangunan infrastruktur kesehatan di Lanny Jaya sudah mencapai 95 persen. Fokus saat ini adalah memastikan efektivitas pelayanan dan melengkapi kebutuhan yang masih kurang.
“Secara umum pelayanan Puskesmas sudah cukup maksimal. Yang kurang akan kita lengkapi dan dukung sepenuhnya,” katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya, Nikel Yigibalom, yang turut mendampingi dalam sidak tersebut, menyampaikan apresiasinya kepada para tenaga kesehatan, terutama yang bertugas di daerah terpencil.
“Yang banyak ada di lapangan saat ini adalah tenaga honorer. Kami kekurangan ASN. Ke depan, kami berharap jika ada penerimaan pegawai, honorer yang sudah mengabdi lebih dari enam tahun dapat diprioritaskan,” kata Nikel.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan. “Kami ingin tenaga medis, baik honorer maupun ASN, terus diberikan kesempatan untuk meningkatkan keahlian dan profesionalisme kerja mereka,” tutup Nikel Yigibalom. (*)