Oleh: Suara Kaum Awam Katolik Papua
Paus Fransiskus perlu melakukan penyelidikan khusus terhadap ancaman ekologis di tanah Papua, khususnya wilayah Keuskupan Agung Merauke. Karena sebanyak 2 juta hektar tanah dan hutan adat milik masyarakat lokal diambil alih oleh penguasa dan perusahaan di Indonesia.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC saat ini berdiri bersama penguasa yang dikendalikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Mandagi juga mendukung perusahaan asing dan nasional yang memiliki ambisi besar guna merusak keutuhan alam di wilayah ini.
Mandagi tidak bisa mempertimbangkan suara umat yang melakukan protesnya. Ia juga terkesan tidak dapat mengindahkan Ensiklik Laudato Si, yang Paus Fransiskus sendiri mengajak setiap orang, termasuk para Uskup agar merawat dan melindungi tanah dan hutan adat sebagai rumah bersama.
Mandagi lebih banyak memberikan perhatian kepada perusahaan untuk mengambil alih dan menghilangkan sumber-sumber mata pencaharian hidup bagi penduduk lokal. Pendekatan pastoral yang dibangun Mandagi pada 4/5 tahun belakangan ini sangat bertentangan dengan penduduk lokal dan tidak mengikuti ajakan Paus untuk merawat bumi.
Suara Kaum Awam Katolik Papua mendukung penuh Ajaran Sosial Gereja (ASJ), terutama dalam Ensiklik Gaudium Et Spes yang dikeluarkan oleh Paus Paulus VI pada 7 Desember 1965. Kami mendukung penuh Ensiklik tersebut karena mengajarkan tentang bagaimana menjadikan kegelisahan dan harapan umat hendaknya menjadi kegelisahan dan harapan gereja yang dikepala kristus.
Kami mendukung Paus Paulus VI yang berani menjadikan suka duka umat menjadi suka duka gereja. Dukungan yang sama kami berikan kepada Paus Fransiskus yang mengajak gereja universal guna menjadikan bumi sebagai ruumah bersama dari ancaman pemanasan global.
Namun kami menolak dengan tegas bila Uskup Mandagi menjadikan suka cita penguasa dan perusahan menjadi suka cita gereja Katolik di Keuskupan Agung Merauke, apalagi itu berkaitan dengan kepentingan dirinya. Kami juga menolak pernyataan Uskup yang mendukung penguasa dan perusahan di Merauke untuk menjadikan rumah bagi perusahan, kantor, perumahan dan lainnya yang merusak hutan dan segala satwanya.
Sebagai bentuk protes terhadap Mandagi, kami terus melakukan aksi mingguan di Jayapura. Sekarang aksi mingguan telah memasuki ke-8. Aksi kali ini dilakukan di Gereja Katolik, Paroki “Gembala Baik” Abepura, Kota Jayapura, Papua pada Minggu, 24 November 2024 dari pukul 08:30-10:30 WIT. Sebanyak 15 orang, termasuk pengurus mahasiswa Papua Selatan ikut melakukaan aksi.
Sebelumnya hanya membentangkan beberapa spanduk dan pamflet. Tetapi aksi kali ini menurunkan sejumlah spanduk yang lebih besar dan banyak lagi. Ribuan umat yang mengikuti misa pertama dan kedua, setelah keluar dari gereja langsung menyaksikan dan membaca tulisan di samping gapura. Ada pula yang bertanya-tanya dan mengungkapkan keprihatinan atas langkah Mandagi saat ini.
Pada kesempatan ini, kami menanggapi langkah Uskup Mandagi yang hingga saat ini belum memiliki niat untuk melakukan klarifikasi, bahkan bertentangan dengan gerak langkah dari Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertigginya. Paus prihatin nasib orang di Gaza, Palestina, harapan kami hal yang sama bisa ditunjukkan oleh Mandagi di Merauke. Tapi ini tidak nampak sama sekali.
Karena itu pada kesempatan ini, kami menyampaikan:
Terimakasih kepada Paus Fransiskus atas bukunya Genosida di Gaza yang mana Paus menyerukan agar segera melakukan Penyelidikan Genosida di Gaza.
Meminta kepada Paus Fransiskus untuk menyerukan hal yang sama terhadap Kasus Ekosida (ekologis) di West Papua, terutama atas keterlibatan Uskup Agung Keuskupan Agung Merauke di Tanah Anim – Haa.
Duta Besar Vatikan di Indonesia, KWI di Jakarta dan Para Uskup Regio Papua untuk segera menyelidiki keterlibatan Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Kanisius Mandagi, MSC terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) di Merauke, Tanah Adat Anim – Haa.
KWI segera mengirim tim ke Tanah Papua untuk melihat persoalan Papua, khususnya masalah lingkungan hidup, hak-hak umat, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Hal ini penting agar tidak melihat masalah Papua dari jauh—perspektif Jakarta dan negara yang selalu mencurigakan orang Papua dengan isu “M.”
Meminta Solidaritas Seluruh Umat Katolik di Indonesia, Melanesia, Pasifik dan seluruh Dunia untuk menyuarakan Ancaman Ekosida di West Papua serta menyerukan kepada setiap pimpinan Gereja Katholik di Dunia (Vatikan) agar melakukan investigasi Proyek Strategis Nasional (PSN) di Keuskupan Agung Merauke, Tanah Adat Anim – Haa.
)* Stenly Dambujai, Kasimirus Chambu, Amoye Dogopia