Jayapura, nirmeke.com – Tim Seleksi Bawaslu Untuk Wilayah II Kabupaten, Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara dan Nduga, menegaskan bahwa pihaknya tetap menghindari adanya intervensi sesuai kontrol dari masyarakat dalam Proses seleksi Calon Anggota Bawaslu di empat daerah tersebut.
Selaku Ketua Timsel Nareki Kogoya, mengatakan bahwa saat ini proses tes telah sampai pada Tahapan wawancara dan akan fokus ke kabupaten untuk kuota tiga komisioner dan lima komisioner.
“Sehingga di tahap saat ini untuk 20 besar akan turun ke 10 dan tahapan 12 besar akan turun ke 6 besar kemudian akan dikirim semua ke Bawaslu Provinsi dan Pusat untuk fit and proper test,” ujarnya.
Nareki juga memberikan apresiasi atas antusias pendaftaran yang begitu banyak untuk bersaing dalam merebut komisioner Bawaslu sejak awal dan kontrol masyarakat yang begitu aktif dalam mengawal proses ini.
“Antusias dari pendaftar juga sangat luar biasa dan kami apresiasi dan juga adanya kontrol dari masyarakat mengontrol kerja kami, bukan saja peserta pendaftar tetapi semua masyarakat selalu kontrol kinerja kami baik dari tokoh masyarakat dan kaum Pemuda sehingga saya sangat apresiasi hal ini membuat kami harus bekerja sangat hati-hati, dan kami bisa mengorbitkan calon anggota Bawaslu yang tepat di empat Kabupaten,” ujarnya di Salah satu Hotel di Jayapura, Kamis, (20/7/2023).
Dia juga mengatakan bahwa hal ini sangat penting dalam menghasilkan Komisioner Bawaslu beserta anggota yang paham tentang kondisi daerah sehingga harus dipilih sesuai dengan kemampuan tapi juga mengetahui masalah di daerah karena di empat Kabupaten ini juga rawan konflik Pilkada.
“Orang yang mengerti kondisi yang di lapangan karena kita berbicara Nduga dan Lani Jaya, Tolikara dan Jayawijaya ini berbicara konflik, sehingga kita harus cari yang tepat, maka kami sangat ketat dan masyarakat sangat ketat mengontrol kami sehingga kami timsel menyampaikan terima kasih, terutama masyarakat Nduga, Tolikara dan Jayawijaya,” katanya.
Sementara itu, Sekertaris Timsel Mikaus Gombo, juga mengatakan bahwa, dalam kompetisi pemilihan calon anggota Bawaslu merupakan kompetisi yang sehat dengan kemampuan knowledge atau ilmu pengetahuan dan skill para pendaftar.
“Tidak ada sama sekali intervensi karena ini merupakan taruhan harga diri kami sebagai Timsel yang di dalamnya merupakan para akademisi sehingga di dalam ini kami benar-benar melihat semua dari kemampuan,” katanya.
Untuk itu, ia secara tegas mengatakan dalam proses seleksi ini harus pihaknya akan melihat para calon anggota Bawaslu yang benar-benar paham tentang budaya tetapi juga memiliki komitmen dalam menerapkan aturan untuk pelaksanaan Pemilu sehingga bisa memghindari konflik baru.
“Jika salah komunikasi itu bisa akibat fatal ketika ada konflik untuk itu kami berharap bisa menghasilkan anggota Bawaslu yang paham dan bisa menghindari konflik,” katanya.
Selain itu, Lanjut Gombo bahwa dari jumlah peminat yang melakukan pendaftaran yang begitu banyak namun ada yang gugur hal itu murni dari hasil penilaian sesuai hasil Tes yang dilakukan.
“Mulai dari CAT, tes psikologi kesehatan semua dilakukan oleh pihak lain dan mungkin yang kami lakukan hanya satu bagian yaitu melakukan tes wawancara namun itupun berdasarkan dari rangkuman hasil kerja dan usaha mereka ketika melakukan tes sejak awal sehingga tidak ada di sini yang namanya intervensi, karena kami sangat hati- hati soal ini, maka bagi mereka yang tidak tembus dari saya sampaikan bahwa ini merupakan keberhasilan yang tertunda dan masih banyak kesempatan untuk meraih kesuksesan tidak hanya di sini tapi ada juga di tempat lain,” ujarnya. (*)
Dalam penyelenggaraan seleksi Bawaslu Kabupaten/Kota, ini ada kepentingan yang bermain, oleh kelompok dan kepentingan partai
Berbicara di media seakan tidak ada noda padahal smua pasti ikut bermain😂