Jayapura, nirmeke.com – Moses Yigibalom, Pengusaha muda kopi dari Lani Jaya, meski masih muda tidak menghambat keinginannya menjadi seorang wirausaha dengan memanfaatkan hasil bumi.
Tanaman kopi menjadi daya tarik tersendiri bagi Moses, karena orang tuanya memiliki lahan di Lani Jaya sejak tahun 1986 dan ia juga penikmat kopi, namun sekarang ia memiliki kebun kopinya sendiri dan punya kedai juga.
Hal tersebut di katakan Moses Yigibalom, saat membagi pengalamannya dalam sesi sharing time di kegiatan seminar nasional Konferpussus KAP Papua di hotel Grand Abe Jayapura. Selasa, (11/4/2023).
“berawal tahun 2016, dengan modal Rp60 ribu, kini saya bisa menjadi petani kopi dan punya kedai. Semua tergantung kita, bagaimana memanfaatkan hasil bumi yang ada di tempat tinggal kita masing-masing,” kata Moses.
Dengan nama kopi Lani Mendek mulai diangkat Moses, bersama petani kopi yang ia kerjakan , meskipun brand kopinya belum di pasarkan.
“kini sudah membentuk komunitas kopi yang beranggotakan 28 petani. saya juga petani kopi sekaligus pemilik kedai kopi. Dan berharap kepada anak-anak muda Lani Jaya dan umumnya Papua untuk berani mencoba dengan apa yang ada di sekitar kita baik itu kopi, kacang tanah, jagung, kedelai dan masih banyak lainnya, hanya mereka tidak ingin mencoba,” kata Moses.
Ia juga berharap selama ini pengusaha lokal berjalan sendiri (tanpa mama) karena belum ada perhatian dari Pemerintah daerah namun kami harap kehadiran KAP Papua bisa menjadi mama untuk menjawab kebutuhan kami di kelompok usaha seperti kami.
Sementara itu, Mecky Wetipo Direktur eksekutif KAP Papua menambahkan bila kelompok usaha yang mengangkat hasil alam lokal seperti kopi ini, KAPP daerah akan menjadi mama mereka untuk mengakomodir dan memfasilitasi semua kebutuhan pengusaha lokal.
“bila sembilan orang saja yang berjiwa wirausaha seperti Moses, pasti daerah di Papua sangat maju dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada agar di kelola dengan baik dan benar pasti ekonomi di Papua orang Papua yang pegang,” kata Wetipo. (*)
Reporter : Aguz Pabika