Aktivis politik pro-kemerdekaan, Victor Yeimo telah ditangkap secara sewenang-wenang dan didakwa makar karena memprotes secara damai diskriminasi rasial di Indonesia.
Victor memimpin Komite Nasional Papua Barat, organisasi non-kekerasan terbesar dan paling teraniaya yang berjuang untuk penentuan nasib sendiri, dan merupakan juru bicara Petisi Rakyat Papua, jaringan 112 kelompok yang sebagian besar penduduk asli menentang perpanjangan status Otonomi Khusus di Barat. Papua.
Dia telah dituduh melakukan makar selama periode ketegangan yang meningkat di Papua Barat atas protesnya dalam pemberontakan tahun 2019. Selama dekade terakhir, pihak berwenang Indonesia semakin menindak kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul secara damai, dan menggunakan pelanggaran pengkhianatan yang tidak jelas untuk menuntut puluhan aktivis politik pro-kemerdekaan yang damai.
Dia telah ditahan di sel isolasi dan memiliki akses terbatas ke keluarga dan pengacaranya. Victor memiliki kondisi medis yang mengharuskannya untuk mendapatkan perawatan rutin.