Diskusi penting tapi bukan setiap hari. sekali dalam sebulan. materi diskusinya adalah update yang telah dikerjakan sebulan kemudian diskusikan kendala, hambatan dan peluang serta mencari solusi.
Bangun konsep dasar pembangunan kampung, terus dan terus memikirkan strategi dan taktik.
Kami Sarjana, kesarjanaan kami tumpul disini (dikampung). Dituntut untuk belajar lagi, dan pembelajaran kami untuk sekarang adalah belajar untuk hidup. Pembelajaran itu kami rasakan setelah keluar dari kampus. Ilmu jitu yakni ilmu menghidupkan. Praktis dan sesuai dengan kebutuhan kami disini, saat ini dan nanti.
Saya tidak bermaksud menyalahkan almamater, hanya saja mengkontekstualisasi pembelajaran di jurusan masing masing dengan melihat dan menafsir masa depan Papua adalah tugas berat yang tentu diemban dunia kampus masa kini.
Jujur, setelah selesai kuliah kami bingung harus buat apa. Orientasi kami hanya menjadi PNS. Namun sampai kapan formasi PNS itu kami tunggu? Bagaimana kami bisa hidup dihari hari ini? Inovasi dan kreativitas menjadi hal penting disini.
Belajar memang untuk hidup. Kata belajar melekat pada manusia baik yang sekolah maupun yang tidak sekolah. Sekarang tugas kita adalah belajar dan melakukan berdasarkan pembelajaran itu.
Jangan tunggu, peluang PNS belum tentu akan tiba. Waktu sedang jalan. Para sarjana yg sedang nganggur harus satukan barisan. Diskusi hal yang bisa dilakukan, terus berbagi ilmu antar sesama, ijazah kita tidak jamin kita hidup saat ini tapi ilmu yang kita pelajari akan antar kita dalam kehidupan saat ini.
Maka jangan lupa baca buku, kalo tidak tahu, harus tanya, tanya pada buku, orang dan om google dan diskusi.
Saatnya Para Sarjana Satukan Barisan dan Bangun Diskusi Bulanan!