Jayapura, 08 September 2023
Namanya Benyamin Lagowan. Lahir di Kama Wamena (sekarang distrik Wesaput kabupaten Jayawijaya) pada hari Minggu, 05 Agustus 1990. Nama panjangnya Benyamin Lagowan tapi akrab disapa “Bella” adalah anak pertama dari 6 orang bersaudara.
Ayahnya seorang aparatur Pegawai Negeri sipil senior yang loyal dan berdedikasi tinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Jayawijaya. Sejak diangkat menjadi PNS pada 1991 hingga pensiun tahun ini, Bernadus Lagowan-ayahnya tidak pernah pindah dari instansi awal dia ditempatkan yakni di bagian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Jayawijaya oleh bupati J. B Wenas melalui koneksi gereja Katolik Wamena.
Meskipun banyak teman-teman seangkatannya pindah dan memperoleh jabatan dan promosi yang luar biasa utamanya di beberapa kab pemekaran. Bapak Bernadus Lagowan (disingkat Bernad) tidak pernah berpikir pindah dengan satu alasan bahwa: lebih baik mencintai pekerjaan yang ada dan tetap bertahan demi tanah air tercinta negeri Lembah Baliem, Wio, Wamena.
Sedangkan ibunya bernama Nelly Matuan adalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), petani tulen dan pekerja buruh upahan pada dinas keberhasilan Wamena sebagai pembersih jalan raya. Sehari-hari ibunya menghabiskan waktu dari subuh membersihkan jalan raya di sekitar Kodim Wamena dan siangnya berkebun di perkebunan milik pribadi di Wouma-Molama -tempat dimana pemerintah mewacanakan mendirikan pusat pemerintahan Kantor Gubernur Papua Pegunungan secara sepihak yang kini sedang berpolemik.
Sehari-hari ayah dan ibunya bekerja di kebun milik mereka. Hasil dari perkebunan mereka telah membiayai pendidikan 6 anak yang kini sudah sedang mengenyam pendidikan tinggi di luar Wamena. Benyamin Lagowan sendri sebagai dokter. Di bawahnya adalah Iptu Bonifasius Lagowan bertugas di Baharkam Div Polairut Mabes Polri Jakarta. Sementara 3 saudaranya yang lain masih berstatus sebagai mahasiswa/i.
Putra Pariwisata Wamena-Papua dan Aktor Film
Pada tahun 2009, Benyamin Lagowan dinobatkan sebagi putra Pariwisata Jayawijaya setelah memenangkan audisi pemilihan putra/i Pariwisata yang digelar oleh pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya di masa kepemimpinan awal John Wempi Wetipo S. Sos. M. Par. Bella menjadi runner Up pemilihan putra pariwisata provinsi Papua yang digelar di hotel Motoa Jayapura dan Sasana Krida Kantor Gubernur pada tahun 2010. Ia hanya kalah popularitas dengan peraih juara satu kalah itu, yang adalah seorang presenter TV lokal Papua, Johan Albert Ginuni.
Pada tahun 2010, Benyamin lolos casting sebagai salah satu aktor lokal utama dalam audisi pemeran film berjudul ” Cinta Dari Wamena” yang disutradarai oleh Lastja F. Susatyo. Film yang bertajuk pendidikan, budaya dan kesehatan itu merupakan film layar lebar yang disponsori oleh beberapa pihak swasta dan lembaga internasional ternama. Film itu dirilis pada 2013. Bella berperan sebagai Temby. Temby adalah pemeran antagonis dari Litius yang berperan sebagai aktor protagonis.

Sebagai Temby film edukasi itu menceritakan perjuangan 3 sekawan dari pedalaman kampung di Wamena yang memiliki cita-cita dan tekad yang tinggi untuk menjadi orang sukses. Yang kemudian mendorong mereka merantau ke kota Wamena untuk mencari keberuntungan hidup. Situasi kota Wamena yang sudah maju menyebabkan mereka mengalami berbagai dinamika yang menantang. Akhirnya dari tiga sekawanan itu ada yang akan sukses ada pula yang nyaris gagal. Demikian sinopsis singkat film yang sempat menggemparkan Papua selama setahun itu.
Pada tahun 2011, sebagai putra Pariwisata, Bella sempat masuk daftar sebagai salah satu peserta termuda dari 25 orang rombongan tim tari yang berangkat ke empat negara Eropa yakni Belanda, Belgia, Luxemburg dan Jerman. Pada tahun 2013 sebagai kelanjutan dari prestasinya sebagai bintang film yang dominan dan unggul, Bella sempat diundang sebagai peserta sekaligus narasumber dalam konferensi ke-11 HIV-AIDS di Bangkok, Thailand. Bersama utusan KPAD Papua dan Jayawijaya juga pihak KPAN, Bella sempat berada di sana selama 2 minggu dan tampil di dalam iven bergengsi tahunan itu.
Aktivis
Sejak menjadi mahasiswa, Bella memiliki rekam jejak panjang sebagai aktivis mahasiswa paling kritis dan terkemuka di Papua terutama di Kota Jayapura. Jiwa aktivitismenya memang sudah terlihat sejak masih menjadi siswa hingga terpilih sebagai aktor dan putra Pariwisata Wamena dan Papua pada 2009-2010. Beberapa orang sutradara, produser dan pembina dinas pariwisata sudah mengakui kelebihan dan kecerdasannya.
“Ya untuk Benyamin ini secara fisik atau perawakan tidak terlalu good looking tapi dari sisi knowledge, dia very good dan smart kelebihannya di situ,” kata sutradara film Lastja Susatyo kala itu. Selanjutnya dalam satu kesempatan di Bandara Wamena lama, mentor sekaligus tutornya di dinas pariwisata sebagai putra pariwisata Jayawijaya, Marthen Medlama pernah mengatakan tentang Bella sbb kepada orang tuanya: “Ade Lagowan ini anak hebat, dia pintar. Punya potensi luar biasa, tinggal diasah terus dan diarahkan”. Hal senada diungkapkan oleh beberapa dosennya di Uncen Jayapura sbb: “Bila Papua memiliki 10 mahasiswa seperti Benyamin, maka Papua pasti sudah lama maju” , kata Pak Dais Iswanto mentornya di kampus Abe pada pertengahan 2014.
Di Kota Jayapura, sejak menjadi mahasiswa semester awal, Bella telah terlibat dalam berbagai aksi-aksi mahasiswa mendorong berbagai isu, masalah dan aspirasi masyarakat Papua. Sebagai mahasiswa baru tahun 2010, Bella kerap berkontak dengan senior-seniornya di Uncen yang sering menggerakan beberapa aksi-aksi mahasiswa. Diantaranya aksi mengenai masalah HAM, demokrasi, keamanan, hukum, proteksi masyarakat adat hingga mengenai protes atas layanan pendidikan dan kesehatan di tanah Papua. Tak lupa juga menyangkut kemanusiaan dan pemerintahan.

Kasus aktivisme terbesarnya adalah mendorong masalah Fakultas Kedokteran Uncen yang kemudian menjadi aksi demo damai mahasiswa terlama di Tanah Papua bahkan Indonesia tahun 2013. Aksi mendorong pengungkapan berbagai kasus Korupsi di Papua 2012-2015. Menggerakkan aksi kemanusiaan bencana alam Vanuatu, PNG dan beberapa wilayah di tanah air. Aksi mengawal pengentasan gizi buruk Asmat-Korowai 2014. Aksi mendesak pengungkapan penembakan 4 Pelajar di Paniai 2014. Aksi mendesak Pemerintah membatalkan Pembangunan Mako Brimob Di Wamena 2015.
Bella juga turut aktif dalam aksi mendesak pemerintah membatalkan pembangunan Food Estates Merauke 2016, Aksi mendorong bantuan kemanusiaan Nduga 2018, juga aksi mendesak penuntasan HAM Papua dan kasus PT Freeport 2017. Yang terakhir adalah menginisiasi aksi penolakan penempatan kantor Gubernur Papua Pegunungan yang sepihak dan penuh kesewenang-wenangan yang mengancam nyawa ribuan kaum Petani di tanah Wouma. Beberapa kali terlibat dalam aksi penolakan DOB dan revisi Otsus 2020-2021 yang sepihak dan juga ikut aksi organisasi masyarakat, kepemudaan dan gereja mendorong isu-isu sentral kemanusiaan, pembangunan dan Korupsi lainnya.
Hampir 13 tahun Bella menjadi mahasiswa ia sangat aktif terlibat dalam dialektika diskursif mengenai dinamika Papua. Melalui berbagai media dan forum Bella aktif menaikkan sumbangsih dan pemikirannya soal berbagai masalah sosial di Tanah Papua. Telah banyak tulisan, goresanm penahnya beredar di jagat media sosial, media massa baik cetak maupun online. Sebagai aktivis kawakan dari intelektual kampus, tahun 2015 Bella dkk menulis sebuah buku berjudul: Pergerakan Mahasiswa Kedokteran Papua: Potret Aktivisme di FK Uncen Papua hasil kerjasama BEM FK dengan pihak Honaicenter. org. Buku itu mengurai segala fakta dan data mengenai dinamika aksi mahasiswa FK Uncen selama 2013-2015.
Dokter Muda
Setelah menamatkan pendidikan sarjana kedokteran (S. Ked) pada tahun 2016, setahun berikutnya Bella menjalani pendidikan profesi di RS Dok 2 Jayapura. Tetapi karena sering aktif terlibat dalam mendorong aksi-aksi mahasiswa dan rakyat Papua, pendidikan profesinya kerap terbengkalai. Makkum juga tak heran bila aktivis hal keterlambatan selesai kuliah adalah hal biasa. Itu sudah konsekuensi yang sudah pernah dialami siapapun aktivis bukan hanya di Papua tapi merupakan realitas yang sudah mendunia.

Meski sudah cukup lama tidak selesai dan tertinggal dari teman-teman seangkatannya, Bella masih menikmati masa studi profesinya sambil terus berjuang menjadi penyambung lidah, suara dan aspirasi rakyat. Jika Tuhan berkehendak, maka dalam hitungan beberapa waktu lagi ia akan menyelesaikan studi profesi dokternya. Amin!
Caleg Partai Buruh
“Saya maju caleg dari Partai Buruh bukan karena motivasi saya ingin kaya atau saya mau menjadi pejabat. Sebab kalau mau seperti itu, saya cukup diam dan tenang fokus jadi dokter saja saya bisa dapat apapun yang saya mau. Tapi tidak. Bukan soal itu. Saya maju ke DPRD dengan menolak tawaran partai-partai besar karena saya merasa Partai Buruh adalah partai alternatif milik kaum papa yang dapat benar-benar menjadi canal aspirasi rakyat khususnya kelas pekerja”. Demikian kata Bella disebuah kesempatan di Kota Jayapura beberapa waktu lalu.

Bella harus memilih jalur masuk sistem karena mengamati dan menyimpulkan situasi stagnansi yang dialami rakyat Papua mesti diperjuangkan dari dalam sistem. Bukan dari luar sistem. “Kita memilih masuk sistem juga harus selektif. Maksudnya ini soal mana partai yang bisa diandalkan dan tidak, itu maksudnya”, kata Bella. “Partai Buruh jelas AD/ARTnya. Partai ini milik kelas pekerja, rakyat kecil termasuk mahasiswa, aktivis, seniman, disabilitas, honorer, nakes selain anggota utamanya kaum Buruh, kaum Tani dan nelayan. Sehingga partai ini cocok dan pas dengan cita-cita dan background kami sebagai aktivis jalanan,” kata Bella lagi kala itu.
Bilamana mau ditanyakan mengapa dia memilih partai Buruh jawabannya jelas partai ini adalah rumah/honai politik rakyat kecil termasuk aktivis dan mahasiswa yang akan menjadi canal menghantarkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat guna mencapai kesejahteraan lahir batin. Bila selama puluhan tahun, aspirasi rakyat kami perjuangkan dijalan-jalan, sekarang saatnya langsung dari dan di lembaga terhormat: parlemen. Pada prinsipnya visi Partai Buruh berkomitmen mengupayakan kesejahteraan kaum buruh dan kemudian mengupayakan kesejahteraan negara di atas lainnya dengan demikian ada keyakinan negara akan maju dan makmur.
Laporan: Redaksi Nirmeke