Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Literasi Dan Konflik Di Papua
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Berita Papua > Pendidikan > Literasi Dan Konflik Di Papua
PendidikanSastra

Literasi Dan Konflik Di Papua

admin
Last updated: July 1, 2024 23:04
By
admin
Byadmin
Follow:
11 months ago
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh: Maiton Gurik

Iklan Nirmeke
Ad image

Konflik di Papua tak kunjung selesai, akibat perbedaan pandangan politik mengenai sejarah masa lalu. Saling tembak antara TPNPB dan TNI/POLRI masih menjadi berita hangat masa kini. Konflik masih terjadi di kabupaten Maybrat, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, Paniai, Puncak Jaya, Puncak dan beberapa daerah lainnya. Papua jadi wilayah konflik dan kekerasan. Akibat konflik itu para pengungsi ada dimana-mana. Bantuan kemanusiaan dari pemerintah juga sepi dan tidak ada upaya-upaya untuk keselamatan para pengungsi. Justru pemerintah jadikan para pengungsi sebagai komoditas demi mendapatkan keuntungan kelompok tertentu. Perbedaan pandangan tentu tidak pernah menghasilkan sesuatu yang positif dan seringkali berujung pada konflik, konflik dan konflik. Karena itu, kedua kelompok antara TPNPB dan TNI/POLRI perlu masuk dalam agenda utama diskusi pemerintah untuk akhiri konflik.

Pemerintah terlihat tidak punya kemampuan menyelesaikan konflik diPapua. Terbukti, konfliknya masih membara dan tak kunjung usai sampai detik ini. Penyelesaian konflik di zaman modern ini, juga idak bisa dengan metode kuno seperti pemerintah bikin kebijakan banyak, bikin UU banyak ataupun ajak mengajak, sebab eksistensi kedua kelompok antara TPNPB dan TNI/POLRI senantiasa bersikap egois dan saling mempertahankan ideologi nya masing-masing. Kedua kelompok ini, lebih mengedepankan emosi kebencian dan kemarahan daripada menerima duduk sama-sama di satu meja perdamaian. Permintaan maaf kedua kelompok ini juga sudah menjadi sesuatu yang tabu. Saling fitnah dan adu domba dijadikan dengan cara menciptakan konflik di tengah masyarakat: masyarakat sipil jadi korban. Kedua kelompok ini tidak akan pernah mengakui kesalahan, selama pemerintah tidak cepat ambil langkah solusi perdamaian.

Baca Juga:  Nasionalisme Indonesia Di Papua Dalam Ancaman Serius

Salah saatu konflik yang terjadi di Papua karena kesempitan berpikir dan cara pandang yang konservatif. Kesempitan berpikir menciptakan perilaku diskriminasif, saling terror, dan saling stigma ini dan itu. Yang dimaksud kesempitan berpikir adalah lemahnya literasi dan terlalu rendah berpikir rasional. Jadinya cenderung untuk memutarbalikakan kebenaran atas pandangan sendiri dan menolak untuk menerima kebenaran dari sudut pandang orang lain. Selalu merasa benar antara TPNPB dan TNI POLRI meskipun tidak berpijak pada akal sehat dan realita yang ada. Disinilah pemerintah tidak hadir dan tidak punya kemampuan untuk membuka ruang dan atasi konflik.

Konflik memang tercipta, akibat berbeda pendapat. Akibat salah menggunakan saluran komunikasi. Akibat gagal mengelola masalah. Hingga akhirnya, semua orang membenarkan pikirannya sendiri. Adu argumen sambil mempertontonkan kepintaran dan ego di ruang publik. Maka berbeda pandangan itu berubah jadi konflik yang skala besar. Konflik itu sesungguhnya biasa saja dan dimana-mana juga ada konflik, karena konflik bagian dari dialektika. Yang fatal itu, konflik menjadi tontonan ke ruang publik. Apalagi karena sentimen atau rasa benci misalkan antara OAP dan No-OAP yang sudah lama terbangun. Sehingga hal itu dipertengkarkan dimedia sosial dengan narasi-narasi negatif yang lebih dominan ketimbang komentar-komentar perdamaian.

Baca Juga:  Musim Semi yang Diam

Di dunia literasi, konflik itu hanya tumbuh karena ketidaktahuan dan kecurigaan. Saat kebenaran bertengkar dengan prasangka maka yang terjadi kekacauan sosial. Disini pentingnya pemerintah berpijak pada akal sehat, mencari solusi damai dengan cara-cara bermartabat. Agar konflik tidak berubah jadi musuh yang lama dan abadi. Pun, pemerintah punya segalanya, uang, teknologi, data statistik, akses, gedung, telpon, profesor, pakar, ilmuwan, pengamat, pengacara, LSM, wartawan dan semua fasilitas pemerintah punya. Tinggal pemerintah pakai fasilitas itu mencari solusi konkrit demi menyelesaikan rentetan peristiwa kejahatan di Papua. Bukan sebaliknya, pemerintah dengan tangan TNI-POLRI mengirim aparat dalam jumlah banyak untuk operasi militer hadapi TPNPB yang pada akhirnya masyarakat sipil yang jadi korban kekerasan.

Selalu ada cara untuk akhiri konflik dan meraih perdamaian dengan cara-cara damai. Ada cara pula mencapai perubahan dengan cara-cara mulia. Dan yang terpenting, bila tidak sama kenapa tidak boleh berbeda? Agar siapa pun, tidak lagi bermukim pada konflik yang berkepanjangan. Salam literasi!

)* Maiton Gurik adalah salah satu Pengiat Literasi Papua asal Lanny Jaya

You Might Also Like

Tolak Makan Gratis, Pelajar Papua Tuntut Pendidikan Gratis Berkualitas, Belasan Siswa Ditahan Polisi

Papua Tidak Butuh Makan Siang Gratis. Papua Butuh Pendidikan Gratis Dan Kesehatan Gratis

Mahasiswa Ber-Literasi Melalui Demonstrasi

Dua Oknum Polisi Penganiaya Pelajar di Sentani Harus Diberi Sanksi Pidana

Gadget dan Rasa

TAGGED:Gerakan Papua Mengajar (GPM)Literasi Dan Konflik Di PapuaMaiton Gurik Pengiat Literasi Papua

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article 335 Panwaslu Kabupaten Lanny Jaya Dilantik
Next Article Kisah Meepa Ngobrol Dengan Serigala Penjaga Salju
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
17 hours ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
17 hours ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
17 hours ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
3 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
PendidikanSastra

12 Alasan Mengapa Membaca Buku Harus Menjadi Bagian Dari Hidup Anda

11 months ago
Pendidikan

STA dan SMTK Tom Bozeman Sinakma Wamena Gelar Penamatan dan Pengutusan Siswa 

2 years ago
Pendidikan

Mahasiswa di Jayapura Gelar Aksi Pengalangan Dana Untuk Korban Bencana di Puncak Papua

2 years ago
Pendidikan

Mirisnya Wajah Pendidikan Di Era Otsus Jilid 2

2 years ago
PendidikanTanah Papua

Bertahan di Tengah Globalisasi: Sekolah Adat Harus Jadi Prioritas!

1 week ago

Kreativitas Panitia Penerimaan Maba HMPLJ Untuk Galang Dana Melalui Karaoke 

3 years ago
PendidikanTanah Papua

Manfaatkan Media Sosial Untuk Kampanyekan Persoalan Papua

5 years ago
Sastra

Tulus Untuk Orang Yang Salah

10 months ago
PendidikanTanah Papua

Mahasiswa Lanny Jaya Se Jawa – Bali Desak Pemerintah dan Gereja Atasi Konflik di Tanah Papua

2 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?