Jayapura, nirmeke.com – Lopus atau Loteng Pulsa salah satu aplikasi pembelian dan pembayaran produk digital yang didesain pemuda Papua bernama Allpino Tabuni. Ia berasal dari Kampung Beam, Lanny Jaya.
Allpino Tabuni yang dihubungi melalui panggilan video call WhatsApp pada Sabtu (23/3/2024) mengatakan membuat aplikasi tersebut karena terinspirasi oleh Mark Elliot Zuckerberg, pendiri Facebook. Rasa kagumnya kepada Zuckerberg mendorong dirinya bermimpi dapat membuat suatu aplikasi yang bermanfaat bagi banyak orang.
“Saya punya basic, tapi kalau di Papua sangat sulit cari orang yang nyambung dengan ide saya ini. Dari hal inilah saya terdorong untuk memberanikan diri merantau ke Jakarta, mencari pekerjaan di sana. Jadi setelah lulus kuliah di Uncen (Universitas Cenderawasih) pada 2022, saya lalu merantau ke Jakarta untuk bekerja di sana,” ujarnya.
Ia menyisihkan gajinya dari bekerja sebagai videographer. “Setelah cukup, saya lalu urus Perseroan Terbatas atau PT. Tepatnya pada 21 Maret 2024 perusahaan saya PT Loteng Kredutek Network resmi terdaftar sebagai perseroan terbatas,” ujarnya.
Aplikasi Lopus-Jual & Beli Pulsa yang ia buat dirilis pada 20 Maret 2024. Aplikasi tersebut merupakan salah satu aplikasi pembelian dan pembayaran produk digital yang dapat di-download di Play Store. Aplikasi ini dikembangkan PT Loteng Kredutek Network, perusahaan milik Allpino Tabuni.
PT Loteng Kredutek Network sebagai penyedia produk digital untuk memudahkan pembelian dan pembayaran menjadi lebih sederhana yang disediakan sistem satu aplikasi dengan nama Lopus.
“Dalam aplikasi Lopus ini para pengguna dapat melakukan pembelian dan pembayaran dengan mudah, karena kami telah menyediakan berbagai produk digital seperti pulsa all operator, token PLN, voucher game online, tagihan PPOB, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Tabuni mengaku tidak memiliki basic pendidikan sebagai seorang programmer. Ia lulusan Jurusan Teknik Elektro Uncen pada 2022. Namun untuk membuat aplikasi ia belajar secara otodidak.
“Apa yang saya kerjakan sekarang sebenarnya tidak sesuai dengan jurusan saya dulu, tapi keinginan saya untuk belajar hal baru mendorong saya juga menggeluti beberapa bidang, sepertinya videografi, fotografi, dan pilot drone,” ujarnya.
Ia berharap aplikasi Lopus dapat membantu mama-mama dan siapa saja di Papua untuk meringankan beban ekonomi mereka. Caranya melalui jualan pulsa dengan harga yang murah. Mereka bisa menjual dengan harga yang mereka tentukan sendiri.
“Saya berharap orang Papua bisa maju. Dan aplikasi ini juga tidak dibatasi untuk OAP saja, tapi non-OAP juga bisa mengakses aplikasi ini di play store,” ujarnya.
Tabuni juga berharap apa yang sekarang ini dia lakukan bisa mendorong anak-anak muda di Papua untuk mau berpikir kreatif dan memanfaatkan teknologi yang ada dengan baik.
“Saya juga mengajak anak-anak muda di Papua untuk mau berinvestasi, daripada hanya scrolling media sosial itu hanya buang-buang energi, mari kita sama-sama harus bisa bersaing dan kalau bisa menciptakan perusahaan start up yang besar di Papua dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini,” ujarnya.
Tabuni menyampaikan satu kutipan dari Zuckerberg yang ia sukai, yaitu ‘Daripada membangun sebuah tembok lebih baik membangun sebuah jembatan untuk saling terhubung’.
“Saya memang belum menyamai Mark Zuckerberg, tapi saya sedang memulai dari hal-hal kecil yang berguna dan menolong banyak orang,” ujarnya.
Menurutnya untuk bisa membuat sesuatu yang besar harus punya banyak mimpi, lalu mewujudkan mimpi itu.
“Kita bisa manfaatkan teknologi yang ada saat ini, teknologi yang sangat mempermudah kita untuk mengakses banyak hal untuk menunjang kesuksesan kita ke depan,” ujarnya. (*)
Sumber: JUBI