Oleh: Festus Simbiak
Kata “TAHU DIRI” menjadi kata untuk menjelaskan orang yang menerima sesuatu tetapi tidak mengharga, lupa, atau acuh. Kata “Tahu Diri” disematkan oleh Menteri Penanaman Modal dan Investasi Bahlil Lahadalia kepada Orang Papua sebagai kesimpulan dari penilaian terhadap Orang Papua. Merujuk pada kata Tahu Diri, Bahlil hendak mengatakan bahwa orang Papua itu lupa kalo Presiden Jokowi telah banyak berbuat untuk orang Papua. Pertanyaannya adalah: Siapa yang dimaksud dengan Orang Papua? Apakah Orang Asli Papua (OAP) atau Penduduk Papua. Kalo jawabannya adalah OAP, maka apa alasan Bahlil mengatakan demikian? Apakah OAP selama ini menjadi peminta-minta? Setelah diberikan sesuatu yang diinginkan terus lupa? OAP selama ini tidak minta sesuatu kepada pemerintah. Kemudian mereka lupa. Yang terjadi selama ini adalah OAP menuntut Hak sebagai bagian dari NKRI. OAP menuntut Hak sebagai warga negera, bukan minta dikasihani kemudian lupa.
Bahlil harus tahu dan paham bahwa Jokowi mewakili NKRI harus berterima kasih kepada OAP, karena Papua telah menjadi Sumber Pendapatan Anggaran Negara (PAN) untuk membelanjai NKRI. Kalau Papua berposisi seperti itu apa yang diberikan oleh Jokwi untuk Papua. Apa cukup datang “Say Hello”? Mustinya Bahlil bilang demikian: Presiden harus tahu diri, karena Papua menjadi bagian NKRI, sehingga SDA-nya bisa dikeruk untuk membelanjai negara dan menambah pundi-pundi kekayaan. Semua yang dibangun di Papua itu konsekuensi mengambil Papua menjadi Bagian NKRI.
Bahlil sendiri sebagai Menteri Penanaman Modal dan Investasi, apa yang sudah dibuat untuk orang Papua. Dari sisi tanggung jawab Bahlil, belum ada sesuatu yang dilakukan untuk OAP. Kalo pun ada pasti jatuhnya pada NOAP atau Perusahaan Asing atau Perusahaan Negara. Dengan kata lain yang menikmatinya bukan OAP. Jangan jadikan jabatan Menteri sebagai kriteria untuk bilang OAP harus tahu diri. Menjadi Menteri itu hanya seorang bukan semua OAP. Pembangunan Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian, jangan dijadikan kriteria, karena itu wajar tanggung jawab Pemerintah atau negara. Coba Bahlil bandingkan dengan hasil garapan di atas tanah milik OAP. Apa harganya sudah sebanding?
Bahlil mustinya mengatakan demikian; atas nama Presiden dan Pemerintah saya berterima kasih kepada orang Papua yang merelakan SDA-nya untuk dijadikan sumber PAN bagi NKRI. Jangan beliau mengejek orang Papua. Kalau pun ada tendensi tertentu jangan pakai kata yang merendahkan harga diri Orang Asli Papua.
)* Sumber Facebook