Jayapura, nirmeke.com – Pengamat militer dari Universitas Paramadina Al Arif, menilai menilai peristiwa baku tembak yang menewaskan aparat dalam upaya penyelamatan pilot susi air kemarin harus menjadi pembelajaran penting bagi presiden Jokowi dan DPR untuk menempuh jalan negosiasi dan dialog dalam penyelesaian konflik di Papua.
Menurutnya tidak ada yang diuntungkan dari konflik berkepanjangan.
“Korban jiwa akan semakin berjatuhan baik dari aparat keamanan kelompok pro kemerdekaan dan juga masyarakat sipil,” katanya.
Ia juga berkata jika di Aceh, Poso dan Ambon pemerintah bisa mengambil upaya perdamaian maka semestinya cara serupa bisa diberlakukan di Papua, kata Al Araf.
“Kenapa Papua tidak mau itu buat saya aneh dan yang pantas disalahkan atas peristiwa kemarin adalah Presiden dan DPR,” ujarnya.
Baginya, cara-cara persuasif dan dialogis akan membuka ruang penyelesaian dalam jangka panjang ketimbang menggunakan pendekatan keamanan.
“Kasih mereka ruang untuk bicara, bangun negosiasi.”
Pemerintah bisa menunjuk utusan khusus yang dipercaya kedua belah pihak seperti yang dilakukan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menunjuk Jusuf Kalla untuk menjadi juru damai di Aceh.
“Sudah cukup prajurit TNI tewas. Sekarang saatnya berpikir yang lebih ke depan dengan pendekatan persuasif.” (*)