Oleh: Maiton Gurik
MAHASISWA itu identik dengan kritis. Mahasiswa identik dengan radikal. Mahasiswa identik dengan anarkis. Mahasiswa identik dengan idealis. Mahasiswa identik dengan makar. Dunia ini tanpa mahasiswa sama seperti rumah tanpa tuannya. Seperti itu, kalau kita artikan karakteristik mahasiswa.
Dialektikanya adalah mahasiswa yang mampu merespon isu publik, mahasiswa yang cepat tanggap kebijakan negara, mahasiswa yang mampu melahirkan ide-ide baru, menjadi alternatif dalam ruang-ruang kritis, menjadi solusi bagi rakyat bukan hadir sebagai pencipta masalah. Sikap itu hanya ada di mahasiswa yang suka otak-atik dengan bacaan, diskusi dan suka demontrasi diruang-ruang publik untuk menciptakan revolusi. Sosok mahasiswa seperti inilah yang ber-literasi melalui pesan-pesan yang ia sampaikan diruang publik. Anda bersuara dan ber-orasi sama dengan anda sedang ber-literasi. Ber-literasi-lah melalui demonstrasi dan aksi-aksi.
Karena itu, mahasiswa diminta untuk bersikap kritis terhadap kebijakan negara. Sebab, pada dasarnya natur kekuasaan itu menyimpang, menindas dan korup. Tidak ada alasan mahasiswa yang juga sebagai warga negara untuk bersikap kritis terhadap kekuasaan. Kekuasaan pemerintah hanya bisa stabil dan kokoh kalau ada suara-suara kritis dari mahasiswa. Bersikap kritis terhadap kekuasaan itu harus, tunduk dan puja dibawah ketiak pemerintah jangan. Sebab, itu hanya melahirkan penyakit sosial dan mengkikis perubahan. Semoga!
Jayapura, 05 April 2024
)* Asli Laki-Laki Lani. Suka Otak Atik Status Quo.