Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Sean Rii, Musik Melanesia dan Irama Perlawanan
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Catatan Aktivis Papua > Sean Rii, Musik Melanesia dan Irama Perlawanan
Catatan Aktivis PapuaSeni & Budaya

Sean Rii, Musik Melanesia dan Irama Perlawanan

admin
Last updated: October 10, 2024 19:11
By
admin
Byadmin
Follow:
7 months ago
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Victor Yeimo

Iklan Nirmeke
Ad image

Semoga Konser Musik Sean Rii di Jayapura tidak sekadar menghibur, tetapi untuk melawan arus musik di setiap panggung disini yang terjebak dalam ciri khas kolonial, yang tidak menggetarkan jiwa dan romansa cinta dan perjuangan kita. Sean Rii bisa menjadi senjata kita untuk meruntuhkan batasan-batasan yang telah lama memenjarakan kita dalam stereotip dan inferioritas.

Semoga Sean Rii dan kita sesama Melanesia tahu bahwa musik adalah denyut nadi perjuangan, menyatukan hati yang terpisah dan mengingatkan kita bahwa meskipun kita berjuang sendirian, kita tidak pernah benar-benar sendiri.

Musik harus lebih dari sekadar kenikmatan sementara; ia adalah landasan bagi kebangkitan jiwa, adalah pengingat bahwa kita tidak boleh menyerah pada penindasan. Sean Rii tidak hanya menghibur hati, tetapi rasakan bagaimana setiap not yang ia lantunkan menggugah keyakinan dan kebanggaan melanesia.

Sean Rii datang membawa cinta di saat saudara-saudaranya masih dijajah oleh kolonialisme Indonesia. Musiknya adalah suara dari hati Melanesia yang menolak tunduk pada hegemoni budaya asing yang ingin membungkam keunikan kita. Bahwa suara musik Melanesia itu unik dan menggoda.

Dengan kehadirannya, ia menyalakan bara semangat di dalam diri kita, menyadarkan kita bahwa cinta kita terhadap ciri khas kebebasan musik Melanesia. Karena musik bukan saja tentang romantisasi cinta kaum muda; ia adalah getaran kebebasan yang meresap jauh ke dalam jiwa.

Baca Juga:  Desember Kelabu 

Semoga setiap lagu yang dinyanyikan Sean Rii bukan hanya untuk menggoyangkan badan, tetapi juga untuk membangkitkan semangat juang di dalam diri kita. Ia menggambarkan cinta yang bersatu dengan perjuangan, cinta yang mampu mengatasi segala rintangan, dan cinta yang menggerakkan kita untuk memperjuangkan hak-hak kita.

Sean Rii tahu Papua tanah terjajah, dan meskipun ia mungkin tidak akan lantang bicara tentang hal itu di panggung, ia merasakan aroma rakyat yang terjajah, yang bergoyang merindukan kebebasan di depan panggungnya.

Dalam hatinya, ia mungkin akan menangis, merasakan kepedihan dan harapan yang bergelora di dalam jiwa anak-anak Ia mungkin akan menyampaikan perasaannya dalam lentunan nada yang rasanya ia rasakan sendiri dalam diam, menjadikan musiknya sebagai suara perjuangan yang tak terucapkan.

Kesukaan bangsa terjajah ketika nada-nada itu mengalun, bayangkan bagaimana Lucky Dube dengan reggae-nya yang menggugah menembus dinding apartheid di Afrika Selatan, menyuarakan ketidakadilan rasial dan kebebasan untuk semua. dia membawa pesan yang kuat, bahwa kita tak boleh tunduk pada sistem yang menindas.

Ingatlah bagaimana Bob Marley menggunakan reggae untuk menyatukan kaum tertindas di seluruh dunia, dari Kingston hingga Afrika, seraya berteriak ‘One Love’ dan ‘Redemption Song.’ Marley mengajarkan kita bahwa musik bisa menjadi suara jiwa yang merindukan perubahan, bahwa melalui irama kita bisa membangkitkan kesadaran kolektif untuk melawan penjajahan fisik dan mental yang masih membelenggu kita.

Baca Juga:  25 Tahun Biak Berdarah, Negara Lindungi Pelaku Kejahatan

Ingatlah bagaimana Bob Marley menggunakan reggae untuk menyatukan kaum tertindas di seluruh dunia, dari Kingston hingga Afrika, seraya berteriak ‘One Love’ dan ‘Redemption Song.’ Marley mengajarkan kita bahwa musik bisa menjadi suara jiwa yang merindukan perubahan, bahwa melalui irama kita bisa membangkitkan kesadaran kolektif untuk melawan penjajahan mental yang masih membelenggu kita.

Iklan Nirmeke
Ad image

Dengarkan bagaimana John Lennon berani bermimpi tentang dunia tanpa perang dan tanpa perpecahan dengan lagu ‘Imagine.’ Lennon’s melodi adalah seruan bagi semua yang berani memimpikan kebebasan dan perdamaian, untuk berdiri dan menuntut keadilan di tengah kekacauan dunia ini.

Terinspirasilah dari Fela Kuti, yang menjadikan afrobeat sebagai suara perlawanan melawan korupsi dan penindasan di Nigeria. Jangan lupakan pula Víctor Jara dari Chile, yang dengan gitarnya mengobarkan semangat rakyat tertindas melawan tirani. Meskipun ia dibungkam oleh rezim diktator, lagunya tetap hidup sebagai simbol keteguhan dan keberanian.

Musik bukan hanya hiburan; musik adalah nyawa perlawanan, adalah peluru tak terlihat yang menembus hati para penindas. Jadikan setiap lagu yang kau dengar sebagai manifestasi perjuangan kita, sebagai seruan untuk membebaskan diri dari belenggu ketidakadilan dan ketakutan.

Selamat datang Sean Rii.

You Might Also Like

Masyarakat Jadi Minoritas di Tanah Mereka Sendiri

Stigma Mata-Mata Militer Terhadap Nakes dan Guru di Papua Semakin Menguat Pasca Revisi UU TNI

Agama Katolik dan Adat di Huwulrama-Jayawijaya

Perahu Wai Ron bentuk kebangkitan budaya orang Papua

Nota Pembelaan (Pleidoi) Victor Yeimo

TAGGED:Irama Musik MelanesiaPenderitaan Orang PapuaPerjuangan Orang PapuaSean Rii Konser di JayapuraVictor Yeimo

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Aktivis Papua Imbau 4 Cabub Pegubin Agar Kampanya Damai Dan Tidak Memecah Belah Rakyat
Next Article 166 Anggota Baru HMPJ Ikut Seminar Sehari. Ini Pesan Pj Sekda Jayawijaya
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
19 hours ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
19 hours ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
19 hours ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
3 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Catatan Aktivis Papua

25 Tahun Biak Berdarah, Negara Lindungi Pelaku Kejahatan

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

Minta Orang Papua Tahu Diri, Menteri Bahlil Dikecam: Jangan Peralat Papua Untuk Jilat Presiden

1 year ago
Catatan Aktivis Papua

JALAN TUA DEMOKRASI

2 years ago
EditorialSeni & Budaya

Mengapa Begitu Banyak Musisi Besar Adalah Orang Kulit Hitam?

11 months ago
Catatan Aktivis PapuaPerempuan & Anak

Putri Pemberontak Gigi Revolusi Dari Papua

1 year ago
Catatan Aktivis Papua

Mengupas Pro-Kontra Penempatan Lokasi Kantor Gubernur Papua Pegunungan

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

ULMWP Milik Rakyat Papua Bukan Milik Kelompok

2 years ago
Catatan Aktivis PapuaPendidikan

Butuh Kepedulian Bersama Untuk Berantas Buta Aksara Di Kampung Kumuluk, Lanny Jaya

1 year ago
Papua Jungle - Ilustrasi
Catatan Aktivis Papua

Ayat-ayat Papua Untuk HUT Kemerdekaan RI

2 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?