Jayapura, nirmeke.com – Sudah cukup lama agama Katolik masuk di tanah Papua, namun hingga saat ini belum ada kepastian terkait tanggal masuk dari agama ini. Yang ada adalah setiap Keuskupan, wilayah basis gerejawi, komunitas biarawan-biarawati merayakan dengan keyakinan masing-masing.
Hal ini menandakan bahwa Keuskupan se-Regio Papua yang meliputi Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Manokwari-Sorong, Keuskupan Agats dan Keuskupan Timika belum memiliki Hari Misi Katolik di Tanah Papua.
Untuk memastikan itu, sejak 2021 lalu, tim kerja “dapur harapan” mengumpulkan data, dan menulis tentang sejarah masing-masing keuskupan, wilayah, ordo, komunitas, kategorial dan lainnya. Setelah data dan informasi dikumpulkan, nantinya akan diolah bersama.
Yan Ukago, Ketua Tim “Dapur Harapan” di Tanah Papua mengatakan, hasilnya akan diserahkan kepada para Uskup regio Papua dan pihak terkait lainnya.
“Kenapa dilakukan seperti ini, karena sejauh ini kami lihat, masing-masing keuskupan, wilayah dan komunitas biarawan/i masih terdapat perbedaan pandangan dan ego-ego sektoral. Karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, kami pikir lebih baik serahkan kepada para Uskup, agar mereka sajalah yang mengumumkannya dalam bimbingan Roh Kudus di Fak-Fak nanti”, kata Yan Ukago melalui keterangannya, Sabtu, (8/4/2023).
Tim kerja, kata Ukago, pihaknya sepakat agar pengumuman tersebut disampaikan dalam Perayaan Hari Misi Katolik di Tanah Papua yang Ke-129 Tahun. Kegiatan itu sedianya akan dilaksanakan pada 20-23 Mei 2023 di Fak-Fak, Papua Barat.
Untuk mendukung agenda ini, pihaknya telah mengangkat Clemens Adopak sebagai ketua panitia lokal di Fak-Fak, Keuskupan Manokwari-Sorong, sementara sekretaris panitia lokal, Bartholomeus Nauri, ketua tim kerja “Dapur Harapan,” Yan Ukago, Sekretaris tim kerja “Dapur Harapan,” Soleman Itlay.
Menurut Adopak, terutama di Tim Pastoral Wilayah (TPW) Fak-Fak, selaku tuan rumah telah membentuk Panitia Lokal dan siap menyambut semua pihak terkait, baik pihak klerus maupun pemerintah.
“Kami harap para Uskup regio Papua, Uskup Amboina, Uskup Manado, Uskup Maumere, Uskup Kupang, Uskup Semarang dan Uskup Agung Jakarta, pimpinan komunitas biarawan/i lain yang pernah berhubungan dengan manusia dan tanah Papua akan diundang kesini. Pemerintah daerah dan provinsi yang ada di Tanah Papua juga akan diundang untuk menghadiri dalam acara ini,” kata Clemens Adopak.
Ia mengaku, pihaknya punya alasan tersendiri untuk mengundang para pihak dalam acara ini. Salah satunya karena pada puncaknya akan mempertegas peletakkan batu pertama yang pernah dilakukan pada Duta Besar Vatikan di Sekru, Fak-Fak dan akan mengumumkan secara resmi Hari Misi Katolik di Tanah Papua.
Di sini tentu butuh legitimasi dari semua pihak. Itulah yang membuat pihaknya harus mengundang pihak-pihak tersebut.
“Kenapa kami undang Uskup regio Papua dan dari luar Papua serta pimpinan komunitas biarawan/i dan pemerintah? Dari dulu Misi Katolik di Tanah Papua berhubungan dengan mereka. Karena itu, tidak salah apabila kita undang mereka. Itu sangat penting juga agar sekaligus kami mendapatkan legitimasi dari semua pihak terkait,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, kembali disampaikan dan harus menjadi perhatian kita bersama terkait dengan kegiatan kita bersama “Merayakan 129 tahun Misi Katolik masuk Tanah Papua di Fakfak”.
Bahwa kegiatan ini lanjut dia, pihaknya jalankan karena itu diminta tetap mengharapkan bantuan, kerja sama dan partisipasi dari kita semua. Apabila ada kekeliruan dan lainnya tentang perayaan misi Katolik di tanah Papua yang Ke-129 tahun ini, maka dapat menghubungi pihaknya baik tim kerja “Dapur Harapan” maupun panitia lokal di Fak-Fak.
Alexius Fabianus, Pastor TPW Fak-Fak mengatakan, tidak dipungkiri akan kendala, bahkan kelalaian dari panitia dalam persiapan sampai saat ini namun mari kita melihat pekerjaan yang lebih besar yang menjadi tanggung jawab kita.
“Ini perayaan iman, maka menjadi partisipasi dan tanggung jawab kita semua. Tema Paskah 2023 bukan sebuah kebetulan dalam kita merefleksikan semua pekerjaan dan tanggung jawab ini. Tuhan yang bangkit mendahului para murid ke Galilea; tempat asal para murid karena itu jangan takut, demikian juga Tuhan yang bangkit telah menunjukan karya-Nya dengan mengutus Pater Le Cocq SJ datang ke tanah ini. Mari kita bersama menjumpai Tuhan yang bangkit dengan menyukseskan kegiatan 129 tahun misi Katolik masuk Tanah Papua di Fakfak,” kata RD. Alexius Fabianus belum lama ini.
Secara garis besar disampaikan pula bahwa, perayaan ini akan dipimpin oleh Bapa Uskup Manokwari-Sorong pada tanggal 23 Mei 2023 yang akan didampingi oleh para Uskup lainnya.
Masing-masing Keuskupan akan diutus kurang lebih 10 orang, termasuk Uskup, tokoh-tokoh awam Katolik, komunitas biarawan-biarawati setempat.
Untuk mensukseskan ini, panitia lokal dan tim kerja membutuhkan dana sekitar 500-juta. Pihaknya tidak bisa berharap kepada siapapun. Namun akan memulai dengan sumbangan sukarela di setiap gereja Katolik yang tersebar di Tanah Papua.
“Oleh karena itu, kepada para Pastor, Dewan Paroki, Stasi dan Umat untuk terlibat dalam persiapan kiita ini. Langkah yang bisa diambil misalnya dengan membuat “Bone Mage—(sumbangan sukarela)” di masing-masing paroki atau stasi (waktu pelaksanaan diatur masing-masing),” katanya. (*)