Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: WALHI Papua Soroti Krisis Lingkungan dan Perampasan Wilayah Adat di Hari Bumi 2025
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Berita Papua > Lingkungan > WALHI Papua Soroti Krisis Lingkungan dan Perampasan Wilayah Adat di Hari Bumi 2025
Lingkungan

WALHI Papua Soroti Krisis Lingkungan dan Perampasan Wilayah Adat di Hari Bumi 2025

admin
Last updated: April 23, 2025 12:02
By
admin
Byadmin
Follow:
3 weeks ago
Share
3 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com — Memperingati Hari Bumi 2025, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Papua menyuarakan keprihatinannya atas kondisi lingkungan dan hak-hak masyarakat adat di Tanah Papua.

Iklan Nirmeke
Ad image

Dalam rilis resmi yang diterbitkan hari ini, WALHI menilai bahwa Papua tengah menghadapi ancaman serius akibat ekspansi industri ekstraktif yang merusak hutan dan ruang hidup masyarakat adat.

Tanah Papua dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tutupan hutan hujan tropis terbesar di dunia, mencapai sekitar 83% dari luas wilayahnya. Hutan ini bukan hanya kaya akan keanekaragaman hayati, tetapi juga merupakan sumber kehidupan bagi lebih dari 200 suku asli Papua.

Namun, menurut WALHI, ratusan marga kini terancam kehilangan hutan adat mereka akibat maraknya aktivitas perusahaan sawit, pertambangan, migas, dan kehutanan yang diberi izin oleh pemerintah.

Baca Juga:  Masyarakat Adat Suku Awyu Ajukan Permohonan Intervensi ke PTUN Jakarta

“Hutan adat selama ini menjadi tempat masyarakat adat mencari makan, berburu, berobat dengan tanaman tradisional, dan menjalankan ritual sakral. Hutan adalah identitas dan sumber kehidupan kami,” ungkap Direktur Eksekutif Daerah WALHI Papua, Maikel Primus Peuki.

WALHI menilai bahwa pemberian izin usaha oleh pemerintah pusat maupun daerah dilakukan tanpa melibatkan masyarakat adat secara adil. Bahkan, mereka menuding adanya praktik intimidasi dan kekerasan oleh aparat negara dalam proses perampasan lahan.

Salah satu kasus yang disoroti adalah perusakan hutan adat di wilayah Ha Anim, Papua Selatan, akibat pembangunan perkebunan tebu dan padi. Proyek ini dinilai tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menghilangkan sumber pangan lokal seperti sagu, ikan, dan tanaman hutan lain yang selama ini menjadi konsumsi utama masyarakat adat.

Baca Juga:  WALHI Papua: Pengakuan Hak Masyarakat Adat Penting untuk Kelestarian Hutan

WALHI Papua menyampaikan empat tuntutan utama kepada pemerintah:

  1. Mencabut izin usaha perusahaan yang beroperasi di tanah adat Papua karena telah merampas wilayah hidup masyarakat secara tidak adil dan tertutup.
  2. Mengakui dan melindungi hutan adat yang telah dijaga oleh masyarakat adat secara turun-temurun.
  3. Menyusun regulasi perlindungan khusus bagi masyarakat adat dan hutan Papua sebagai bagian dari komitmen menghadapi krisis iklim global.
  4. Meninjau kembali izin-izin perusahaan yang tersebar di berbagai kabupaten seperti Boven Digoel, Merauke, Jayapura, Sorong Selatan, Teluk Bintuni, Mimika, Nabire, Fakfak, dan Keerom.

“Tanah Papua adalah rumah kami. Ia bukan hanya sumber kehidupan masyarakat adat, tetapi juga benteng terakhir dalam menghadapi perubahan iklim dunia. Pemerintah harus menghentikan praktik perampasan ruang hidup ini,” tegas Maikel. (*)

You Might Also Like

Tolak Bangun Kantor Gubernur, Tiga Aliansi Suku di Wamena Palang Jembatan Wouma

Intan Jaya Bukan Tanah Tak Bertuan, Stop Eksploitasi Tambang Blok Wabu

Kondisi Lingkungan Bantaran Kali Ue di Wouma Sangat Memprihatinkan

Solidaritas Merauke Desak Komnas HAM Rekomendasikan Penghentian PSN Merauke ke Presiden

Dampak Legitimasi Uskup Mandagi Dan Wajah Baru Gereja Katolik Papua

TAGGED:Walhi PapuaWALHI Papua Soroti Krisis Lingkungan dan Perampasan Wilayah Adat di Hari Bumi 2025

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article 143 Umat Terima Sakramen Krisma di Gereja Kristus Raja Ilugwa dari Uskup Yanuarius
Next Article Pemkab Lanny Jaya Pertegas Larangan Peredaran Miras dan Lem Aibon
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Bupati Jayawijaya Serahkan Bantuan untuk Anak-Anak di Rumah Singgah Generasi Anak Panah
Tanah Papua
2 days ago
Bertahan di Tengah Globalisasi: Sekolah Adat Harus Jadi Prioritas!
Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
Digerebek! Enam Pengedar Miras Ditangkap, Diduga Dibekingi Oknum TNI
Tanah Papua
3 days ago
KemenHAM Didorong Bertindak: Rekomendasi KOMNAS HAM dan Jeritan Masyarakat Adat Papua atas PSN
Siaran Pers Tanah Papua
1 week ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
LingkunganSiaran PersTanah Papua

Dukung Perjuangan Masyarakat Adat Awyu, Ampera PS Sampaikan 10 Pernyataan Sikap

2 years ago
ArtikelLingkungan

Air Kali Uweima Sumber Kehidupan Masyarakat Balim Huwula

2 years ago
Lingkungan

LSM dan Aktivis Lingkungan di Kota Jayapura Gelar Festival Angkat Sampah Di Kawasan Resapan Air Sungai Konya Abepura

1 year ago
LingkunganSiaran Pers

Sidang Pembuktian Perdana Pimpinan Marga Woro Mengugat Pemerintah Provinsi Papua di PTUN Jayapura

2 years ago
Lingkungan

WALHI Papua: Pengakuan Hak Masyarakat Adat Penting untuk Kelestarian Hutan

2 months ago
Lingkungan

Walhi Papua Khawatir Rencana Eksplorasi Blok Warim di Puncak Papua Akan Rusak ‘Salju Abadi’

2 years ago
Lingkungan

Perusahaan Ilegal Beroperasi Tanpa Izin di Kampung Ajuda, Waropen

2 months ago
Lingkungan

Puluhan Anak Muda Gaungkan Global Climate Strike di Kota Jayapura

2 years ago
LingkunganTanah Papua

ICAKAP Minta Pemerintah Libatkan Masyarakat Adat Dalam Izin Investasi Pengelolaan SDA Hutan di Papua

7 months ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?