Jayapura, nirmeke.com — Video pendek berdurasi satu menit delapan detik yang viral beredar di media sosial terkait dengan penyerangan dan pemukulan Mahasiswa Papua masa aksi AMP dan FRI-WP di Kupang oleh Ormas Reaksioner NTT dan Polisi saat memperingati HUT ke-62 Bangsa Papua pada 01 Desember 2023.
Markus, warga kota Jayapura asal Wamena yang melihat video tersebut menyayangkan sikap Ormas yang ada di NTT yang dengan brutal memukul mahasiswa Papua yang sedang berorasi dan menyampaikan pendapat di muka umum yang sudah di jamin oleh negara melalui UU.
“Indonesia negara hukum kok polisi hanya menonton tanpa menindak atau mengamankan Ormas yang sedang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa, tindakan ini sangat tidak terpuji sekali,” tegasnya.
Markus juga menyinggung terkait situasi konflik bersenjata di Papua antara TPNPB dan Militer Indonesia yang terus memanas setiap hari, banyak warga sipil menjadi korban.
“Banyak warga sipil meninggalkan harga benda mereka mengungsi ke hutan, ada yang tertembak, dibunuh dan diperkosa. Trauma ini tidak hanya dirasakan oleh orang asli Papua namun orang non Papua (pendatang),” ujarnya.
Lanjutnya, Penembakan tentara asal NTT di daerah konflik itu, kombatan lawan kombatan, Ormas Reaksioner NTT perlu tahu teori perang. Mahasiswa itu sipil.
“Tentara itu janji sumpah kepada negara untuk mengabdi sampai taruhan nyawa, jika TPNPB dibunuh oleh TNI masyarakat Papua tidak brutal seperti orang NTT yang lakukan seperti di dalam video ini. Seluruh masyarakat Papua sekarang sedang mengawasi orang NTT yang ada di tanah Papua. Jangan sampai ulah Ormas ini ada seruan untuk segera pulangkan orang NTT ke daerah asalnya yang sedang mendiami tanah Papua dariSorong sampai Merauke segera angkat kaki,” ujarnya.
Leo aktivis Papua menilai tindakan di dalam video ini membuktikan orang NTT tidak punya hati nurani, lebih sadis dan bukan manusia.
“Mahasiswa demo damai terkait hari kemerdekaan bangsa Papua. Ko paksa bilang orang Papua Indonesia. Orang NTT ternyata penjajah jahat di atas tanah kami, ras tidak menjamin tapi watak orang NTT merupakan watak penjajah ulung,” tegasnya.
Dengan sikap brutal yang ditunjukan Ormas reaksioner NTT ini dampaknya bisa meluas ke Papua terutama daerah konflik sekarang dan akan terima resiko dampak dari viralnya video tersebut setiap Group WA, tiktok, youtube. Lihat saja orang NTT yang di Papua mulai dari Nakes, guru, tenaga kerja buruh banyak diterima dan datang tinggal di daerah konflik. (*)