Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Jokowi Sama Dengan Putin, Mengunakan Kekutan Negara Membunuh Rakyat Sipil di Papua
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Berita Papua > Polhukam > Jokowi Sama Dengan Putin, Mengunakan Kekutan Negara Membunuh Rakyat Sipil di Papua
PolhukamTanah Papua

Jokowi Sama Dengan Putin, Mengunakan Kekutan Negara Membunuh Rakyat Sipil di Papua

admin
Last updated: April 21, 2023 22:16
By
admin
Byadmin
Follow:
2 years ago
Share
5 Min Read
SHARE

Jayapura, nirmeke.com – Operasi militer dengan alasan pendekatan keamanan dalam dua periode Presiden Joko Widodo terus dilakukan di tanah Papua tanpa ada evaluasi padahal korban rakyat sipil di Papua terus meningkat dalam dua tahun terakhir.

Iklan Nirmeke
Ad image

Hal tersebut diutarakan Ambrosius Mulait Sekjen Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se Indonesia (AMPTPI) dalam pers release yang diterima media ini, Jumat, (21/4/2023).

Pedekatan militer di Papua tahun 2022, kata Mulait, terjadi 48 peristiwa kekerasan di Papua, 361 korban melibatkan empat pelaku diantaranya aparat TNI dan Polri, TPNPB dan OTK, dengan motif politik, ekonomi, sosial dan budaya.

“48 kasus kekerasan dan pelanggaran HAM pada tahun 2022, di antaranya 42 kasus melibatkan aparatur negara dan tiga kasus di daerah konflik bersenjata melibatkan militer dan TPNPB, Pasukan Pro Pemerintah satu, Pejabat penjara satu dan Korporasi satu,” beber Mulait.

Lanjutnya, dari 348 korban, 31 orang perempuan, 313 orang laki-laki, 26 orang meninggal serta 22 korban anak dibawa umur termasuk laki-laki dan perempuan. Empat rumah warga yang menjadi korban bom maupun penembakan diataranya di kabupaten Nduga, dan Dogiyai.

“Selama 2022 korban paling banyak  yaitu dalam demostrasi damai penolakan UU Otsus dan DOB Papua. 300 orang yang menjadi korban penangkapan, pemukulan. 31 orang di penjarakan karena melakukan aksi damai dengan berbagai tuduhan. 18 orang dikenakan pasal makar, masih menjalani proses hukum. 8 orang dikenakan pasal lainnya dan 5 orang dibebaskan setelah jalani kurungan tahanan selama 6 bulan dan sisanya korban dalam konflik di wilayah operasi militer (perang),” ujar Mulait.

Baca Juga:  Mengurai Fakta Kasus Penyanderaan Nduga Antara Tahun 1996 dan 2023

AMPTPI melihat peristiwa diatas dengan praktek pembunuhan diluar hukum, penangkapan sewenang-wenang, serta melabelkan pasal-pasal makar pada aksi protes damai, diikuti dengan rekayasa kasus penangkapan terhadap masyarakat sipil; Penganiayaan anak di bawah umur;  kriminalisasi aktivis Papua; Penembakan yang dilakukan tentara gerilyawan dengan tuduhan sebagai informan aparat di wilayah konflik dan konflik horizontal yang muncul karena keberadaan investasi.

“361 korban diatas tidak termasuk  korban pengusian di kabupaten Nduga, Yahukimo, Intan Jaya ,Pegunungan bintang dan Maybrat. Dari 48 peristiwa 2022 hanya kasus korban mutilasi yang diproses hukum dan yang lainnya belum, walupun kasus pembunuhan terhadap 10 orang pasca penolakan aksi Otsus dan DOB  di Yahukimo, penganiayaan anak di Puncak yang dicurigai mencuri senjata lalu dianiaya dari prajurit TNI Pos  Satgas Yonif R 600/Modang, berujung Bruno Amenim Kimko meninggal dunia,”

Walaupun sudah dilaporkan ke komnas HAM, Mulait melihat belum pernah ada insvestigasi dan pelakuna diproses namun pelaku dipindahtugaskan maka impunitas terhadap pelaku subur di Papua karena tidak ada proses hukum yang adil terhadap pelaku.

“Konflik kekerasan di Papua tidak akan berhenti karena terus terjadi pengiriman militer ilegal secara besar-besaran di tanah Papua, meskipun status operasi militer di Papua belum diterapkan pemerintah di setujui DPR RI dan Presiden Jokowi secara terbuka.

“Dari hasil dokumentasi, 48 peristiwa korban paling banyak dari suku wilayah adat Mepago dan Lapago. Justru tahun 2023 kekerasan meningkat dalam 3 bulan terakhir antara Januari, Februari dan Maret, dari 83 Korban, 77 melibatkan aparatus negara yaitu TNI dan Polri, tiga orang korban Orang Tak Kenal (OTK) dan dua orang korban massa dari sipil pasca protes dengan aparatus negara 14 orang meninggal diantaranya OAP 11 orang korban, 3 non OAP di Wamena,” bebernya.

Baca Juga:  Senator Lis Tabuni: Pengiriman Transmigrasi ke Tanah Papua Bukan Solusi

Dari berbagai peristiwa diatas, AMPTPI melihat, pedekatan untuk selesaikan persoalan Papua oleh Indonesia lebih cenderung dengan dialog pembangunan, maka persoalan tidak akan pernah selesai. Justru makin tambah parah dan korban terus berjatuhan di pihak TNI/Polri, TPNPB dan masyarakat sipil.

Iklan Nirmeke
Ad image

“Tidak pernah akan ada solusi karena upaya-upaya yang dilakukan Jakarta terhadap Papua, terutama dalam hal kebijakan, tidak pernah menyentuh inti persoalan. Minimal 4 akar persoalan yang diutarakan LIPI. Selain itu, Jakarta juga selalu melakukan pendekatan dengan pihak-pihak yang tidak berkompeten,” kata Mulait.

AMPTPI juga merasa Jakarta sebenarnya tahu dan memiliki semua instrumen yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan Papua ini, apakah menggunakan cara yang pernah dipakai untuk Timor Leste, atau cara yang pernah dipakai untuk Aceh.

“Semua akumulasi Persoalan (konflik) diatas antara Jakarta dan Papua adalah persoalan ideologi. Sebaiknya pemerintah Pusat  selesaikan persoalan konflik dengan melakukan perundingan antara pemerintah Indonesia dan ULMWP – TPNPB Supaya tidak ada korban lagi dan hidup di dalam kedamain di tanah Papua. (*)

You Might Also Like

Puluhan Botol Miras Oplosan Diamankan Pemuda Katolik Musalfak 

JRB Gunakan Isu Pergantian Kepala Kampung untuk Menangkan Pilkada 2024 di Jayawijaya

LBH Papua Merauke Resmi Didirikan untuk Berikan Bantuan Hukum Gratis di Selatan Papua

Komnas HAM RI Tinjau Lokasi Pembangunan Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan di Wamena

Bacaleg DPC PPP Yahukimo Didominasi Kaum Milenial

TAGGED:Ambrosius Mulait Sekjen AMPTPIKonfik Bersenjata di PapuaOperasi Militer di PapuaTNI/PolriTPNPB

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article Menelusuri Sejarah Perkembangan Misi Katolik di Hugulama
Next Article KNPB Bersama Rakyat Yahukimo Mendesak Negara Bebaskan Victor Yeimo
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
2 days ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
2 days ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
2 days ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
4 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
HeadlineTanah Papua

8 Warga Sipil Jadi Korban Operasi Militer Dalam Misi Selamatkan Pilot Susi Air

2 years ago
Tanah Papua

Kapela Kring Obia Gelar Seminar Sehari di Momentum Paskah

2 years ago

Elpius Hugi Resmi Buka Kegiatan Mubes II Alumni SMP YPPK Santo Thomas Wamena 

3 years ago

Pagi tadi, Bendera Bintang Kejora Berkibar di Pasar Sinakma Wamena

3 years ago
Siaran PersTanah Papua

KTT MSG Ditunda, Dukungan Rakyat West Papua Untuk Keanggotaan Penuh ULMWP Tetap Berlanjut!

2 years ago
Tanah Papua

Warga Wamena Minta CCTV dan Lampu Penerangan Jalan Dipasang di Tempat Rawan

2 years ago
Tanah Papua

Bupati Jayawijaya Serahkan Bantuan untuk Anak-Anak di Rumah Singgah Generasi Anak Panah

1 week ago
HeadlineTanah Papua

LBH Papua Akan Layangkan Gugatan Hukum Terhadap Aduan Korban Perampasan Lahan Masyarakat Adat di Wamena

2 years ago
EditorialTanah Papua

Demo Damai Rakyat Papua Dibalas dengan Moncong Senjata

4 years ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?