Jayapura, nirmeke.com – Dalam rangka diskusi santai dengan opik Sejarah Perkembangan Misi Katolik di Hugulama, Tim inisiator mengajak semua orang yang ada di Lembah Hugulama, termasuk orang Hugula yang ada di luar Hugulama untuk memperingati Hari Pekabaran Injil di Lembah Hugulama setiap tahun pada tanggal 21 April.
Dewasa ini, tidak sedikit anak-anak muda asal Hugula yang belum memahami secara baik tentang beragam peristiwa pada masa lalu. Salah satunya tentang Sejarah Perkembangan Injil di Lembah Agung Hugulama.
Sejarah Pekabaran Injil di Lembah Besar ini bermula pada 20 April 1954. Pada tanggal ini misionaris asing dari CAMA mendarat pertama kali di di Miniaput—Minimo, Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan. Kemudian misi Pekabaran Injil ini secara de facto dimulai pada 21 April 1954.
“Pada tanggal ini, secara resmi Bapak “Lopipi Hisage” membangun kontak dengan dua orang misionaris asing dan seorang penerjemah lokal asal Mee, yaitu; Pendeta Eimar Mickelson, dan Lloyd van Stone dan Elisa Gobay sambil berkata: “naap, naap—wa wa” dalam bahasa Nduga,” kata Jasman Yaleget, sekretaris Diskusi Santai: Sejarah Perkembangan Injil di Lembah Hugulama pada Kamis, (20/4/2023) di Waena, Kota Jayapura.
Sedangkan kata Jasman, Misi Katolik secara resmi masuk pada 19 Januari 1958. Ini merupakan hari pertama dimana pastor Audifax Arie Blokdijk OFM tiba di Wamena untuk melakukan survei awal. Ia bertahan dua di Lembah Hugulama. Kemudian balik ke Jayapura pada 21 Januari 1958 menggunakan pesawat carteran Norseman dari Sepic Airways Company, Papua New Guinea (PNG).
Pada hari Selasa pagi tanggal 5 Februari 1958, dua orang Papua dari Waris, yaitu; Anton Amo dan Dionysius Lenk Maunda, pembantu Uskup Jayapura, Manfred Staverman OFM dan Audifax Arie Blokdijk OFM tiba di Hugulama. Pos Gereja misi pertama didirikan pada hari itu di pinggir kali Wesak, Wesaima, dekat SD Inpres Wesaput.
Tempat itu sekarang didirikan sebuah monumen berbentuk honai bercorak khas lokal. Bapa Uskup Manfred memimpin misa pertama kali disitu. Karena itu, ara tokoh Katolik di Lembah Besar Hugulama, pada Yubelium 50 Tahun, yang dirayakan pada 5 Februari 2008 di Wesaput sepakat bahwa Misi Katolik di Lembah Hugulama mulai dihitung dari 5 Februari 1958.
Dari dua aliran misionaris itu, yakni; CAMA dan Misi Katolik, Hari Pekabaran Injil di Lembah Hugulama mengikuti jejak karya dari misi CAMA. Tanggal 21 April 1954 menjadi hari yang terpenting bagi orang Hugula karena pada hari itu terjadi peristiwa terpenting.
“Disitu puncaknya. Dimana orang Hugula, melalui Lopipi Hisage pertama kali membangun kontak dengan dunia luar melalui misionaris CAMA tadi. Lopipi Hisage menjadi tokoh sentral yang luar biasa. Mengapa, karena dalam keadaan berbusana tradisional, penuh buta aksara dan keterbatasan, dia membuka tabir kegelapan pada saat itu,” kata Melki Hisage selaku ketua Tim Inisiator diskusi ini. (*)