Adil Untuk PerubahanAdil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Reading: Saat Jalan Damai Dipasung Senjata (Sabda Minggu)
Share
Sign In
Notification
Font ResizerAa
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Font ResizerAa
  • Headline
  • Tanah Papua
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Artikel
  • Cerpen Papua
  • Pariwisata
  • Editorial
  • Tanah Papua
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Perempuan & Anak
    • Ekonomi & Bisnis
    • Infrastruktur
    • Lingkungan
    • Olaraga
  • Jendela Papua
    • Kuliner
    • Lensa
    • Pariwisata
    • Travel
    • Seni & Budaya
  • Pena Papua
    • Catatan Aktivis Papua
    • Sastra
    • Cerpen Papua
    • Artikel
    • Siaran Pers
    • Berita Foto
  • Editorial
  • Advertorial
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
Adil Untuk Perubahan > Pena Papua > Catatan Aktivis Papua > Saat Jalan Damai Dipasung Senjata (Sabda Minggu)
Catatan Aktivis Papua

Saat Jalan Damai Dipasung Senjata (Sabda Minggu)

admin
Last updated: March 26, 2023 04:11
By
admin
Byadmin
Follow:
2 years ago
Share
3 Min Read
SHARE

Oleh; Victor Yeimo

Iklan Nirmeke
Ad image

*  Kalau saja negara melalui TNI Polri tidak membiarkan atau tidak mendukung ormas meneriaki monyet dan usir Papua, lalu serang dan tangkap Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya (dan itu terjadi berulang kali) TIDAK mungkin rakyat Papua secara spontan turun jalan di seluruh Papua.

*  Kalau saja mobil truk TNI tidak masuk menyerah masa aksi dan menabrak satu orang masa aksi damai pada 28 Agustus 2019 di Deiyai, maka tidak mungkin 8 orang Papua dan 1 anggota TNI mati tewas.

*  Kalau saja TNI Polri mencegah segelintir warga pendatang yang mengklaim Masyarakat Nusantara menyerang warga sipil Papua tidak mungkin ada korban 4 orang pasca demo protes tanggal 29 Agustus di Jayapura. Toh rakyat Papua hanya sasar gedung-gedung, bukan manusia non Papua (100 milyar sudah bayar ganti rugi gedung-gedung, tapi nyawa manusia tidak tergantikan)

*  Kalau TNI dan Polri tidak tembak masa pelajar yang demo secara aman dan damai duduki kantor Bupati Wamena sampaikan aspirasi, maka tidak mungkin 31 orang warga sipil Papua dan non Papua mati pada insiden 23 September 2019.

Baca Juga:  Siaran Pers: Pernyataan Sikap KNPB, Garda-P, dan GempaR P Peringati Hari Pengungsi Sedunia

*  Kalau TNI Polri dan Rektor biarkan Mahasiswa Keluaran duduki halaman Uncen dan biarkan mereka bicara menuntut nasib belajar yang ditinggalkan di Indonesia. Dan kalau TNI Polri tidak mengantar mereka ke Expo lalu bersama segelintir milisi sipil (ormas Nusantara) menembaki dan menyerang Mahasiswa, tidak mungkin 4 orang Mahasiswa dan 1 TNI mati di Jayapura pada 23 September 2019.

*  Kalau saja negara tidak menyelesaikan akar konflik Papua secara damai melalui referendum, dan justru menggunakan kekerasan TNI Polri, Milisi sipil Barisan Nusantara, para oportunis orang Papua, didukung media Indonesia yang dikebiri penguasa, untuk menyelesaikan akar konflik Papua, maka nyawa korban baik sipil Papua dan non Papua akan terus berlangsung tanpa henti.

“Kekerasan akan memancing kekerasan, lalu membentuk spiral kekerasan, sebagaimana kata Dom Helder Camara. Artinya, selama kolonialisme Indonesia masih ada diatas tanah Papua, maka konflik berdarah-darah akan selalu ada.

Baca Juga:  Gereja Main Tambang?

Seperti kata Filsuf Frantz Fanon bahwa akan selalu ada kontradiksi antara kolonialisme yang semakin kokoh mempertahankan kuku dan semakin tingginya semangat dekolonisasi dari bangsa yang terjajah. Kontradiksi tersebut kemudian akan mengarah pada konflik konflik antara dua kepentingan yang berbeda ini.

Frantz Fanon menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik yang terjadi terus-menerus tersebut adalah dengan menghapuskan penjajahan itu sendiri. Sebab, penjajahan adalah akar dari konflik-konflik tersebut.

Siapa pun Anda, Papua maupun non Papua yang mendukung penjajah di atas tanah Papua, lalu menikmati hidup di atas penderitaan mayoritas bangsa Papua, pahamilah! Kita bisa dan akan hidup damai bersaudara sebagai bangsa manusia tanpa kekuasaan kolonial Indonesia diatas tanah air West Papua.

Mari kita desak penguasa Indonesia selesaikan konflik Politik Papua dengan damai dan bermartabat demi kemanusiaan yang adil dan beradab. Hanya penjahat kemanusiaan yang akan menolak referendum sebagai jalan damai. (*)

Iklan Nirmeke
Ad image

Salam sejuta cinta

Monyet Buronan!

You Might Also Like

Berganti-ganti Presiden di Indonesia, Papua Barat Tetap Jadi Bangsa Terjajah

Mengupas Pro-Kontra Penempatan Lokasi Kantor Gubernur Papua Pegunungan

PMKRI, Uskup Mandagi, dan PSN

Bangsa Papua Dibawah Bayang-Bayang Pemilu Kolonial

Kedunguan Ismail Asso Dkk Dalam Penempatan Sepihak Kantor Pusat Pemerintahan PPP Di Wamena

TAGGED:Catatan Aktivis PapuaKNPBVictor Yeimo

Gabung Channel Whatsapp

Dapatkan berita terbaru dari Nirmeke.com di Whatsapp kamu
Klik disini untuk bergabung
Dengan anda klik untuk gabung ke channel kami , Anda menyetujui Persyaratan Penggunaan kami dan mengakui praktik data dalam Kebijakan Privasi kami. Anda dapat berhenti mengikuti kapan saja.
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article JALAN TUA DEMOKRASI
Next Article 3.356 Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa Tak Lagi Dibiayai oleh Pemprov
Leave a Comment Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Hangat

Mahasiswa Lanny Jaya di Makassar Tolak Pembangunan Pos Militer di Distrik Melagineri
Tanah Papua
18 hours ago
Bupati Yahukimo Hadiri Pelantikan 35 Anggota DPRK Periode 2025–2030
Tanah Papua
19 hours ago
Mahasiswa Papua di Sumatera Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Wamena
Tanah Papua
19 hours ago
Kekurangan Guru dan Dampak Banjir Hambat Pendidikan di Jayawijaya
Pendidikan
3 days ago
Iklan
Ad image

Lihat Topik Berita Lain Dari Nirmeke

Baca juga
Catatan Aktivis PapuaSiaran Pers

Hendaknya Uskup Agung Merauke Berpihak Pada Masyarakat Adat Wogikel dan Wanam

7 months ago
Catatan Aktivis PapuaHeadline

Waspada, Sorong-Manokwari-Nabire-Jayapura dan Merauke Jadi Pintu Masuk Pencaker Non Papua

1 year ago
Catatan Aktivis Papua

JALAN TUA DEMOKRASI

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

EMPOWERMENT SOSIALISME

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

Mewaspadai Sindrom Politik ” Tiba-Tiba Baik” Jelang Pemilu 2024 di Wamena

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

“Kita Cinta Papua”: Slogan Memusnahkan Orang Asli Papua

2 years ago
Catatan Aktivis Papua

Yanuarius Lagowan: Untuk Papua Sampai Mati

2 years ago
Catatan Aktivis PapuaPerempuan & Anak

Putri Pemberontak Gigi Revolusi Dari Papua

1 year ago
Catatan Aktivis Papua

Genap Satu Tahun, Indonesia Abaikan Pilot Philip Marthens Ditangan Brigjen Egianus Kogeya

1 year ago
Previous Next
Adil Untuk PerubahanAdil Untuk Perubahan
Follow US
© 2025 Nirmeke. Design by Team IT Nirmeke. All Rights Reserved.
  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Iklan
  • Jasa Buat Website
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?