Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Kelaparan Berulang Memakan Korban Jiwa di Papua
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Berita Papua > Kesehatan > Kelaparan Berulang Memakan Korban Jiwa di Papua
HeadlineKesehatanTanah Papua

Kelaparan Berulang Memakan Korban Jiwa di Papua

admin
Last updated: August 17, 2023 19:31
By
admin
Byadmin
Follow:
2 years ago
Share
4 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com — Bencana kelaparan terjadi di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, yang memakan korban jiwa enam warga. Sedikitnya 7.500 orang terdampak terkait petaka tersebut. Kejadian ini dipicu kekeringan selama dua bulan terakhir akibat cuaca ekstrem. Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi menjadi lokasi paling terdampak. Kekeringan yang disertai suhu dingin ekstrem, memicu berbagai tanaman warga mengalami gagal panen. Akibatnya, bencana kelaparan timbul atas tipisnya ketersediaan pangan masyarakat.

Iklan Nirmeke
Ad image

Kendati demikian, insiden kelaparan hingga merenggut nyawa di Papua bukan kali ini saja terjadi. Hal ini mengundang pertanyaan soal keseriusan dalam mitigasi bencana kelaparan di Tanah Mutiara Hitam.

Greenpeace Indonesia, mencatat setidaknya ada 15 kasus kelaparan yang terjadi tanah Papua sejak 1982, dari Jayawijaya hingga terkini insiden di Kabupaten Puncak.

Sebab belum lama ini –pada Agustus 2022– bencana kelaparan juga terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Diketahui sedikitnya tiga orang meninggal dunia, satu orang kritis, sementara sekitar 500 orang kelaparan pada kejadian ini. Tercatat juga kejadian kelaparan yang kala itu ramai menjadi sorotan pada Desember 2005 di Yahukimo. Kelaparan terjadi di 7 distrik dan 10 pos pemerintahan yang menyebabkan 55 orang meninggal dan 112 orang sakit parah. Sekitar 55.000 penduduk di 7 distrik tersebut kehabisan makanan. Kejadian serupa terjadi Kabupaten Puncak Jaya, medio Desember 2005 – Februari 2006. Kondisi kesehatan yang buruk disertai penurunan suhu ekstrem menyebabkan 15 orang meninggal.

Baca Juga:  MRP Kecam Pemberian Nama Marga Numberi Terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini
Warga masyarakat kabupaten Puncak yang terdampak kelaparan – Dok

Tidak bisa dilupakan pula Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat yang merenggut nyawa 72 anak pada 2018. Bila ingin ditarik lebih jauh lagi, bencana kelaparan di tanah Papua juga tercatat pada 1982 di Jayawijaya. Kala itu, dilaporkan korban meninggal mencapai 112 orang. Sementara itu, 367 orang mendapat perawatan, dan 3.000 orang lainnya kekurangan gizi.

Direktur Eksekutif Walhi Papua, Maikel Peuki mendorong pemerintah segera menangani krisis pangan di Papua dengan membantu penyediaan koperasi pangan lokal. Jika pemerintah tidak segera menyediakan solusi cepat, Maikel khawatir tragedi kelaparan bakal terus berulang.

Baca Juga:  Besok, Gerakan Sion Kids Akan Long Mars di Kota Jayapura
Tanaman warga kering akibat cuaca ekstrim di Puncak – Dok

“Mestinya, Presiden (Jokowi) sudah mengantisipasi soal dampak yang terjadi pada masyarakat adat Papua yang berada di lokasi rawan kekeringan ini,” ujar Maikel di kutip dari media Tirto.

Maikel juga menilai perlu ada penguatan sumber pangan dari daerah lain untuk menjadi cadangan pangan lokal, bagi masyarakat adat Papua yang tinggal di wilayah rawan kekeringan.

“Karena masyarakat adat Papua yang berada di wilayah rawan kekeringan ini, mereka kebiasaannya berkebun, menanam, panen untuk mereka konsumsi sendiri, artinya hidup masyarakat adat Papua ini masih tergantung sama ketersediaan pangan lokal,” sambung Maikel.

Untuk diketahui, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab telah menyampaikan, cuaca ekstrem imbas fenomena El Nino tahun ini akan berdampak pada sejumlah wilayah. Fenomena itu telah mengakibatkan kemarau di 63 persen wilayah Indonesia, termasuk Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan. (*)

You Might Also Like

Ribuan Warga Wamena Mengungsi Akibat Banjir, 1.289 Rumah dan 169 Hektare Kebun Terendam

Pemilik Hak Ulayat Tolak Politisasi Isu Lahan Kantor Gubernur Papua Pegunungan Dalam Kursi DPRK

Mendagri Tito Dan Gubernur Enembe Bersepakat Dorong Pemekaran Tujuh Provinsi

100 Hari Kerja, Bupati dan Wakil Bupati Lanny Jaya Fokus Benahi Kota Tiom

Hans Hamadi Ditunjuk Menjadi Plt Sekretaris Majelis Rakyat Papua

TAGGED:Dampak El Nino di PapuaDana Otsus PapuaKekeringan dan kelaparan di Papua

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Bintang Kejora Berkibar Saat Upacara 17 Agustus di Merauke Hari ini
Next Article 54 Mahasiswa Baru IKBU Jayapura Dibekali Materi
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Bupati Jayawijaya Serahkan Bantuan untuk Anak-Anak di Rumah Singgah Generasi Anak Panah
Tanah Papua
2 days ago
Bertahan di Tengah Globalisasi: Sekolah Adat Harus Jadi Prioritas!
Pendidikan Tanah Papua
3 days ago
Digerebek! Enam Pengedar Miras Ditangkap, Diduga Dibekingi Oknum TNI
Tanah Papua
3 days ago
KemenHAM Didorong Bertindak: Rekomendasi KOMNAS HAM dan Jeritan Masyarakat Adat Papua atas PSN
Siaran Pers Tanah Papua
1 week ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Tanah Papua

Kaum Awam Katolik Papua Meluncurkan Petisi Sebagai Bentuk Protes Terhadap Uskup Agung Merauke

3 months ago
LingkunganSiaran PersTanah Papua

Solidaritas Merauke Desak Komnas HAM Rekomendasikan Penghentian PSN Merauke ke Presiden

1 month ago
Tanah Papua

Pusat Pasar Youtefa Tiba-Tiba Bersih Jelang Kedatangan Jokowi

2 years ago
Tanah Papua

Miris! Terminal Pasar Yibama Wamena Jadi Tempat Judi Masal

10 months ago
Tanah Papua

Lince Kogoya Dilantik Menjadi Sekretaris MRP Papua Pegunungan Definitif

1 year ago

Demonstran Petisi Rakyat Papua Tolak DOB dan Otsus di Makassar Diserang Massa Ormas

3 years ago
Kesehatan

Mantan Ketua Harian KPA Papua Dihukum 8 Tahun Penjara Karena Kasus Korupsi Dana Hibah

3 years ago
Tanah Papua

Ratusan Orang Hadiri Dideklarasi International Sion Kids Movement di Kota Jayapura

2 years ago
Tanah Papua

Wabup Ronny Elopere Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Wamena

1 month ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?