Jakarta, nirmeke.com – Front Mahasiswa Katolik Se-Tanah Papua melakukan aksi demo damai di depan Kedutaan Besar Vatikan dan Konfrensi Wali Gereja Katolik (KWI) di Jakarta, menyikapi sikap KWI terhadap seruan moral pastor pribumi dan seruan moral Dewan Gereja Papua atas situasi konflik di tanah Papua.
Hal tersebut disampaikan Yora Logo, koordinator lapangan aksi demontrasi damai di Jakarta, Jumat, (12/10/2021), bersama dengan peringatan hari HAM se Dunia.
“Tujuan kami aksi disana menghadapi sikap KWI terhadap seruan moral pendeta pribumi dan seruan moral dewan gereja Papua atas situasi konflik kontak Senjata TPNPB OPM dan TNI-Polri dimana dalam seruan moral tersebut dapat menyampaikan masalah Papua harus diselesaikan dengan dialog kedua pihak,” tegasnya.
Selain itu, umat Katolik Pribumi Papua mendesak melalui Kedubes Vatikan dan KWI menyampaikan situasi konflik Papua kepada bapak pemimpin Katolik Paus Fransiskus di Vatikan.
“Kami sebagai warga umat Katolik Pribumi Papua mendesak, meminta bapak KWI Mgr Ignatius Suharyo segera mencabut stagmen mendukung kebijakan pemerintah atas situasi konflik Papua yang memojokan umat Tuhan,” jelasnya.
Lanjutnya, sebagai umat katolik merasa KWI membungkam seruan moral pastor di Papua yang mana gereja katolik menjadi tembok terakhir pengaduan, agar dapat menyelamatkan umat Tuhan yang tersisa di tanah Papua.
Ambrosius Mulait, umat katolik Papua yang ada di Jakarta menambahkan selain itu mereka juga mendesak pihak KWI melaporkan berbagai masalah di Papua ke Paus di Vatikan, karena konflik konflik di Papua berbasis umat katolik.
“Misalnya kematian Katekis Rafianus Tigai, dan konflik kekerasan di Papua selama ini gereja katolik diam diri lebih mendukung kebijakan pemerintah yang tidak punya pesien penderitaan umat Tuhan di Papua,” tegasnya.
Mulai dinyatakan, harapan umat katolik pribumi di Papua menginginkan keluasan uskup, Jayapura, dan Timika harus diisi oleh pendeta pribumi yang paham sosiologi umat di daerahnya.
“kami Umat Pribumi Katolik Se-Tanah Papua menuntut pergantian uskup khususnya Keuskupan Jayapura dan Keuskupan Mimika harus diisi uskup Orang asli Papua. Kami Umat Katolik Pribumi Papua meminta pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus untuk merekomendasikan uskup asli Papua di 2 (dua) wilayah yaitu Keuskupan Jayapura dan keuskupan Timika,” tegasnya.
Bila harapan umat katolik se tanah Papua ini tidak diindahkan oleh pihak petinggi Gereja katolik, uskup, KWI, kedubes Vatikan kami umat Katolik Pribumi Papua siap bergabung Dominasi Gereja Katolik di wilayah Pasifik.
“Mereka secara Ras sama lebih memiliki pessien, atas penderitaan dan dapat menyelamatkan umat Tuhan yang tersisah di Tanah Leluhur Kami Papua Barat,” tegasnya. (*)
Reporter : Aguz Pabika