Vanuatu, nirmeke.com — Delegasi Republik Indonesia walk out (WO) atau keluar dari forum Melanesian Spearhead Group (MSG). Langkah keluar dari ruangan diambil delegasi RI saat pimpinan salah satu kelompok pro-Papua merdeka, Benny Wenda, hendak berbicara di forum itu.
Aksi WO delegasi RI dilakukan dalam forum Pertemuan Puncak Para Pemimpin MSG ke-22 di Port Villa, Vanuatu, Rabu (23/8/2023).
Saat itu, Benny Wenda hendak memulai pidatonya. Maka, sejurus kemudian, belasan utusan Indonesia keluar dari ruangan. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury.
Benny Wenda adalah Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) sekaligus menyatakan dirinya sendiri sebagai presiden sementara Papua Barat atau yang dia sebut sebagai West Papua. Delegasi Indonesia WO karena tidak mengakui Benny Wenda.
“Dalam praktik diplomasi, walk out adalah satu kelaziman. Itu mengekspresikan berbagai hal. Ini karena Pemerintah RI tidak mengakui ULMWP,” kata Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Kemlu RI menilai sikap tersebut normal dalam forum internasional. Contohnya, kata Faizasyah, negara-negara Barat walk out saat pihak Rusia berbicara dalam forum multilateral internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena negara-negara Barat tidak setuju dengan sikap Rusia yang menginvasi Ukraina.
“Ini pilihan yang sangat bisa dimaklumi dan saya rasa akan banyak diapresiasi publik,” kata Faizasyah.
ULMWP, organisasi Papua Merdeka yang dipiimpin Benny Wenda, selama ini berstatus observer di MSG dan ingin menjadi anggota penuh MSG.

MSG atau Melanesian Spearehead Group dibentuk pada 1988 di Port Villa, Vanuatu, negara di Oseania, sebelah timur Pulau Papua. Indonesia menjadi anggota dari negara-negara beretnis Melanesia, karena Indonesia, terutama di Indonesia timur, terdapat 13 juta warga Melanesia.
KTT MSG tahun ini mengusung tema besar, yakni: ‘MSG Menjadi Relevan dan Berpengaruh’.
Perlu diketahui, ULMWP adalah anggota MSG dengan status keanggotaannya sebagai ‘observer’ atau pengamat yang diterima tahun 2015 di Solomon Islands.
Selama beberapa tahun terakhir, ULMWP secara maksimal melakukan lobi-lobi politik kepada negara-negara anggota tetap MSG termasuk Kanaky (FLNKS) dalam rangka memperjuangkan upgrade status keanggotaan ULMWP menjadi ‘Full Membership’.
Tahun 2018, saat KTT MSG yang berlangsung di Port Moresby PNG, ULMWP dinyatakan telah memenuhi kriteria untuk mendapat status keanggotaan penuh MSG yang selanjutnya diproses di sekretariat.
Ngapain bangsa penjajah WO dari ruangan. Itu tandanya mereka malu karena selama ini suda menjajah bangsa kami West Papua. Indonesia tidak pantas jadi anggota MSG, atas dasar apa? Mereka orang Melayu tidak pantas duduk dengan kami orang itam dan keriting.