Oleh: Mr. Nomen
“Sa Hidup Dalam Noken Bersama Sa Mama Yang Hebat”
Sa lahir dan besar bersama noken. Noken membentuk saya menjadi pria yang kuat, sa tidur dalam noken yang dalam sa bahasa itu ”Paute”. Malam sa tidur diselimuti dalam noken hingga pagi tiba, sa tidur nyenyak dan nyaman seperti sa berbaring di kamar tidur empuk di hotel bintang lima.
Pagi tiba sa dengar mama punya suara membangunkan sa, sa terbangun baik dan lega. Mama su siapkan ubi (nota) dan sayur (napo) sebagai sarapan pagi sebelum pergi ke kebun.
Sa dengan mama bersama sa punya tanta (aba) pergi ke kebun. Jaraknya 3 km dari tong punya gubuk rumah tua. Mama bawah beberapa noken sebagai persiapan, sa juga mama kasih noken kecil. Singkat ceritanya, setelah kami panen keladi (nomo), ubi (nota), sayur (yatu), sayur ubi (notakau) kami pulang kembali kerumah membawa hasil panen tadi di sa punya noken mama isikan nota yang bagus-bagus untuk pulang mama masak untuk sa lagi.
Sa mama pikul tiga noken di kepalanya, sa mama itu perempuan yang kuat seperti perempuan Papua lainnya yang sa tahu. Sampai dirumah, sore sebelum tidur, mama masak ubi dan sayur, sa kembali tidur dalam noken yang mama sudah gantung di tiang rumah.
Sering saya tidur sambil makan ubi (nota) dan tertidur lelap dalam noken. Perjalanan hidup semacam ini adalah rutinitas hidup keluarga saya dan juga pada umumnya semua orang Papua sebagai bangsa yang berbudaya luhur.
Noken itu sa punya kamar tidur yang mama siapkan setiap malam. Sa nyaman dan berbaring nyenyak disana. Sa mama lahirkan sa dan membesarkan sa dalam noken. Mama juga hidup bersama noken, noken memang kehidupan kami, lahir dan besar bersama kami.
“Selamat Hari Noken untuk rakyat dan bangsa Papua”