Oleh: Sosialis Papua
Frantz Fanon, dalam karyanya yang membahas hubungan antara kebudayaan dan kekuasaan, mengeksplorasi bagaimana kekuasaan kolonial memanipulasi dan mendistorsi kebudayaan masyarakat yang dijajah. Menurut Fanon, kolonialisme tidak hanya menaklukkan wilayah fisik tetapi juga berusaha untuk mendominasi pikiran dan identitas budaya masyarakat yang mereka jajah.
Kolonialisme melakukan ini dengan memperkenalkan dan memaksakan nilai-nilai dan budaya kolonial sebagai yang superior, sementara merendahkan dan memarginalkan kebudayaan asli. Fanon menyoroti bagaimana ini menciptakan rasa rendah diri di antara masyarakat yang dijajah, yang kemudian berusaha meniru kebudayaan penjajah sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan dan status.
Selanjutnya, Fanon membahas bagaimana kekuasaan kolonial menggunakan kebudayaan sebagai alat untuk mempertahankan dominasinya. Dengan mengendalikan sistem pendidikan, media, dan institusi budaya lainnya, kekuasaan kolonial memastikan bahwa nilai-nilai dan pandangan dunia kolonial diteruskan dan diterima sebagai norma. Ini menciptakan siklus di mana masyarakat yang dijajah terus-menerus melihat kebudayaan mereka sendiri sebagai inferior dan tidak berharga.
Fanon mengkritik bagaimana kolonialisme berusaha menghapus identitas budaya yang asli dan menggantinya dengan identitas yang sesuai dengan kepentingan kolonial. Ini menciptakan hambatan besar bagi masyarakat yang dijajah untuk menyadari potensi penuh mereka dan untuk memperjuangkan kemerdekaan sejati.
Pada akhirnya, Fanon menekankan pentingnya kebudayaan dalam perjuangan melawan kekuasaan kolonial. Ia berargumen bahwa untuk mencapai kemerdekaan sejati, masyarakat yang dijajah harus merebut kembali dan merayakan kebudayaan mereka sendiri.
Fanon percaya bahwa kebudayaan memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat dan membangkitkan kesadaran kolektif tentang identitas dan nilai-nilai mereka. Kebudayaan yang asli dan tidak tercemar oleh pengaruh kolonial dapat menjadi sumber kekuatan dan inspirasi dalam perjuangan melawan penindasan. Dengan demikian, Fanon mengajak masyarakat yang dijajah untuk menggali dan menghidupkan kembali tradisi dan kebudayaan mereka sebagai langkah penting menuju pembebasan dan kemerdekaan sejati. (*)