Jayapura, nirmeke.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI Wempi Wetipo diingatkan untuk tidak merusak lahan perkebunan dan tatanan adat di wilayah Hubulama.
Hal tersebut ditegaskan Markus Haluk Tokoh Papua dari Balim menangapi pembongkaran paksa lahan warga di Logon Owa Wouma lokasi penempatan kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan beberapa waktu lalu. Minggu, (4/6/2023).
Haluk mengingatkan Wamendagri Wetipo sebagai orang Hubula agar tidak terlalu ambisius merusak kehidupan masyarakat Hubula atas nama NKRI.
“Jangan pikir punya kuasa hari ini tapi pikir masa depan anak cucumu, kalau anda benar warga Wetipo,” tegasnya.
Haluk menegaskan Lembah Balim hanya luasnya 45-10 km persegi yang semuanya ada penghuni baik manusia, kebun, ternak hewan dan harta benda lainnya sehingga Wamena bukan tanah kosong.
“Jadi jangan paksakan taruh di Wamena, pikir ulang semua. Jangan bunuh diri dengan paksakan nafsu kekuasaan dengan bikin diri inti diantara sesama saudaramu,” tegas Haluk.
Haluk juga mengingatkan kepada para pihak yang sedang merusak tatanan kehidupan di suku Hubulama khususnya dari aliansi Uwelesi, Mukoko, Assolokobal dan sekitarnya untuk tidak memanfaatkan lahan perkebunan sebagai proyek baru untuk cari makan.
“Ko anak Hubula, ko anak Papua, ko hitam jadi ingat ko tidak punya dusun di Jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan maupun tempat lain selain Wamena, sehingga sesuai petunjuk dan sejarah peradaban orang Hubula harus sadar diri,” katanya.
Sementara itu Meki Wetipo Pemuda Wouma mengingatkan para pihak pro akan dampak dari kebijakan sepihak dapat merusak seluruh Lembah dari semua aspek kehidupan sakral akan tanah, budaya dan adat-istiadat.
“Penyesalan selalu datang dari belakang, kalau bukan angkatan ini, maka generasi yang akan datang. Wilayah Aliansi ini dipertaruhkan dengan nyawa dan harga diri, bukan selembar uang, iming-iming jabatan dan formasi jabatan, sebagai orang adat harus tahu diri,” tegasnya.
Pembangunan kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan akan merusak mata pencaharian masyarakat tiga aliansi dan juga masyarakat pengungsi yang ada di Wouma yang notabene semua bergantung dari hasil kebun dan pemerintah ingin gusur ganti dengan bangunan perkantoran. (*)