Oleh : Aban Bunapa
Tidak banyak cerita yang mengambil latar kehidupan beliau Meepa sebelum peradaban modern dimulai, dimana masyarakat masih menggunakan cara-cara tradisional dalam melanjutkan hidup, cerita Meepa hadir dengan menawarkan hal tersebut.
Cerita Meepa, dimulai dari kehidupan manusia di masa lalu memang masih sangat taradisional. Berburu di hutan kus-kus pokoknya binatang adalah salah satunya. Mulai dari banteng hingga binatang liar yang mereka temukan, selalu dijadikan sebagai teman baik.
Peradaban manusia di masa lalu ini yang membuat Keda (Meepa Timika), anak ke 2 dua bisa di katakan Ipougai, anak dari Kudiai yang diperankan oleh Kadepa Maga suku yang sama, juga ingin ikut mencoba petualangan baru.
Kisah dimulai 1 (satu) tahun yang lalu di Egeida Salju abadi akhir zaman es, Meepa gagal melakukan perburuan pertamanya dengan sekelompok sukunya, yang menyebabkan dirinya jatuh dari tebing dan terluka yang berbahaya akan tersumbat.
Ia yang dianggap telah mati ditinggalkan kelompoknya, dan harus bertahan hidup sendirian di wabah tanah di bagian selatan.
Keda lalu bertemu dan berusaha menjinakkan seekor serigala yang tertinggal dari badan gurung salju. Mereka berdua menjadi teman yang saling bergantung menghadapi berbagai bahaya dan rintangan hingga menemukan jalan pulang sebelum musim dingin yang mematikan tiba.
Beberapa pilihan pun terlintas di pikiran Meepa Melawan atau memilih “bersahabat” dengan serigala ini.
Kisah yang diangkat dari cerita Egeida ini menceritakan persahabatan antara manusia dengan hewan liar, yakni seekor serigala.
Ujarnya Meepa sebuah cerita dengan seekor Serigala tidak pernah memakan serigala, tetapi banyak di antara manusia yang saling memakan satu sama lain.
Timika, 03 Juli 2024