Oleh: Anonim
Setelah isu (Naiwerek) dipropagandakan oleh penantang pasangan Jhon Richard Banua – Marthin Yogobi, sejumlah aksi penolakan muncul di beberapa distrik. Penolakan ini didorong oleh oknum-oknum tertentu atau tim sukses penantang, dengan berbagai cara seperti pengusiran hingga pernyataan sikap terbuka.
Dalam konteks politik, strategi semacam ini merupakan taktik untuk membungkus agenda tertentu dengan tujuan menarik perhatian dan dukungan. Seperti yang kita ketahui, politik adalah permainan narasi, dan sering kali isu yang dibawa bukan sekadar untuk menyampaikan kebenaran, tetapi untuk menciptakan persepsi di mata publik.
Lalu, Bagaimana Sikap Kita Sebagai Orang Baliem?
Sebagai bagian dari masyarakat Baliem, kita harus mampu melihat situasi ini dengan kepala dingin. Penting untuk tidak mudah terprovokasi oleh propaganda atau aksi-aksi sepihak. Kita harus menilai setiap isu secara objektif, mengutamakan kebaikan bersama, dan mendukung kandidat yang memiliki rekam jejak jelas dalam membangun Jayawijaya. Sikap tenang, bijaksana, dan mengedepankan dialog akan menjadi kunci dalam menjaga keharmonisan di tengah masyarakat yang plural.
Etika dalam Politik: Mengedepankan Kebijaksanaan
Dalam situasi seperti ini, ada etika politik yang harus dijunjung tinggi. Pertama, setiap kandidat harus bersaing secara sehat dengan program yang jelas dan konkret, bukan melalui serangan pribadi atau manipulasi isu. Kedua, masyarakat memiliki hak untuk menentukan pilihan tanpa intimidasi atau paksaan. Setiap tindakan yang menciptakan ketegangan atau kekacauan harus dihindari karena itu hanya akan merugikan masyarakat.
Peluang Penantang: Propaganda dan Realitas
Mengenai peluang penantang dengan propaganda yang mereka gunakan, penting untuk diingat bahwa meski propaganda bisa mempengaruhi sebagian masyarakat, pada akhirnya program kerja dan rekam jejak nyata yang akan menjadi penentu. Pasangan yang hanya mengandalkan isu tanpa program nyata mungkin bisa menarik perhatian sesaat, namun apakah mereka bisa menghadirkan solusi jangka panjang bagi masyarakat Jayawijaya? Propaganda yang tidak berakar pada realitas biasanya tidak akan bertahan lama.
Catatan untuk Penantang
Untuk penantang, penting diingat bahwa masyarakat Baliem sudah semakin cerdas dalam menilai pemimpin. Mereka tidak lagi mudah dibujuk oleh janji-janji kosong atau isu-isu yang sengaja dipelintir. Jika penantang hanya berfokus pada propaganda negatif tanpa menyodorkan solusi nyata, mereka mungkin kehilangan kepercayaan masyarakat. Alih-alih memancing konflik, sebaiknya para penantang menawarkan alternatif yang lebih baik, program yang lebih jelas, dan mengutamakan dialog dengan masyarakat.
Pada akhirnya, persaingan politik di Jayawijaya harus membawa manfaat bagi semua pihak, bukan malah menciptakan perpecahan. Mari kita jaga kedamaian, menghormati perbedaan, dan tetap fokus pada tujuan bersama untuk kesejahteraan Jayawijaya. (*)