Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Nies Words dan Gerakan Literasi di Papua: Membangun Masa Depan dengan Pendidikan yang Inklusif dan Berkualitas
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Artikel > Nies Words dan Gerakan Literasi di Papua: Membangun Masa Depan dengan Pendidikan yang Inklusif dan Berkualitas
ArtikelCatatan Aktivis Papua

Nies Words dan Gerakan Literasi di Papua: Membangun Masa Depan dengan Pendidikan yang Inklusif dan Berkualitas

admin
Last updated: April 4, 2025 10:16
By
admin
Byadmin
Follow:
1 month ago
Share
4 Min Read
SHARE

Oleh: Maiton Gurik

Iklan Nirmeke
Ad image

Nies Words, sebuah lembaga yang didirikan oleh Nies Tabuni, seorang anak Papua yang aktif bergerak di dunia konten kreator, telah menjadi wadah edukasi melalui podcast-podcast pendek yang membahas berbagai tema penting. Nies, yang dikenal melalui lensa kameranya, mengundang narasumber terpercaya dan berpengalaman untuk berbagi informasi yang edukatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun durasi setiap podcast hanya sekitar 20 hingga 30 menit, pesan yang disampaikan tetap mampu menginspirasi banyak orang.

Berbeda dengan banyak YouTuber lainnya, Nies tidak hanya fokus pada pembuatan konten untuk menghasilkan cuan, tetapi lebih mengutamakan penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Setiap podcast yang ia buat selalu berusaha memberikan nilai tambah dalam setiap diskusinya.

Janji yang Ditepati: Diskusi tentang Literasi Papua

Pada 2 April 2025, Nies Tabuni menepati janji untuk mengundang seorang narasumber dalam podcast-nya di Yobhe, Sentani, Jayapura. Dalam diskusi tersebut, tema yang diangkat adalah “Literasi Papua: Tantangan dan Harapan”. Dalam kesempatan ini, saya yang juga aktif dalam dunia pendidikan dan literasi di Papua, berbagi pandangan mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Papua, khususnya dalam bidang literasi dan pendidikan.

Diskusi berlangsung di Cafe The Heleyo yang terletak di kawasan Danau Sentani, ditemani secangkir kopi Wamena yang disajikan oleh Mace Usy. Kami sepakat untuk membahas permasalahan pendidikan di Papua, yang juga mencakup tantangan yang dihadapi oleh Daerah Otonomi Baru (DOB) di wilayah tersebut. Tema literasi menjadi sorotan utama, mengingat rendahnya angka literasi di Papua yang merupakan cermin dari berbagai masalah pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terjauh, dan Terendah).

Baca Juga:  Sejarah Hari HAM Dan Realitas Indonesia

Krisis Literasi di Papua: Tantangan yang Harus Dihadapi

Masalah literasi di Papua tidak hanya terletak pada rendahnya tingkat kelulusan siswa, tetapi juga pada kemampuan dasar seperti membaca dan menulis yang masih menjadi tantangan serius. Fakta mencengangkan menunjukkan bahwa di beberapa sekolah, siswa kelas 2 SD bahkan belum bisa membaca kalimat utuh. Begitu pula, siswa kelas 4 hingga 6 SD masih menghadapi kesulitan yang sama. Yang lebih memprihatinkan, kemampuan membaca dan memahami teks juga belum dikuasai oleh sebagian besar siswa tingkat SMP dan SMA di Papua.

Fenomena ini mencerminkan adanya krisis literasi yang dapat mengancam masa depan generasi Papua. Salah satu penyebab utama rendahnya literasi adalah tingginya tingkat ketidakhadiran guru. Di beberapa daerah, hanya ada 3 hingga 4 guru yang hadir dari total 11 yang seharusnya hadir. Kesulitan akses transportasi, terbatasnya fasilitas, dan rendahnya insentif bagi tenaga pendidik yang bertugas di daerah terpencil semakin memperburuk kondisi ini.

Baca Juga:  Potret Pendidikan di Kampung Yogonima

Selain itu, kurikulum nasional yang diterapkan di Papua sering kali tidak sesuai dengan konteks lokal masyarakat Papua. Kurangnya infrastruktur pendidikan, seperti sekolah, perpustakaan, buku pelajaran, dan fasilitas belajar lainnya, juga menjadi faktor penghambat utama. Di beberapa daerah pedalaman, anak-anak bahkan harus berjalan kaki lebih dari 10 kilometer untuk sampai ke sekolah, melewati medan yang sangat berat.

Saatnya Bergerak Bersama

Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, Nies Words dan timnya sudah mulai bergerak dan berkomitmen untuk terus menggerakkan roda perubahan. Gerakan literasi di Papua bukan hanya menjadi tanggung jawab individu atau lembaga tertentu, melainkan tanggung jawab kita semua. Pemerintah, masyarakat, serta para pegiat literasi perlu bergandengan tangan untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkualitas.

Iklan Nirmeke
Ad image

Pendidikan dan literasi bukan hanya soal anggaran, tetapi juga soal niat, strategi, dan kerja kolaborasi yang berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang mengejar ketertinggalan, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik dan lebih canggih bagi tanah Papua.(*)

Salam Literasi!

)* Pegiat Literasi Papua

You Might Also Like

Hutan Merintih Dan Berseru

Norfince Boma, Mutiara Dari Papua

Membaca Analisa Dr. Velix Wanggai 2017: Pemilu 2024 Penentu Eksistensi OAP Lapago Papua Pegunungan

Kebudayaan Dan Kekuasaan

Mewaspadai Sindrom Politik ” Tiba-Tiba Baik” Jelang Pemilu 2024 di Wamena

TAGGED:Gerakan Literasi di PapuaKrisis Literasi di PapuaMaiton Gurik Pegiat Literasi PapuaNies Words

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Bumi Baliem Raih Juara 3 Liga 4 Zona Papua Pegunungan Usai Kalahkan Persilanny 1-0
Next Article Persigubin Juara Liga 4 Regional Papua Pegunungan Setelah Kalahkan Persitoli Lewat Adu Penalti
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Bupati Jayawijaya Serahkan Bantuan untuk Anak-Anak di Rumah Singgah Generasi Anak Panah
Tanah Papua
2 days ago
Bertahan di Tengah Globalisasi: Sekolah Adat Harus Jadi Prioritas!
Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
Digerebek! Enam Pengedar Miras Ditangkap, Diduga Dibekingi Oknum TNI
Tanah Papua
3 days ago
KemenHAM Didorong Bertindak: Rekomendasi KOMNAS HAM dan Jeritan Masyarakat Adat Papua atas PSN
Siaran Pers Tanah Papua
1 week ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
ArtikelEditorial

Mengenal Suku Hugula di Papua

11 months ago
Catatan Aktivis PapuaTanah Papua

PMKRI, Uskup Mandagi, dan PSN

4 months ago
Catatan Aktivis PapuaKesehatan

Kematian Dokter Muda Clemens Wopari Hingga Paul Fonataba: Ironi Anak Negeri Cendrawasih di Atas Tanah Airnya

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

KEMAJUAN YANG MENGHANCURKAN

2 years ago
Catatan Aktivis PapuaHeadline

Politik Kriminal di Papua

3 years ago
ArtikelPendidikan

Ini Alasan Krisdahim Kogoya menempuh Pendidikan di China

4 years ago
Catatan Aktivis Papua

Isu Naiwerek dan Propaganda Penantang: Respons Bijak bagi Orang Baliem

8 months ago
Catatan Aktivis Papua

Yesus Itu Sosialis, Sang Pemberontak!

2 years ago
Artikel

Owatne Ewe Watlaiklek (Manusia Bisa Hidup Selamanya)

2 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?