Wamena, nirmeke.com – Gerakan Literasi Laluguragan (GLL) mendirikan perpustakaan buku bacaan di Gereja Baptis Walani, wilayah Hubula, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Upaya ini merupakan langkah maju untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak muda gereja setempat.
Anggota pemuda Gereja Baptis Walani, Angginak Sepi Wanimbo, menyampaikan apresiasinya kepada para pemuda dan pemudi gereja yang penuh semangat menggagas dan membentuk gerakan ini.
“Melihat budaya baca di Papua yang masih rendah dibandingkan daerah lain, inisiatif ini menjadi terobosan penting untuk membangkitkan semangat membaca di kalangan generasi muda gereja,” ujar Angginak.
Sebelum adanya gerakan ini, banyak pemuda gereja yang terpengaruh oleh lingkungan dan media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dan Google. Akibatnya, minat baca mereka menurun. Namun, sejak hadirnya perpustakaan ini, terjadi perubahan positif yang signifikan. Pemuda gereja bersama para intelektual, tokoh masyarakat, dan pimpinan gereja bersatu mendukung penuh inisiatif ini.
“Kami percaya, dengan dukungan seperti penyediaan buku bacaan, alat tulis, dan kebutuhan lainnya, sumber daya pemuda gereja dapat berkembang, baik secara intelektual, integritas, maupun iman rohaninya,” tambahnya.
Komunitas literasi Laluguragan menetapkan setiap Jumat sebagai hari wajib membaca buku bagi pemuda-pemudi Gereja Baptis Walani.
Selain membaca dan menulis, kegiatan lain seperti doa puasa, pelatihan musik, pujian, dan diskusi juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemuda.
“Langkah ini sangat positif. Kami berharap semua pihak, termasuk penggiat literasi, mendukung dan bekerja sama untuk mewujudkan generasi muda gereja yang takut akan Tuhan,” ujar salah satu pengurus Departemen Litbang Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua.
Ia juga menegaskan pentingnya setiap gereja di Papua menyediakan perpustakaan buku guna mendukung pendidikan generasi muda Baptis.
Ia menambahkan bahwa gerakan literasi ini menjadi kunci untuk memajukan Papua. “Hanya dengan membaca buku dan berdiskusi, kita bisa membawa kemajuan. Namun, gerakan ini membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mengatasi tantangan yang ada,” tegasnya.
Pepatah mengatakan, “Sebelum hujan, siapkan payung,” yang menginspirasi pentingnya mempersiapkan generasi muda yang berkualitas untuk masa depan Papua. Pemuda Baptis juga diajak untuk meninggalkan kebiasaan buruk seperti pesta minuman keras, penggunaan narkoba, dan hal negatif lainnya. Sebagai gantinya, mereka diajak bergabung dalam honai besar bernama Gerakan Literasi Laluguragan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Bersatu dalam komunitas literasi, kita kuat dan mampu menentukan masa depan yang cerah mulai dari sekarang,” tutupnya. (*)