Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: GANG
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Sastra > GANG
Sastra

GANG

admin
Last updated: September 4, 2023 19:37
By
admin
Byadmin
Follow:
2 years ago
Share
3 Min Read
SHARE

Oleh: Tonny Tokan

Iklan Nirmeke
Ad image

Ia berdiri di ujung gang dengan pandangan kosong ke arah dimana tak ada satupun kendaraan berseliweran di sana. Ini satu-satunya gang di kota ini yang tak pernah ingin ia lalui lagi. Terakhir kali ia melewati gang ini adalah dua tahun silam, hari dimana ia dan lelaki yang telah mengorbankan seluruh waktu mereka hanya untuk saling mencintai.

Pada masa-masa bahagia yang nyaris tak pernah luput sedikitpun dari dalam otak kecil itu, ia bahkan tak pernah menghitung kapan waktu benar-benar berlalu, atau kapan terakhir kali ia tidur tanpa pelukan. Ia selalu mendapatkan itu dari lelakinya, kekasih yang telah menunjukan minat serius untuk menikah dengannya. Bersama keyakinan yang tak dapat ia tolak, dengan gairah yang sama, mereka memutuskan berciuman, berpelukan, tidur bersama hingga mencoba berbagai gaya bercinta yang tak biasa: memagut alat kelamin satu sama lain hingga menirukan berbagai gaya ringan sampai ektrim yang mereka temukan dalam film-film porno.

Baca Juga:  Gadget dan Rasa

Itu adalah pertama kalinya ia merasa dicintai sebagai seorang perempuan. Ia merasa seluruh dirinya telah menjadi bagian dari lelaki itu, dan telah menjadi satu-satunya alasan ia akan terus hidup tanpa menikah atau memiliki anak sebelum mereka benar-benar resmi menikah. Alasan dari cinta sembunyi-sembunyi dari restu orang tua membuat lelaki itu tak pernah begitu nekat membuahi perempuan itu sebelum mereka menyelesaikan masa sekolah. Meski kelihatan ia begitu berani untuk menidurinya, tetapi ia tahu betul bahwa ia begitu pengecut untuk menumpahkan setetes saja cairan ke liang tempat anak-anak mereka akan keluar dari sana dan mewarisi utang Negara. Lain kali mereka sama-sama memahami bahwa alasan paling logis dari hubungan mereka adalah mengisi ingatan satu sama lain.

Ia melangkah menyusuri gang yang tak ingin ia lalui tadi. Sebuah ingatan melompat keluar dari benaknya: “Masa bahagia tak pernah abadi, penderitaan akan segera datang.” Potongan kalimat itu ia dengar beberapa tahun silam dari seorang teman kampus jurusan psikologi. Meski pada awalnya ia anggap itu sepele, tapi itu adalah satu-satunya pesan yang paling menghantuinya setelah lelaki itu tak pernah benar-benar bersama dengannya.
Awal dari seluruh penderitaan itu tergambar jelas ketika lelaki itu mengatakan dengan jujur padanya: “Kau tak pernah benar-benar ada saat kita bercinta. Aku selalu melibatkan orang lain di sana.” Ungkap lelaki itu. “Inilah kejujuran yang tak pernah ingin aku katakan padamu.”

Baca Juga:  Tulus Untuk Orang Yang Salah

Kejujuran itu membuat ia mengerti mengapa lelaki itu tak pernah mau membicarakan apapun sehabis bercinta. Kejujuran itu membuat ia memahami bahwa mereka tak pernah berdua. Mereka selalu bertiga. Dan orang ketika itu adalah seorang perempuan yang telah lama mati.

Yogyakarta, 2023
Sumber gambar: Instagram/Raffaele_Mariaetti

You Might Also Like

Sastra Sebagai Gerakan Politik di Papua

Literasi Dan Konflik Di Papua

Sekolah Adat “Santo Yohanes Pembaptis II” Resmi Dibuka di Sumunikama, Papua Pegunungan

Cinta Revolusi Negeri Tanah Adat

Pemdidikan Dimulai Dari Honai

TAGGED:Cerpen RomantisTonny Tokan

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Aliansi Masyarakat Adat Wouma-Welesi Beri Surat Kuasa ke PAHAM Papua
Next Article Konflik dan Kekerasan Terus Terjadi di Papua, Adakah Kepentingan Bisnis Aparat Keamanan?
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
18 hours ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
18 hours ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
18 hours ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
3 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
PendidikanSastra

12 Alasan Mengapa Membaca Buku Harus Menjadi Bagian Dari Hidup Anda

11 months ago
PendidikanSastra

Peran Pendidikan dalam Membangun Generasi Muda Papua

8 months ago
PendidikanSastra

Mahasiswa Ber-Literasi Melalui Demonstrasi

1 year ago
Sastra

Musim Semi yang Diam

2 years ago
PendidikanSastra

Potret Pendidikan di Kampung Yogonima

4 months ago
Cerpen PapuaSastra

Lukisan Bergairah Pada Tembok Rumah Sakit Siriwini

11 months ago
Catatan Aktivis PapuaPendidikanSastra

Pentingnya Literasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Pemuda Papua

12 months ago
PendidikanSastra

Gerakan Literasi Laluguragan Dirikan Perpustakaan Buku di Gereja Baptis Walani

2 months ago
Sastra

Desember Kelabu 

1 year ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?