Wamena, nirmeke.com – Ratusan masa aksi penolakan pembangunan kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan memadati mata jalan lapangan bola Wouma sambil membentangkan spanduk penolakan, pagi ini Kamis (15/6/2023).
Himbauan kepada seluruh masyarakat adat Pegunungan Tengah Lapago, Wamena dan khususnya segenap aliansi suku Wio Mukoko dan aliansi kerabat yang peduli, cinta akan kehidupan punya anak cucu ke depan diajak bergabung dengan masa aksi guna menolak penempatan kantor Gubernur.

Hal tersebut ditegaskan Benyamin Lagowan mewakili masyarakat adat Wouma melalui pesan singkat kepada media nirmeke.com.
Benyamin menegaskan upaya penempatan sepihak, ilegal, paksa dan militeristik Kantor Gubernur DOB Papua Pegunungan di lahan perkebunan masyarakat adat Wouma, Welesi, Assolokobal dan sekitarnya ditolak masyarakat.
“Ingat baik, bila kantor Gubernur masuk kita akan tersingkir, hancur dan punah. Karena ini lahan perekonomian rakyat,” tegasnya.

Lanjutnya, kondisi suku-suku di Betawi yang punah di pusat kota Jakarta. Suku-suku Enggros, Tobati, Kayo Pulo, Sorong, Merauke yang tersingkir dan jadi minoritas diatas tanah air mereka.
“Orang Mukoko besok setelah kau serahkan tanahmu akan lari, tinggal dan bermukim di mana? Tidak mungkin di gunung Trikora, Tidak mungkin di Kali Ue, Tidak mungkin di Kali Balim,” bebernya.
Benyamin juga mengajak masyarakat untuk pikir masa depan bukan sekarang saat ini saya dapat apa atau dapat berapa dari menerima manfaat temporer terima dan serahkan lokasi.(*)