Oleh: Benyamin Lagowan
1. Pengantar
Sensus Penduduk orang asli Papua (OAP) berdasarkan marga/keret pada tahun 2021 yang dilakukan Dinas Sosial, Kependudukan Provinsi Papua meskipun meragukan, setidaknya membuka mata kita akan update sementara data populasi orang asli Papua. Dibukanya data itu menjawab pertanyaan berbagai pihak tentang berapa sesungguhnya jumlah total populasi OAP di Papua dalam beberapa waktu terakhir dan saat ini, mengingat isu depopulasi OAP diduga kuat terjadi oleh beberapa pakar dan peneliti. Tulisan saya sebelumnya sudah mengungkapkan bahwa populasi Penduduk Papua sudah didominasi oleh migran atau pendatang (non Papua).
2. Total Populasi Penduduk Papua, OAP dan Suku Lanny
Total populasi penduduk Papua secara umum (belum /tidak termasuk Papua Barat) pada tahun 2021 adalah 4.303.707 jiwa (BPS,2021). Dari jumlah ini, jumlah penduduk migran/non Papua adalah 2.173.220 jiwa (57%). Sementara sisanya 2.130.487 jiwa (43%) adalah OAP. Dari total populasi OAP 2.130.487 jiwa (43%) itu, populasi terbanyak diisi oleh suku Lanny yaitu mencapai 31.35 % atau sebanyak 729.099 jiwa. Jumlah itu belum termasuk anak beranak dari suku tersebut yang kawin keluar ke suku lainnya. Dengan demikian, proyeksi jumlah populasi suku ini diperkirakan mencapai setengah populasi OAP di masa depan. Suatu keberuntungan di tengah ancaman depopulasi OAP yang mesti dicontohi oleh suku-suku lain di tanah Papua.
3. Populasi Penduduk Asli Suku Hubula Per 10 Marga Besar
Tulisan kali ini akan mencoba menganalisa berapa populasi penduduk suku Hubula berdasarkan data Dinsos tersebut berdasarkan total populasi 10 besar marga suku Hubula. Dari data Dinsos ini, maka didapatkan 10 marga besar dan jumlah populasinya sbb: 1) Mabel 13.879 jiwa 2) Siep 13.474 jiwa, 3) Asso 13.288 jiwa, 4) Matuan 10.834 jiwa, 5) Haluk 8.782 jiwa, 6) Kalolik 8.343 jiwa, 7) Elopere 7.782 jiwa, 8) Walilo 7.432 jiwa, 9) Hiluka 7.107 jiwa, 10) Itlay 6.141 jiwa. Total 10 besar marga suku Hubula ini adalah 97.062 jiwa (≥0,45%). Total populasi orang Hubula ini jika dijumlahkan total dengan marga lainnya yang masih di bawah angka 6000 an, maka diprediksi mencapai 100.000 jiwa atau 0.47% dari total populasi OAP.
4. Disandingkan Dengan Total Penduduk Kabupaten Jayawijaya 2021
Dengan total populasi suku Hubula tersebut, jika dibandingkan dengan total populasi penduduk Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2021 yang mencapai 269.553 jiwa, maka jumlah total populasi Suku Hubula di Jayawijaya diperkirrakan hanya 37%. Mengapa demikian, karena mayoritas marga-marga yang disebutkan di atas berdomisili di Kabupaten Jayawijaya. Meskipun sedikit bias, diprediksi ini tak terlalu jauh sebab Kab. Jayawijaya adalah kabupaten dengan mayoritas penduduk suku Hubula sejak dulu atau merupakan kabupaten asal suku Hubula. Meskipun sejak lama distribusi marga-marga suku Hubula juga terdapat di Kab. Yahukimo, Yalimo, Nduga maupun kab. Lainnya jumlah mereka masih terbilang (mungkin) sedikit.
Lantas, jika total populasi suku asli Hubula di Kab.Jayawijaya hanya 37%, maka sisanya sebanyak 63% itu berasal dari suku mana? Tentu jawabannya dari suku-suku asli Papua lainnya. Dan jika ditinjau data 2010 yang menyebutkan bahwa total OAP di Kabupaten Jayawijaya adalah sebanyak 177.581 jiwa, maka data ini sudah layak diragukan. Kemungkinan dari total populasi penduduk Jayawijaya 2021 sebanyak 269.553 jiwa tersebut, non Papua diprediksi telah mencapai angka ≥ 80.000 jiwa (31 %). Sementara Papua lainnya ≥ 90.000 jiwa (32%). Memang pada tahun 2010 total populasi penduduk non Papua di Jayawijaya hanya 18.025 jiwa. Tetapi mengingat laju pertumbuhan penduduk Jayawijaya yang sangat tinggi mencapai 100.000 jiwa hanya dalam kurun waktu 10 tahun, padahal dalam rentang waktu itu pembunuhan, kematian, angka kelahiran rendah hingga angka kematian OAP yang tinggi, diprediksi jumlah populasi OAP lebih rendah di banding non Papua. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir disaat meningkatnya eskalasi politik Papua, terjadi pendropan militer dalam skala besar. Wilayah Lapago, Kab. Jayawijaya menjadi pintu masuk dan wilayah sentral untuk 9 kabupaten lainnya sehingga hal tersebut diprediksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan laju pertumbuhan penduduk non Papua di wilayah ini.
5. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, jumlah populasi OAP dari suku Hubula saat ini sebanyak ≤100.000 jiwa atau 0.47% dari total Populasi orang asli Papua sesuai data OAP versi Dinsos Papua 2021/2022. Dan jika diasumsikan bahwa total jumlah suku Hubula itu berdomisili di kabupaten Jayawijaya, maka jumlahnya hanya 37% dari total 269.553 jiwa. Maka diprediksi jumlah Suku Non Papua berkisar ≤31% dan suku Papua asli lainnya sebanyak ≤32%. Artinya hanya beda-beda tipis. Dari analisa ini ditemukan bahwa Populasi suku Hubula nyaris berkembang lamban. Masih kalah jauh dari suku kerabatnya, suku Lanny yang menjadi suku dengan populasi terbanyak di Papua saat ini. Catatan menarik tapi sekaligus mengernyitkan dahi adalah jika memang benar bahwa total populasi suku Hubula hanya kurang dari 100.000 jiwa maka ini artinya selama hampir lebih dari 60 tahun sejak masuknya misionaris, jumlah populasi OAP di Lembah Agung Balim tetap statis. Tidak ada perubahan. Sebab jumlah tersebut tetap sama dengan perkiraaan pihak misi setelah menemukan Lembah Baliem pada pertengahan tahun 1950an hingga hari ini. Ini adalah sesuatu kondisi yang aneh dan mencengangkan.
Memang, untuk membuktikan data-data semacam ini, penting sekali dilakukan sensus OAP secara rutin dan reguler pada setiap kabupaten dan kota di seluruh tanah Papua sehingga jumlah total, maupun laju pertumbuhan penduduk OAP di tanah Papua dapat dipantau dari waktu ke waktu. Dengan demikian, benar tidaknya kekhawatiran bahwa kuantitas populasi OAP sedang menuju kepunahan itu dapat dipertanggung jawabkan secara objektif.
)*Penulis Adalah Aktivis Mahasiswa Papua Asal Wamena