Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Masyarakat Adat Tiga Distrik di Wamena Tolak Pembangunan KIPP di Lahan Perkebunan Rakyat
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Tanah Papua > Masyarakat Adat Tiga Distrik di Wamena Tolak Pembangunan KIPP di Lahan Perkebunan Rakyat
Tanah Papua

Masyarakat Adat Tiga Distrik di Wamena Tolak Pembangunan KIPP di Lahan Perkebunan Rakyat

admin
Last updated: May 6, 2025 09:06
By
admin
Byadmin
Follow:
2 weeks ago
Share
3 Min Read
SHARE

Wamena, nirmeke.com — Solidaritas Masyarakat Adat dari tiga distrik di Kabupaten Jayawijaya, yaitu Wouma, Welesi, dan Assolokobal, secara tegas menolak rencana penempatan lahan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Provinsi Papua Pegunungan (P3) di atas lahan perkebunan rakyat.

Iklan Nirmeke
Ad image

Penolakan ini telah berlangsung sejak Juli 2022 hingga Mei 2025. Masyarakat menilai bahwa lahan yang direncanakan menjadi lokasi KIPP merupakan wilayah subur yang menjadi sumber kehidupan utama bagi ribuan warga dari berbagai suku, termasuk Lani, Yali, Mee, dan Ndugama.

“Lahan ini bukan tanah tandus atau berbukit yang tidak bisa ditanami. Ini adalah tanah datar dan subur yang selama ini menjadi tumpuan hidup kami,” demikian pernyataan tertulis Solidaritas Masyarakat Adat Wouma, Welesi, dan Assolokobal, yang diterima media, Jumat (2/5).

Menurut warga, lahan tersebut telah dimanfaatkan secara turun-temurun untuk menanam petatas, keladi, singkong, jagung, tebu, dan berbagai jenis tanaman pangan lainnya. Hasil panen dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga serta dijual untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:  Menolak Kehadiran Korem di Muliama, Mahasiswa: Kehadiran Aparat Identik Dengan Teror dan Intimidasi Warga Sipil

“Jika lahan ini dijadikan kawasan perkantoran, lalu dari mana anak cucu kami makan? Kebun ini adalah kantor kami, dan bertani adalah profesi kami,” tegas mereka.

Penolakan tersebut semakin menguat setelah masyarakat menyaksikan video kunjungan Gubernur Papua Pegunungan ke lokasi rencana pembangunan di wilayah perbatasan Wouma dan Welesi. Menyikapi hal ini, solidaritas masyarakat adat menyampaikan empat poin rekomendasi:

  1. Meminta kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan agar tidak membangun KIPP di atas lahan garapan masyarakat Wouma, Welesi, dan Assolokobal.
  2. Mendesak Majelis Rakyat Papua (MRP) dan DPR Provinsi Papua Pegunungan untuk menentukan lokasi KIPP yang lebih strategis dan tidak bermasalah secara sosial.
  3. Mengajak pimpinan gereja dan tokoh agama, termasuk Uskup Keuskupan Jayapura, Dewan Gereja Papua (DGP), dan Ketua Sinode dari berbagai denominasi, untuk mengadvokasi persoalan ini sebagai isu kemanusiaan dan keadilan.
  4. Memohon dukungan lembaga-lembaga independen seperti AlDP, LBH Papua, SKPKC Fransiskan Papua, serta Komnas HAM untuk melakukan analisis dan memberikan pertimbangan kepada pemerintah.
Baca Juga:  PGGJ Gelar Doa Rekonsiliasi untuk Situasi Sosial dan Bencana Alam di Wamena

Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh perwakilan masyarakat di Wamena, Jayapura, dan Jakarta sebagai bentuk konsistensi perjuangan mereka menyelamatkan lahan pertanian rakyat.

Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh perwakilan masyarakat dari tiga wilayah, yaitu:

  • Wamena:
    Bonny Lanny (perwakilan Distrik Welesi)
    Manu Ikinia (perwakilan Distrik Wouma)
  • Jayapura:
    Melki Wetipo (perwakilan Distrik Wouma)
    Jasman Yaleget (perwakilan Distrik Welesi)
  • Jakarta:
    Meki Wetipo (perwakilan Distrik Wouma)
    Frensius Lanny (perwakilan Distrik Welesi)

Mereka mewakili Solidaritas Masyarakat Adat Wouma, Welesi, dan Assolokobal dalam perjuangan menolak penempatan lahan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di area perkebunan rakyat yang selama ini menjadi sumber kehidupan utama warga.(*)

You Might Also Like

Pendukung 40 Distrik Jayawijaya Siap Menangkan Athenius Murib dan Ronny Elopere

Ketua Dewan Adat Papua Apresiasi Penyampaian Isu Papua di Sidang PBB

DPRD Jayawijaya Bakal Bertemu Pemprov Terkait Penolakan Pembangunan Kantor Gubernur Papua Pegunungan

Warga Wamena Minta CCTV dan Lampu Penerangan Jalan Dipasang di Tempat Rawan

MRP Provinsi Papua Minta Pelaku Pelecehan Uskup Jayapura Diproses Hukum

TAGGED:Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP)Lahan Perkebunan RakyatMasyarakat Adat Tiga Distrik di Wamena Tolak Pembangunan KIPPSolidaritas Masyarakat Adat Wouma

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Departemen Pemuda Baptis Gelar Talk Show Pendidikan dan Lingkungan Hidup di Wamena
Next Article Forum Pemberantasan Miras dan Narkoba Ajak Pemuda Baptis West Papua Sadar Akan Ancaman Kepunahan
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Bupati Jayawijaya Serahkan Bantuan untuk Anak-Anak di Rumah Singgah Generasi Anak Panah
Tanah Papua
2 days ago
Bertahan di Tengah Globalisasi: Sekolah Adat Harus Jadi Prioritas!
Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
Digerebek! Enam Pengedar Miras Ditangkap, Diduga Dibekingi Oknum TNI
Tanah Papua
3 days ago
KemenHAM Didorong Bertindak: Rekomendasi KOMNAS HAM dan Jeritan Masyarakat Adat Papua atas PSN
Siaran Pers Tanah Papua
1 week ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Siaran PersTanah Papua

KTT MSG Ditunda, Dukungan Rakyat West Papua Untuk Keanggotaan Penuh ULMWP Tetap Berlanjut!

2 years ago
Tanah Papua

Masyarakat Wadangku Beri Pana dan Noken ke Antonius Wetipo Untuk Menangkan Pilkada 2024

8 months ago
LingkunganTanah Papua

Tolak Bangun Kantor Gubernur, Tiga Aliansi Suku di Wamena Palang Jembatan Wouma

2 years ago
Tanah Papua

12 Point Program Perioritas Dalam 100 Hari Kerja Bupati Jayawijaya

2 months ago
Tanah Papua

Perkuat Perdamaian Di Papua, PLII Gelar Nobar Film Gandhi

2 years ago
Tanah Papua

Lukatok Untuk Membangun Gereja Manusia Katolik Di Tanah Papua

2 years ago

Usai Ibadah Pentakosta, Pj Bupati Lanny Jaya Berharap Tidak Ada Dualisme Dalam Gereja Baptis

3 years ago
HeadlineTanah Papua

Yel-yel Papua Merdeka dan Teriakan Referendum Bukan Makar

2 years ago
Tanah Papua

Komnas HAM RI Tinjau Lokasi Pembangunan Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan di Wamena

2 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?