Oleh : Hengky Yeimo
Dalam cuplikan video ini terlihat Gubernur ibu kota Papua Nugini Powes Parkop tidak tunduk saat hendak memberikan salam kepada Jokowi. Sikap powes menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemimpin besar dalam kalangan ras Melanesia. Powes Menghargai Jokowi sebagai pemimpin tapi tidak gila hormat apalagi tunduk di hadapan Joko Widodo. Itu yang terlihat sepintas di wajah Powes dalam kunjungan presiden ke tujuh di Republik Indonesia itu ke Negara Papua New Guinea (PNG).
Powes sering muncul dilayar kaca dengan pernyataan yang tegas, keras, saat membela Ras Melanesia khususnya bangsa West Papua, atas pelanggaran HAM, Ekosob dan klonialisme Indonesia di Tanah Papua dsb. Powes Parkop selalu bersuara tentang hal hal yang menurut para kaum oligarki di Indonesia itu persoalan remeh teme yang tidak pernah digubris serius oleh pemerintah Indonesia untuk pemulihan jati diri bangsa West Papua.
Barangkali Sikap ini yang mendorongnya untuk tetap tegap di hadapan presiden Jokowidodo. Berbeda dengan Gubernur gubernur lainnya yang memberikan salam dan memberikan hormat dan tunduk terhadap Jokowidodo.
Masa presiden Jokowidodo hampir kurang lebih 20 kali ke Tanah Papua dengan berbagai kegiatan resmi kegiatan infrastruktur yang dibangun di Tanah Papua. Kedatangan presiden Jokowidodo ini selalu saja ada gejolak di Tanah Papua, saat Jokowi ke Asmat, Papua Selatan di Kabupaten Intan Jaya terjadi kontak tembak.
Masa presiden Jokowidodo terjadi banyak pengiriman militer, pelanggaran HAM, Pengungsian, konflik pertikaian Tanah, dsb. Kedatangan Jokowi dengan pendekatan infrastruktur di Papua jauh dengan harapan orang Papua untuk menyelesaikan persoalan politik HAM dsb. Meskipun presiden Jokowidodo telah mengeluarkan kepres tetapi ditolak oleh korban korban pelanggaran HAM misalnya Wamena berdarah 2003, Biak Berdarah 1998, Wasior Berdarah dsb.
Dalam Video video yang beredar luas saat Jokowi ke Papua. Para Baser selalu mengambil Video dengan narasi-narasi kedatangan Jokowi membawa harapan, Jokowi adalah presiden rakyat. Mereka tidak pernah bertanya pada korban impunitas yang masih menantikan keadilan hingga saat ini.
Warga Repatrian
Tahun 2010 dimasa Kepemimpinan Gubernur Barnabas Suebu telah memulangkan puluhan pasang keluarga dari PNG ke Tanah Papua. Namun setiba di Tanah Papua nasib mereka malah memprihatinkan. Sebagian besar warga Papua masih ada di Papua New Guinea.
Sebagian besar rakyat bangsa West Papua masih ada di Papua New Guinea adalah warga yang mengungsi karena politik operasi militer. Mereka hidup menderita di PNG.
Presiden Jokowidodo tidak menemui mereka mendengar aspirasi warga Papua yang ada di PNG. Presiden tidak bertanya kepada mereka bagaimana nasib orang orang Papua di sana? Bagaimana anak anak Papua di PNG atau nasib ibu ibu yang ada di PNG ?
Jokowidodo berencana akan menyekolahkan 2000 mahasiswa PNG ke Indonesia. Berapa Banyak anak-anak Pengungsian di PNG yang akan disekolahkan? Apakah yang akan bersekolah ke Indonesia adalah murni suadara saudara kita dari PNG? Apakah presiden Joko Widodo meneruskan visi Soekarno untuk expansi polotik hingga ke PNG?
Penulis adalah Jurnalis Jubi.id tinggal di Numbay, West Papua