Jayapura, nirmeke.com – Sedikitnya delapan orang warga sipil asal kabupaten Nduga dan Lanny Jaya, Papua Pegunungan, dilaporkan menjadi korban operasi militer dalam misi penyelamatan pilot Susi Air Phillips Mark Mehrtens.
Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu ditawan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) dibawah pimpinan Panglima Komando Daerah Pertahanan (Pangkodap) III Ndugama Derakma Brigjend Egianus Kogeya sejak 7 Februari 2023.
Data yang dirilis keluarga korban bersama tim, sedikitnya delapan warga sipil itu menjadi korban penyiksaan hingga ada yang meninggal dunia.
1). Wity Unue (17), distrik Yal (disiksa hingga meninggal dunia dalam tahanan);
2). Preson Gwijangge (15), distrik Meborok (masih ditahan, belum diketahui keberadaannya);
3). Apendak Karunggu (15), distrik Meborok (disiksa hingga tak berdaya, kemudian ditemukan identitas kartu pelajar hingga dilepaskan dan masih menderita);
4). Cerita Telenggen (25), distrik Mume (masih tahanan belum diketahui keberadaannya);
5). Kejar Murib (15), distrik Wolongome (masih tahanan belum diketahui keberadaannya);
6). Oumeka Tabuni (28), distrik Wutpaga (masih tahanan belum diketahui keberadaannya);
7). Anak dari bapak Wahyu, distrik Kuyawage (masih tahanan belum diketahui keberadaannya);
8). Parina Karunggu (14), distrik Meborok (peluru masih bersarang dalam tubuh sejak 4 April 2023 hingga sekarang).
Enggipilik Kogeya, ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga se-Indonesia (IPMNI), dalam jumpa persnya di Wamena, Selasa (18/4/2023), mengatakan, laporan itu diterima langsung dari keluarga korban ketika bersua dengan seluruh elemen masyarakat yang tergabung dalam Tim Pencari Kebenaran atas kejadian tersebut.
“Tanggal 4 April 2023, operasi dari rumah ke rumah sampai tanggal 7 April ada enam orang ditangkap dan dibawa ke Timika termasuk Parina Karunggu ditembak. Tanggal 10 April, ‘salah satu yang dibawa ke Mimika atas nama Wity Unue disiksa hingga meninggal dunia di tangan aparat keamanan. Jenazahnya dikirim ke lapangan terbang Lanny Jaya. Tanggal 11 April, mayat diterima Wakapolres Lanny Jaya dan antarkan jenazahnya ke ujung jalan Kuyawage dan selanjutnya dilakukan pemakaman yang dipimpin ketua wilayah Longika daerah Tiom Baptis West Papua bersama hamba-hamba Tuhan,” jelas Kogeya.
Kejadian berawal 31 Maret 2023, keluarga almarhum Rinanus Karunggu datang dari distrik Meborok menuju kota Wamena. Sementara itu, anak-anak dari keluarga ini menjemput orang tua mereka dari Wamena menuju Lanny Jaya ke Kuyawage. Dalam perjalanan, mereka bertemu pasukan TNI dan Polri yang sedang beroperasi mencari pilot Susi Air. Kemudian tembak brutal terhadap anak-anak itu mengakibatkan Parina Karunggu tertembak di bagian tulang belakang dan peluru masih ada dalam tubuh korban.
“Dengan demikian, sasaran operasi militer pembebasan pilot asal Selandia Baru itu sudah berdampak buruk terhadap masyarakat sipil hingga menelan korban tanpa alat bukti. Makanya pemerintah, tokoh gereja, tokoh intelektual, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan mahasiswa menyatakan sikap dengan tegas bahwa tindakan militer dalam operasi ini sudah korbankan banyak rakyat sipil walaupun tidak ada kesalahan juga,” ungkapnya. (*)