Oleh: Soleman Itlay
Gereja Katolik St. Yohanes Yogonima, Paroki “Kristus Gembala Kita” Pugima memiliki sejarah sendiri. Sejarah tersebut berkaitan dengan peran masyarakat adat lokal, misionaris, dan petugas katekis yang membangun kontak awal untuk mendirikan sebuah Gereja baru.
Selain itu, ada peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan dengan pendirian gereja darurat, baptisan pertama dan peresmian gedung gereja permanen yang dipimpin oleh Uskup Emeritus Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar OFM melalui Ekaristi Kudus.
Peristiwa-peristiwa penting dibawah ini hanya ditulis secara garis besar. Namun, catatan lengkap mengenai “Sejarah Perkembangan Misi Katolik di Kampung Yogonima” ini akan dicatat dalam sebuah buku dan diarsipkan dikemudian hari.
Berikut ini adalah ringkasan mengenai Sejarah Perkembangan Misi Katolik di Kampung Yogonima, Distrik Itlawisage, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Semoga catatan kecil ini menambah pengetahuan untuk merawat ingatan kolektif.
Tokoh Masyarakat Lokal
Tokoh awam yang berperan penting untuk mendirikan gereja Katolik, Kapela St. Yohanes Yogonima adalah Bapak Howalin Weakhalok Itlay. Dia inilah yang nantinya Tuhan pakai dia untuk mengajak semua orang guna membangun gereja baru.
Dia ini pernah mengikuti sekolah mula-mula di Lukaken, tapi tidak serius. Bakal tidak tahu baca tulis. Buta aksara masih melekat dalam dirinya, tapi Tuhan pakai dia dengan cara paling sederhana dan apa adanya.
Weakhalok menjadi tokoh sentral yang dapat menggerakkan sejumlah tokoh awam dari kalangan masyarakat adat lokal setempat. Semua klen Itlay, Hisage, Pawika, Mulait, Halitopo, Oagay, Molama dan lainnya sejak awal ikut berperan aktif atas ajakannya untuk mendirikan gereja sendiri.
Mereka yang ia ajak pada mula-mula, antara lain Hageyarogo Harto Itlay, Hupalogo Itlay, Howalin Lemon Itlay, Aweak Itlay, Inyokotna Itlay, Kepuaike Itlay, Wumane Itlay, Wamanuok Itlay, Yokoma Itlay, Hakiiklek Itlay, Wasilagama Itlay, Lilareke Itlay dan lainnya.
Selain itu, ada lagi bapak Imagare Hisage, Waraloklek Hisage, Ena, Yoel, Wasugunsalek Hisage, Mayai Lalegen Pawika, Kira, Tinus Hisage, Yogotuklek Hisage, Holomi Hisage, Areakma Hisage, Kepuelu Halitopo, Inukalok Mulait, Hawel Mulait, Homok Hisage, Wuluwarek Pawika, Sayurai Hisage, Welaluk Lagowan, Hialisa Hisage, Minugi Hisage, Yewisaken Hisage, Hokowen Hisage, Hesun Hisage dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, tokoh-tokoh perempuan juga ikut terlibat aktif. Istri dari tokoh-tokoh adat dan gereja yang disebutkan diatas ikut berperan penting. Mereka adalah Elawohe Hisage, Homo Hisage, Yokohe Yusmina Halitopo, Kulawaga Eyiiklek Hisage, Pasete Hisage, Awarin Itlay, Wiwuke Itlay, Sueruke Oagay, dan masih banyak lagi.
Dari kalangan anak-anak muda yang berperan aktif untuk mendirikan gereja ini, antara lain; Sogopun Ananias Hisage, Towai Benny Halitopo, Zeth Lagowan, Michael Itlay, Obet Hisage, Carlos Oagay, Yeremias Hisage, Hakai Hisage, Wilem Hisage, Paulina Itlay dan lainnya.
Tokoh Misionaris
Pastor Audifax Arie Apemosi Blokdijk OFM menjadi tokoh misi Katolik yang merintis lembah Hugulama pertama. Ia tiba pada 5 Februari 1958 bersama Anton Ano dan Dionisius Lenk Maunda (Waris, Keerom).
Dimana menjadikan Wisagenya, Wesaput sebagai pusat misi Katolik pertama. Tempat itu sekarang berdirilah sebuah monumen bersejarah yang dalam bahasa Hugula disebut “olinmo”yang artinya tempat bekas pemukiman rumah.
Pada hari Minggu, 09 Februari 1958 memimpin Ekaristi Kudus pertama kali disini. Sekitar 20 orang terlibat dalam Ekaristi ini. Sebagian dari petugas katekis, pegawai Belanda (tentara) dan lainnya.
Selain itu, Uskup Rudolf Staverman OFM pun mempunyai andil yang besar. Dimana ia tiba dari Jayapura pada 19 Januari 1958 dan memimpin Ekaristi pertama kali di olinmo ini.
Ekaristi ini menandai akan memulainya misi perintisan di beberapa wilayah, termasuk Paroki “Kristus Gembala Kita” Pugima.
Untuk wilayah aliansi Itlawisage, pertama dirintis oleh Pastor Nico Verheyen OFM–sebelumnya Tim Ekspedisi dari Richard Acbold pertama kali masuk di Seterekama. Ia merupakan misionaris kedua yang tiba di Lembah Hugulama pada 10 September 1958 setelah Apemosi Blokdijk OFM.
Pastor Nico Verheyen tiba di kampung Lukaken pada Maret 1966. Mulanya hendak membuka pos di Lembah Pugima, tetapi sulit karena CAMA sudah masuk lebih dulu.
Karenanya, ia mulai bergerak dari gunung Itlawisage turun ke lembah Pugima. Hal ini ditandai dengan pembukaan pos misi pertama disini (Lukaken). Dari sinilah misi Katolik di wilayah Pugima, termasuk Itlawisage dan Itlay-Lokowal mulai berkembang.
Orang-orang tua yang mendirikan gereja di Kampung Yogonima juga mulanya ikut sembahyang dan sekolah di Lukaken. Tetapi lama-lama kemudian, mulai berpikir untuk bangun gereja sendiri di kampung ini.
Tokoh Petugas Katekis
Wenewolok atau pewarta pertama di Kapela St. Yohanes Yogonima adalah bapak Bartolomeus Mulait. Bapak ini berasal dari kampung Minimo.
Dulu menjadi katekis di Lukaken, tetapi kemudian setelah Kapela ini berdiri, ia menjadi pewarta mula-mula disini. Selain mengajar katekese di kampung Lukaken, Sagesalo dan Kemisake, ia melayani umat disini.
Kalau pagi jam 7/8 melayani di Lukaken, maka pukul 9/10 mengajar di Yogonima. Setelah tu, lanjut lagi di Kemisake. Hal itu dia lakukan secara rutin hingga orang-orang tua panggil dia menjadi kepala kampung di Minimo.
Selama tugas di Lukaken, Yogonima dan Kemisake, ia tinggal dengan bapak Hageyarogo Harto Itlay di Kampung Wisageyo, Sagesalo. Sebagai bentuk penghormatan terhadap dirinya, orang tua memberikan nama anak laki-lakinya Bartolomeus Itlay.
Ia melepaskan tugas pelayanan ini pada tahun 1998. Hingga saat ini (2024), beliau masih menjadi kepala kampung Minimo.
Pos Gereja Mula-Mula
Pos misi pertama Kapela St. Yohanes Yogonima dibangun di dekat Gereja baru saat ini. Jaraknya hanya 10-15 meter. Dibangun dengan bahan lokal, seperti kayu buah, alang-alang dan tali.
Gereja mula-mula ini bersifat darurat. Karena itu ukurannya tidak terlalu besar, kurang lebih 6×12 meter. Tingginya seperti orang-orang tua membangun rumah tinggal (lesema). Katakanlah 3-4 meter.
Baptisan Pertama
Baptisan pertama yang diterima dari Kapela ini adalah Bapak Weakhalok Itlay, Elawohe Hisage, Homo Hisage, Yeremias Hisage dan lainnya. Mereka dibaptis oleh pastor [….] di […] pada tanggal […]. Soal tanggal Baptisan sedang dicari.
Peresmian Gereja Pertama
Belum ada kepastian tanggal. Saat ini kami masih mencari lebih lanjut. Dokumen di Paroki “Kristus Gembala Kita” Pugima belum tercatat. Begitupun belum ada data dari pusat Fransiskan, mengingat wilayah ini Fransiskan yang merintis lebih dulu.
Tetapi menurut Bapak Bartol Itlay, peresmian kapel semi permanen pertama dilakukan pada tanggal 12 Mei 1994/5 (?). Yang jelas, adalah Kapela ini diresmikan langsung oleh Uskup Emeritus Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM.
Peresmian Kapel baru ini sekaligus dilakukan dengan Ekaristi Kudus. Sejak saat itu, umat setempat melakukan ibadah sendiri. Artinya, tidak lagi pergi ke Kampung Sikan dan Lukaken.
PN|Senin, 24 Juni 2024.
Noth!