Wamena, nirmeke.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayawijaya, Agus Logo, mengajak masyarakat untuk kembali ke habitatnya dan fokus pada sektor pertanian. Hal ini ia sampaikan dalam harapannya terhadap pemimpin yang baru saja dilantik, baik dari eksekutif maupun legislatif, agar mengajak rakyat Jayawijaya untuk bertani demi memperkuat ketahanan ekonomi daerah.
Agus Logo menilai bahwa tantangan masyarakat Jayawijaya dalam bersaing di bidang ekonomi semakin berat, terutama dengan persaingan yang semakin ketat dan adanya pemekaran provinsi. Untuk itu, ia menekankan pentingnya pengelolaan tanah yang ada agar dapat bersaing dengan non-OAP (Orang Asli Papua).
“Pemimpin itu harus merakyat, oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Pemimpin sejati harus menjadi teladan, menciptakan pengikut tanpa paksaan. Maka dari itu, pemimpin harus turun langsung ke lapangan untuk mengayomi masyarakat,” tegas Agus Logo. Ia juga menambahkan bahwa dalam lima tahun ke depan, harapan dan tanggung jawab masyarakat Jayawijaya bisa tercapai melalui pemimpin yang peduli.
Sebagai bentuk komitmennya, Agus Logo tidak hanya berbicara, tetapi juga turun langsung ke lapangan dengan berkebun bersama masyarakat. Tindakan ini patut diapresiasi karena jarang pejabat negara yang terlibat langsung dalam kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat kelas bawah. Ia berharap, pejabat lainnya di Papua dapat meneladani sikap ini untuk membangun pemahaman di kalangan masyarakat bahwa kerja keras dan kemandirian sangat penting untuk bertahan hidup.
Agus Logo juga menekankan bahwa ketahanan pangan lokal menjadi hal yang sangat penting bagi Papua. “Kita harus memutuskan ketergantungan pada impor dari luar, yang telah menciptakan kesenjangan ekonomi di masyarakat lokal. Masyarakat Papua harus mampu bersaing dengan pedagang non-OAP,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat Jayawijaya untuk kembali ke budaya tradisional, yaitu berkebun, yang telah diajarkan oleh nenek moyang. “Kita harus mempertahankan budaya yang telah diwariskan, yaitu mencari makan dengan berkebun. Jangan terpengaruh dengan budaya lain yang mengarah pada ketergantungan pada pemerintah,” katanya.
Ia juga berharap pemerintah setempat dapat memfasilitasi masyarakat dengan memberikan sosialisasi mengenai pentingnya bertani untuk bertahan hidup. Harga barang kebutuhan pokok dan pangan yang semakin tinggi, terutama di daerah pegunungan, membuat masyarakat Papua harus bisa lebih mandiri. “Masyarakat Papua kini menjadi konsumen, padahal kita hidup di tanah kita sendiri. Mari kita bergerak bersama untuk mendapatkan pangan dari tanah kita sendiri,” ajaknya.
Agus Logo menegaskan bahwa suatu wilayah atau negara hanya akan maju jika aset-asetnya bergerak. “Jika aset kita mati, wilayah atau negara tersebut tidak akan pernah maju. Oleh karena itu, kita harus menggerakkan kembali aset-aset kita, terutama dalam hal berkebun, yang merupakan kebiasaan yang telah lama dilestarikan oleh nenek moyang kita,” tutupnya.
Bersama rakyat, Jayawijaya dapat dibangun lebih baik dalam lima tahun ke depan. (*)