Timor-Leste, nirmeke.com – kelompok solidaritas untuk kemerdekaan Papua Barat mengibarkan bendera Papua Barat selama kunjungan Paus Fransiskus ke Timor-Leste.
Bendera Bintang Kejora dikibarkan di Jalan Hak Asasi Manusia, di lingkungan Motael, salah satu jalan yang dilewati oleh Paus Fransiskus dari Bandara Internasional Dili ke Nunciature di mana ia akan tinggal selama tiga hari kunjungannya di negara ini.
Seorang aktivis solidaritas pro Papua Barat berhasil memanjat ke atas atap sebuah rumah di sepanjang jalan tersebut, dan menurunkan bendera Bintang Kejora Papua Barat saat Paus Fransiskus melintas sebagai bentuk solidaritas terhadap kemerdekaan Papua Barat. Paus Fransiskus, sambil memberkati kerumunan orang di jalan yang menyapa dan menyambutnya, dengan cepat melihat ke arah bendera tersebut sebelum berbalik dan memberkati orang-orang di sisi jalan yang berlawanan dengan bendera West Papua.
Paus Fransiskus disambut dengan teriakan “Viva Il Papa” sementara “Viva Papua” juga terdengar dari kerumunan massa.
Saat mempublikasikan artikel ini, jurnalis Neon Metin tidak dapat mewawancarai para demonstran karena alasan keamanan.
Gerakan ini sebenarnya telah diantisipasi sejak awal oleh pihak pemerintah dan aparat keamanan dengan kehadiran aparat keamanan yang cukup banyak pada hari pertama kunjungan Paus Fransiskus. Namun, kelompok solidaritas berhasil melakukan aksi dengan aparat keamanan yang tampak lengah. Pemerintah Timor Leste secara terbuka dan berulang kali menyatakan intoleransi terhadap aksi solidaritas, mengeluarkan peringatan tentang gerakan pro-Papua Barat, bahkan mengklasifikasikannya sebagai ancaman keamanan nasional.
Gerakan solidaritas dikategorikan sebagai ancaman keamanan dan bukannya sebagai tindakan solidaritas internasional, yang ironisnya dinikmati oleh Timor Leste ketika negara itu berada di bawah pendudukan asing.
Seminggu yang lalu, Nelson Roldão, seorang aktivis hak asasi manusia Timor Leste yang mendukung gerakan pro-Papua Barat, ditangkap di Bandara Internasional Prezidente Nicolau Lobato di Dili, Timor Leste, ketika sedang menemani seorang aktivis Papua Barat yang akan pulang ke negaranya.
Penangkapannya memicu protes namun dibebaskan pada sore hari di hari yang sama oleh Unit Investigasi Kepolisian Nasional Timor-Leste setelah dilakukan investigasi. (*)
Sumber: neonmetin.info