Jayapura, nirmeke.com – Mahasiswa Jayawijaya kota studi Jayapura menyayangkan sikap ketua DPR Papua Jhon Banua Rouw seakan melihat sebelah mata peristiwa Wamena berdarah pada tanggal 23 Februari 2023. Dimana dalam peristiwa tersebut 11 orang meninggal dunia tertembak peluru oleh aparat keamanan TNI dan Polisi serta 23 lainnya luka-luka.
Hengky Hilapok aktivis mahasiswa Jayawijaya dalam release yang di terima nirmeke.com, Sabtu (11/3/2023), menegaskan, Ketua DPR Papua dipilih oleh masyarakat Lapago sebagai daerah pemilihannya sehingga punya kewajiban moril untuk melihat masalah yang terjadi di 8 kabupaten Provinsi Papua Pegunungan.
“Isu kemanusiaan kemarin di Wamena, tidak satupun stagmen yang dikeluarkan oleh seorang ketua DPR Papua, kehadiran dia di kursi legislatif patut dipertanyakan?,” tegasnya.
Lanjutnya, tindakan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan TNI dan Polri di Papua tidak pernah DPR Papua ambil langkah tegas untuk mengevaluasi kinerja mereka di lapangan, seakan dibiarkan.
“Hari ini mahasisiswa Jayawijaya mempertanyakan kepedulian ketua DPR Papua dalam menyelesaikan persoalan di Lapago, banyak warga sipil orang asli Papua ditembak mati, dimutilasi dan tangkap warga sipil tanpa prosedur hukum oleh aparat semena-mena kan tidak pernah disuarakan oleh ketua DPR Papua selama ini,” tegasnya.
Mahasiswa Jayawijaya sangat kecewa dengan sikap ketua DPR Papua yang tidak pro kepada masyarakat Papua, sehingga mahasiswa meminta Jhon Banua Rouw di periode berikut untuk mencari suara di tempat lain, jangan di Lapago.
“Kami sudah lihat kinerja ketua DPR Papua sehingga pemilihan besok kami harap dia tidak perlu mencalonkan diri dari Dapil bagian Lapago silahkan cari Dapil lain,” tegasnya.
DPR Papua harusnya menyelengarakan rapat Badan Musyawarah (Banmus), menghadirkan Pangdam, Kapolda dan Badan Intelijen Negara Daerah Papua mendengar langsung situasi Papua saat ini seperti apa? Karena banyak aparat terus dikirim ke Papua baik melalui laut dan udara, membuat situasi tidak aman bagi masyarakat sipil beraktifitas, karena selalu di curigai bagian dari organisasi pro perjuangan Papua Merdeka. (*)