~KISAH NYATA~
Pada pagi itu, halaman kampus Universitas Cenderawasih sangat ramai karena hari itu adalah hari pertama pembelajaran di kampus itu dimulai.
Pada saat jam kampus selesai, masing-masing siswa ada yang pulang dengan kendaraan pribadi dan juga ada yang pulang dengan taksi (angkot).
Insos adalah salah satu siswa yang baru saja keterima di Fakultas Keguruan dan karena dia anak baru dan ekonomi keluarga juga dibawah rata-rata sehingga dia berjanji pada dirinya, dia tidak akan menyusahkan keluarganya dan dia akan berusaha hidup hemat.
Sehingga, setelah pulang dari kampus, dia langsung naik angkot dari Uncen bawah, Abe dan tiba di pertigaan perunmas 3, kemudian dia naik jalan sekitar 10 menitan ke rusunawa.
Beberapa hari bahkan bulan pun dia lewati dengan kehidupan seperti itu dan dia mulai mendapatkan teman dari beberapa daerah yang bermukim di asrama Uncen (rusunawa).
Dari kehidupan dari Asrama Uncen itulah, dia mengenal laki-laki dari Yahukimo, Meleo. Dari pengenalan yang awalnya teman itu, mulai merosot ke arah perasaan dan tidak lama kemudian mereka berdua pacaran.
Si insos ini adalah perempuan yang berlembut hati karena lebih banyak mendengarkan bahkan air matanya bakalan cepat jatuh ketika lakinya berbicara dengan nada tinggi.
Insos adalah modelan perempuan yang tidak banyak menuntut tetapi cintanya nyata dan tidak neko-neko selama dia punya pasangan setia dan sayang dia.
Selama mereka pacaran, semua kebutuhan ditanggung bersama. Insos merasa bahwa dia sudah punya sandaran dan Meleo merasa membantu Insos dan berada di sisi Insos selama dibutuhkan adalah suatu kewajiban.
Satu waktu, masa kampus sudah berada diujungnya. Dan waktu-waktu itu adalah waktu kritis karena semua daya dan dana menjadi sangat penting.
Dan Insos merasa, skripsi yang tugaskan padanya dirasa sulit sehingga dia mengadu ke pacarnya dan meminta tolong untuk bantu kerjakan tugas skripsi.
Dengan semua kelelahan pun, Meleo sanggupi untuk bantu susun skripsi bahkan uang untuk print dan jilid skripsi pun dikasih karena dia tau Insos hanya bersandar ke dia.
Setiap Meleo dapat uang, selalu disisipkan untuk Insos karena dia tau, selain dari keluarga Insos yang pendapatan dibawah rata-rata, maka yang hanya bisa sanggupi bantu kekurangannnya adalah hanya dia saja.
Satu waktu, setelah skripsi selesai, jadwal Wisuda keluar dan untuk wisuda diharuskan bayar biaya wisuda 3 juta. Dan lagi walaupun meleo bukan berada dari keluarga berada tetapi dia langsung berusaha dan bayar karena Meleo tidak bisa melihat Insos yang dia sayang kesusahan. Kalo tidak ada harus dicari agar ada. Itu adalah prinsip Meleo.
Itulah yang dibilang oleh beberapa pakar bahwa “selain level mencintai tertinggi adalah mengiklashkan, mencintai juga berarti ko harus berkorban” dan itulah pengorbanan yang dilakukan oleh Meleo untuk insos yang dia sayang.
Kemudian hari wisuda tiba. Insos tampil cantik dengan make up tipisnya yang membuat wajahnya semakin terlihat cantik.
Hari itu, Insos berharap laki-laki yang banyak berjasa terhadap hidupnya hadir tetapi apalah daya, sampai acara selesai, laki kesayangannya tidak nongol.
Insos sedih dan bertanya dalam hati kemudian dia telpon dan minta bertemu di Rusunawa untuk memastikan apa yang terjadi.
Dalam pertemuan itu, dengan menahan nafas dalam-dalam, dia bertanya kepada meleo.
Insos : kenapa ko tidak datang di sa acara wisuda?
Meleo : ahh sapa yang bilang sa tra datang?
Insos : baru? Sa tra lihat ko di tempat wisuda tuh
Meleo : ko coba kasih keluar ko hp, terus lihat ko foto wisuda tuh.
Dengan berderai air mata, langsung peluk Meleo dengan tangisan yang tidak berhenti.
insos : ko cara nih sa benci sekali pace
Jadi, pas acara wisuda, Meleo membayar mobil Maxim beberapa untuk teman-teman Insos jalan ke acara wisuda dan dia juga pake maxim satu dengan teman-teman lakinya.
Pas acara sesi foto, Meleo turun dari mobil dan dia berdiri tepat dibelakang Insos dan dia bergegas balik ke mobil dan balik ke asrama dan mukanya jelas nampak dibelakang insos punya foto. (*)