Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Kerjasama
    • Kabupaten Lanny Jaya
Tulis judul berita...
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved. Develop By Loteng Kreatif.
Reading: Cerpen: Tanah yang Terjual
Share
Notification
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
Tulis judul berita...
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Kerjasama
    • Kabupaten Lanny Jaya
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Cerpen Papua > Cerpen: Tanah yang Terjual
Cerpen Papua

Cerpen: Tanah yang Terjual

admin
Last updated: June 30, 2025 12:48
By
admin
Byadmin
Follow:
7 months ago
Share
5 Min Read
Cerpen Tanah yang Terjual - Ist
SHARE

Di sebuah desa yang kaya akan sumber daya alam, para pemilik lahan adat, yang dikenal dengan pemegang hak ulayat, hidup sederhana namun damai. Tanah adalah warisan leluhur, dijaga dengan penuh tanggung jawab karena di situlah keberlangsungan hidup mereka bergantung. Namun, kedamaian itu mulai terusik ketika para kapitalis dari kota datang membawa janji-janji manis.

Iklan Nirmeke

Mereka tidak datang langsung menemui para pemilik lahan. Mereka tahu bahwa para pemegang hak ulayat memiliki ikatan kuat dengan tanah mereka, sehingga tidak mudah diperdaya dengan uang. Maka, mereka menghubungi borjuis lokal, yang memiliki akses dan pengaruh di desa. Para borjuis ini adalah orang-orang terpandang yang sering kali menjadi perantara antara masyarakat adat dan dunia luar. Di sinilah permainan kapitalis dimulai.

Para kapitalis itu menawarkan sesuatu yang tidak bisa ditolak oleh borjuis lokal: kekayaan dan pengaruh lebih besar. Dengan licik, mereka membangun kesepakatan di bawah meja. Borjuis lokal dijanjikan komisi besar jika mereka bisa meyakinkan para pemilik lahan untuk menjual tanah mereka. Mula-mula, borjuis itu ragu. Namun, setelah dirayu dengan berbagai hadiah dan jamuan, mereka mulai tergoda.

“Ini hanya sebagian kecil tanah,” kata para borjuis kepada para pemilik hak ulayat. “Dengan uang ini, kalian bisa membangun fasilitas untuk desa, sekolah, puskesmas, dan memperbaiki jalan.”

Para pemilik lahan ragu. Mereka tahu bahwa tanah itu bukan hanya soal materi, melainkan tentang identitas dan keberlangsungan generasi. Namun, suara borjuis terus menggema. “Kalau kalian tidak menjualnya sekarang, orang luar akan datang dan mengambilnya dengan paksa. Kalian harus pintar, gunakan kesempatan ini untuk kesejahteraan kita bersama.”

Baca Juga:  SA MAU BEBAS 

Desa pun terpecah. Beberapa pemilik lahan mulai goyah. Tawaran uang yang jumlahnya tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya tampak begitu menggiurkan. Janji-janji pembangunan desa dan fasilitas yang lebih baik mengaburkan pandangan mereka tentang nilai sejati tanah tersebut.

Pada suatu malam, di rumah salah satu kepala adat, pertemuan rahasia berlangsung. Borjuis datang bersama beberapa orang perwakilan dari perusahaan kapitalis. Mereka membawa dokumen panjang yang siap ditandatangani.

“Ini untuk masa depan kalian,” kata salah satu borjuis, sambil menempatkan pulpen di tangan kepala adat. “Tandatangani, dan semua janji akan segera terwujud.”

Namun, ada satu orang tua bijak di desa yang tidak pernah tertarik pada kemewahan atau janji-janji manis. Dia diam selama pertemuan, hanya memperhatikan dengan mata tajam. Ketika kepala adat hampir menandatangani, orang tua itu berbicara, suaranya berat dan berwibawa.

“Apakah kalian tahu apa yang akan terjadi jika tanah ini dijual?” tanyanya pelan.

Ruangan mendadak sunyi. Semua mata tertuju padanya.

“Tanah ini adalah darah dan kehidupan kita. Begitu kita menjualnya, kita kehilangan hak untuk menentukan nasib kita sendiri. Mereka akan membangun tambang atau pabrik di atas tanah ini. Mereka akan mengambil segalanya, dan kita akan ditinggalkan dengan polusi dan kemiskinan.”

Iklan Otomatis

Borjuis lokal mencoba menenangkan suasana. “Tapi, dengan uang ini, kita bisa membangun desa yang lebih baik. Lihatlah, ini kesempatan yang tak akan datang dua kali.”

Baca Juga:  Kesetiaan cinta seorang Pria

Orang tua itu menatap tajam. “Kalian mungkin mendapatkan uang sekarang, tetapi anak cucu kita akan membayar harganya. Mereka tidak akan punya tempat tinggal, tidak punya tanah untuk ditanami, tidak punya sungai yang bersih untuk diminum. Apa gunanya kekayaan sesaat jika kita menghancurkan masa depan?”

Kepala adat, yang semula ragu, kini mulai mengerti. Dia meletakkan pulpennya dan berdiri. “Saya tidak akan menjual tanah ini. Kami tidak akan menyerahkan warisan leluhur kami demi uang.”

Para kapitalis dan borjuis lokal terkejut. Mereka mencoba meyakinkan lagi, tetapi kali ini kepala adat berdiri teguh. Satu per satu, para pemilik hak ulayat lainnya ikut berdiri. Mereka sadar, tanah lebih berharga dari apapun yang bisa dibeli dengan uang.

Kapitalis pergi dengan tangan hampa. Borjuis lokal, yang merasa malu, menghilang dari desa, kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Mereka telah berkhianat demi kekayaan, tetapi akhirnya tidak mendapat apa-apa.

Desa itu kembali tenang, dan tanah tetap milik para pemegang hak ulayat. Mereka tahu bahwa mempertahankan warisan leluhur adalah bentuk kekayaan sejati yang tak ternilai harganya.(*)

Related

You Might Also Like

Gemuruh Perang dan Cinta di Pulau Biak

Cerpen: Percuma Sa Berdoa

Panggil Saya Cacat

Cinta Persahabatan Dalam Diam

Pesawat Kertas Untuk Putri Senja Paniai

TAGGED:Cerpen Tanah yang Terjual

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Ancaman Manipulasi Suara di Jayawijaya. Benny Mawel Ajak Rakyat Kawal Suara Hingga Ke KPU
Next Article IMIPA Se Sulut Gelar Seminar Peringati 63 Tahun Manifesto Politik
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan dari Nirmeke.com
Ad image

Berita Hangat

Warga Peleima Tolak Kehadiran TNI Non-Organik di Distrik Ibele dan Taelarek
Tanah Papua
6 hours ago
Trauma dan Ketakutan: Warga Ibele Desak TNI Angkat Kaki
Polhukam Siaran Pers Tanah Papua
6 hours ago
TPNPB Kodap XXVII Sinak Bantah Klaim TNI: Empat Pemuda yang Disebut Menyerah adalah Pelajar SMP
Polhukam Siaran Pers Tanah Papua
6 hours ago
80 Anggota Polisi Baliem Selesaikan Pembinaan Fisik dan Karakter, Siap Diterjunkan ke Lapangan
Tanah Papua
15 hours ago

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

- Advertisement -
- Advertisement -
Baca juga
Cerpen Papua

Cerpen | Cantik, Tapi Luka: Cerita dari Entrop

4 weeks ago
Cerpen Papua

Cerpen | Suara Hati yang Terlupakan

7 days ago
Cerpen Papua

Kesetiaan cinta seorang Pria

2 years ago
Cerpen Papua

Cinta Bersemi di Rimba Raya

1 year ago
Cerpen Papua

Doa Olipa Menembus Langit Dunia

2 years ago
ArtikelCerpen Papua

Mayat Turis Jepang di Biak Berdarah

10 months ago
Cerpen Papua

Doa Ayah

2 years ago
Cerpen Papua

INSOS BAWA MELEO PU CINTA PERGI

5 months ago
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved. Develop By Loteng Kreatif.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?