Dempasar, nirmeke.com – Guna mengantisipasi meluasnya konflik horizontal warga Nduga dan Lanny, Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga & Himpunan Pelajar Mahasiswa Lanny Jaya se Jawa Bali meminta pihak aparat keamanan untuk segera mengamankan kedua bela pihak yang sedang berperang di kampung Ilekma, Distrik Napua, Kab. jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Desakan pernyataan sikap tersebut disampaikan mahasiswa/mahasiswi dengan melihat situasi di Wamena yang terus memanas tanpa ada pihak keamanan dan Pemerintah yang melerai kedua kubu.
Ronal kogoya ketua HIPMA Lanny Se Jawa Bali dalam jumpa persnya, Kamis (03/10/2024), kemarin menjelaskan dari Informasi kronologis berawal dari kasus perselingkuan yang berujung konfilik saudara di kampung Healekma, Distrik Napua, Kab. Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Hingga terjadi saling serang antar masyarakat berlangsung sejak sabtu, 28 September 2024 – Dan berlanjut hingga kamis, 03 Oktober 2024, yang memakan korban nyawa, luka-luka serta korban material lainnya, dari kedua bela pihak yang sedang terjadi konflik dan diperkirakan akan terus berlanjut.
“Kami melihat bahwa perang saudara (Konflik Horizontal) Nduga dan Lani yang terjadi pun tak di tangani serius oleh pihak keamanan Polres Jayawijaya, Dandim, dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya sebagai wilayah kekuasaannya, tidak serius dan tegas tangani koflik horizontal yang sedang terjadi, melainkan pembiaran bahkan mengiyakan perang agar saling serang sesama keluarga di Jayawijaya terus berlanjut,” ujarnya.
Akibat daripada koflik Nduga dan Lani dari pantauan mahasiswa, membuat aktivitas perekonomian dan pendidikan macet bagi keluarga yang terlibat perang keluarga, bahkan masyarakat Jayawijaya yang tidak terlibat pun kena imbasnya.
“Kami mahasiswa/i Nduga dan LaniJaya Bali, berharap perang keluarga ini segera ada proses penyelesaian dan tidak meluas ke daerah lain seperti Jayapura, Timika dan lainnya,” harapnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Kalanggenus Kogoya ketua DPC IPMNI Nduga Korwil Bali meminta dengan tegas kepada Pejabat Provinsi Papua Pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, untuk segera ambil langkah untuk memfasilitasi ruang mediasi pejabat Nduga, Lani Jaya, para tokoh-tokoh dan kaum intelektual duduk persatu untuk membicarakan perdamaian dan adili pelaku-pelaku utama dalam konflik tersebut.
“Dengan adanya ruang mediasi ini diharapkan dapat meredam konflik yang terjadi di Wamena. Mahasiswa melihat dari konflik yang terus dibiarkan ini akan memakan korban sehingga kami mahsiswa-mahasiswi HIPMA-Lani serta IPMNI Bali meminta keseriusan Pemerintah, Pihak keamanan untuk mengamankan situasi cepat,” harapnya.
Mahasiswa Nduga dan Lani Jaya se Jawa Bali meminta juga keterlibatan Dewan Gereja, Tokoh adat, Intelektual bahkan tokoh-tokoh daerah dari kedua pihak untuk segera menanggapi persoalan ini dengan serius agar tidak memakan korban jiwa dan harga lagi.
“Kami menuntut kepada pihak pemerintah Provinsi Papua Pegunungan menjadi mediator untuk mengamankan kedua pihak. Untuk pihak korban dan pihak pelaku segera diadili dengan diproses hukum nasional yang berlaku di negara ini,” tegasnya.
Mahasiswa juga meminta Kapolda agar segera mengevaluasi kinerja kapolres Jayawijaya yang lambat menangani konflik di Wamena sehingga diminta untuk segera copot dari masa jabatannya.
“Kami mahasiswa/i HIPMA- Lani, IPMNI Bali menegaskan bahwa perang saudara di Jayawijaya tidak memecah bela antar mahasiswa. Setiap penjabat yang menprovokasih warga Masyarakat segera tangkap dan adili,” tegas mahasiswa. (*)